KOMPAS.com – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia optimistis bahwa industri kendaraan listrik di ASEAN bakal berkembang.
Hal tersebut disampaikan Bahlil dalam sesi Pertemuan ASEAN Economic Ministers’ (AEM) Meeting - ASEAN Investment Area (AIA) Council di Semarang, Sabtu (19/8/2023).
Bahlil mendotong negara-negara anggota ASEAN berkolaborasi dalam mengembangkan ekosistem kendaraan listrik.
Baca juga: Solusi KLHK Tekan Polusi, Dorong Kendaraan Listrik dan Uji Emisi
Dia menambahkan, ASEAN harus terus meningkatkan capaiannya dalam menarik investasi hijau dan berkelanjutan, dalam hal ini terkait dengan pengembangan kendaraan listrik.
Apalagi, pada 2022, investasi dunia terkait kendaraan listrik di ASEAN meningkat tajam hingga 570 persen mencapai 18 miliar dollar AS.
Akan tetapi, Bahlil juga mengingatkan pentingnya untuk merumuskan formulasi bersama untuk pengembangan ekosistem kendaraan listrik di ASEAN.
Bahlil menuturkan, selama ini negara-negara ASEAN mengembangkan ekosistem kendaraan listrik sendiri seperti Indonesia, Malaysia, Vietnam, Thailand, dan lainnya.
Baca juga: Asia Tenggara Menuju Standardisasi Kendaraan Listrik
“Dan ini adalah bagian terpenting yang kita rumuskan,” ujar Bahlil sebagaimana dilansir dari siaran pers Kementerian Investasi/BKPM.
Kawasan ASEAN saat ini disebut sebagai tujuan utama investasi pengembangan ekosistem kendaraan listrik.
Hal tersebut terlihat di hampir semua negara anggota ASEAN telah memiliki program untuk mengembangkan kendaraan listrik.
Ditambah lagi, 10 produsen kendaraan listrik global teratas semuanya hadir di ASEAN dan sembilan dari 10 produsen baterai listrik aktif berinvestasi di kawasan ASEAN.
Baca juga: Inovasi Baterai Jadi Kunci Revolusi Kendaraan Listrik
Sementara itu, Deputi Direktur Jenderal Badan Investasi Asing, Kementerian Perencanaan dan Investasi Vietnam Nguyen Anh Tuan mengungkapkan, ada tren potensial untuk ASEAN berkolaborasi mengembangkan investasi, khususnya foreign direct investment (FDI), di sektor ekosistem kendaraan listrik.
Nguyen menyampaikan, perlunya solidaritas dan kolaborasi yang efektif dalam mengembangkan sektor potensial seperti kendaraan listrik agar memberikan kontribusi pada pembangunan berkelanjutan.
“Saya percaya bahwa ASEAN mampu menjadi daerah yang mengembangkan ekosistem kendaraan listrik,” ungkap Nguyen.
“Dan saya sepenuhnya setuju dengan Ketua bahwa untuk menarik FDI dan juga untuk mengembangkan sektor potensial seperti kendaraan listrik, kita tidak bisa melakukannya sendiri, kita perlu bekerja sama,” sambungnya.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya