Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pramono Dwi Susetyo
Pensiunan

Pemerhati masalah kehutanan; penulis buku

Kebakaran Hutan dan Lahan: Momok yang Belum Tuntas

Kompas.com - 07/09/2023, 16:36 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KEBAKARAN hutan dan lahan (karhutla) khususnya di lahan gambut di Pulau Sumatera dan Kalimantan diperkirakan akan semakin menjadi-jadi tahun ini, karena kekeringan dan kemarau panjang ditimpali fenomena El Nino.

Cuaca panas ekstrem terus terjadi dan rekor suhu permukaan kembali pecah di sejumlah negara sepanjang Agustus 2023.

Bencana akibat cuaca panas ekstrem melanda sejumlah negara. Ancaman kekeringan dan kebakaran hutan ikut menguat seiring prediksi El Nino yang berlanjut hingga Februari 2024 (Kompas, 22/08/2023).

Peringatan dini pernah disampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahwa prediksi musim kemarau 2023, akan lebih kering dibanding periode 2020-2022.

Kondisi kemarau yang diperkirakan lebih kering dibanding tiga tahun terakhir, bisa memicu kebakaran hutan dan lahan semakin mudah terjadi.

Dengan adanya prakiraan kemarau panjang itu, diharapkan semua pihak dapat menyusun strategi antisipasi sejak dini.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati pada 27 Januari lalu, mengatakan, saat musim kemarau tiga tahun terakhir, masih sering terjadi hujan. Namun kemaran tahun ini, intensitas hujan akan jauh menurun.

Karena itu, dia mengimbau semua pihak meningkatkan kewaspadaan, terutama di daerah-daerah yang selama ini masuk dalam kategori rawan karhutla, seperti di Sumatera, Kalimantan, dan Papua.

Peringati dini dari BMKG jauh-jauh hari ini, ternyata ditanggapi pemerintah dengan sikap “biasa-biasa” saja. Bussiness as usually.

Karhutla dianggap tamu rutin yang terjadi setiap tahun. Padahal adanya kemarau yang lebih panjang karena faktor El Nino dan suhu bumi yang meningkat, potensi karhutla akan lebih tinggi skala dan luasnya.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto menyatakan kewaspadaan penuh. Di laman resmi lembaga itu disampaikan langkah–langkah persiapan musim kemarau panjang 2023.

Kewaspadaan penuh yang dimaksud BNPB adalah cara-cara penanggulangan apabila terjadi karhutla dengan menyiapkan operasi darat dan udara serta melakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC).

Selain itu, menyiagakan lebih banyak helikopter, yakni 49 unit helikopter. Penyiapan helikopter oleh BNPB digunakan untuk patroli dan water bombing.

Pihaknya juga akan melakukan teknologi modifikasi cuaca untuk merekayasa cuaca, termasuk menyiapkan dana siap pakai untuk operasional.

Padahal dalam penanganan karhutla ada cara lain yang lebih efektif dibanding dengan penanggulangan, yakni cara pencegahan khususnya di lahan gambut yang banyak terdapat di  Sumatera dan Kalimantan.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau