Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Lahan Reklamasi di Bangka, Berbagai Satwa Dilindungi Menuju Kebebasan

Kompas.com, 10 September 2023, 19:25 WIB
Heru Dahnur ,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

"Pelaksanaan pengembangan pada lokasi ini mengutamakan pemberdayaan masyarakat lokal, dimana dengan adanya keterlibatan masyarakat akan lebih meningkatkan kepedulian masyarakat dan akan menunjang keberhasilan kegiatan pengembangan ini," beber Anggi.

Di area Kampoeng Reklamasi, dilakukan berbagai kegiatan antara lain pembibitan, pengomposan, budidaya ternak, budidaya ikan sistem biofloc, penanaman sayuran sistem hidroponik dan sistem alami, perbaikan void, tanaman buah dan tanaman kehutanan.

Kemudian terdapat satwa yang sudah mendapat izin penangkaran melalui PPS, yang dikelola oleh PT Timah Tbk dan berkolaborasi dengan salah satu yayasan pecinta satwa yaitu ALOBI.

Anggi mengatakan, pada lahan reklamasi sudah tumbuh tanaman buah yang bernilai jual, di antaranya lengkeng, rambutan rapiah, jeruk hana, mangga, sawo, alpukat, jeruk sankis hijau, manggis, kelapa pandan wangi dan berbagai jenis lainnya, termasuk buah lokal yaitu cermai dan rukam.

Selain tanaman buah yang sudah tertanam sebanyak 2.236 batang tersebut, juga terdapat tanaman kehutanan, tanaman lokal dan tanaman keras lainnya seperti gaharu, pelawan, cemara, ketapang, sengon, dan lain-lain sebanyak 8.230 batang.

Baca juga: Komitmen Petrokimia Gresik Dukung Pengelolaan Lingkungan di Jawa Timur

Sedangkan untuk di lokasi PPS sudah terdapat beberapa jenis satwa diantaranya burung kakaktua, burung nuri, rusa sambar, kijang, siamang, binturong, owa jawa, beruang, buaya, dan berbagai jenis lainnya.

Untuk fauna kita akan mengedepankan kekhasan dari Bangka Belitung seperti mentilin (tarsius bancanus) dan satwa lainnya.

Perbaikan void yang telah dilakukan, selain dapat dijadikan objek wisata air juga telah terdapat berbagai jenis ikan, diantaranya nila, patin, lele, kakap, gurame dan berbagai jenis ikan lokal lainnya.

Lokasi ini juga dijadikan tempat pengujian beberapa metode untuk mendapatkan aplikasi yang sesuai dengan jenis tanaman dan jenis lahan pasca penambangan dari berbagai Universitas, baik dari Universitas lokal Bangka maupun dari universitas dari luar Bangka.

Sejak tahun 2021 Kampoeng Reklamasi Air Jangkang sudah dikelola oleh anak perusahaan PT Timah Tbk yaitu PT Timah Agro Manunggal (TAM) dan sudah ada beberapa fasilitas yang dibangun untuk tujuan wisata diantaranya pembangunan kafe, area bermain anak-anak, kandang rusa dan beberapa spot foto.

Baca juga: PKM AKB Bantu Kelompok Tani Melon Kediri lewat Teknologi Pemberian Pupuk dan Monitoring Lingkungan

Tahun 2021 Unit Metalurgi Muntok mendapatkan PROPER Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Kampoeng Reklamasi Air Jangkang dijadikan sebagai lokasi penilaian pada aspek keanekaragaman hayati dan Aspek Inovasi Sosial.

Aspek keanekaragaman hayati melalui pengkayaan dan peningkatan jumlah, jenis flora dan fauna yang sudah ada setiap tahun dan untuk aspek inovasi sosial melalui program Kampong Agro Mandiri Terintegrasi (AMOI).

Aspek inovasi sosial ini terlaksana melalui program pembuatan kompos, peternakan dan pembibitan tanaman reklamasi yang direplikasikan ke masyarakat desa Air Putih pada tahun 2020 dan direplikasikan kembali di Kelurahan Tanjung pada tahun 2021 di Kabupaten Bangka Barat.

Selain merupakan kewajiban perusahaan untuk melakukan reklamasi, proyek ini juga sejalan dengan visi PT Timah Tbk selaku holding MIND ID yaitu menjadi perusahaan pertambangan terkemuka di dunia yang ramah lingkungan.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
BBM E10 Persen Dinilai Aman untuk Mesin dan Lebih Ramah Lingkungan
BBM E10 Persen Dinilai Aman untuk Mesin dan Lebih Ramah Lingkungan
Pemerintah
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
LSM/Figur
Tak Niat Atasi Krisis Iklim, Pemerintah Bahas Perdagangan Karbon untuk Cari Cuan
Tak Niat Atasi Krisis Iklim, Pemerintah Bahas Perdagangan Karbon untuk Cari Cuan
Pemerintah
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Blibli Tiket Action Gelar 'Langkah Membumi Ecoground 2025'
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Blibli Tiket Action Gelar "Langkah Membumi Ecoground 2025"
Swasta
PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Keringkan Kopi hingga Budi Daya Ikan di Gunung
PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Keringkan Kopi hingga Budi Daya Ikan di Gunung
BUMN
PBB Ungkap 2025 Jadi Salah Satu dari Tiga Tahun Terpanas Global
PBB Ungkap 2025 Jadi Salah Satu dari Tiga Tahun Terpanas Global
Pemerintah
Celios: RI Harus Tuntut Utang Pendanaan Iklim Dalam COP30 ke Negara Maju
Celios: RI Harus Tuntut Utang Pendanaan Iklim Dalam COP30 ke Negara Maju
LSM/Figur
Kapasitas Tanah Serap Karbon Turun Drastis di 2024
Kapasitas Tanah Serap Karbon Turun Drastis di 2024
Pemerintah
TFFF Resmi Diluncurkan di COP30, Bisakah Lindungi Hutan Tropis Dunia?
TFFF Resmi Diluncurkan di COP30, Bisakah Lindungi Hutan Tropis Dunia?
Pemerintah
COP30: Target Iklim 1,5 Derajat C yang Tak Tercapai adalah Kegagalan Moral
COP30: Target Iklim 1,5 Derajat C yang Tak Tercapai adalah Kegagalan Moral
Pemerintah
Trend Asia Nilai PLTSa Bukan EBT, Bukan Opsi Tepat Transisi Energi
Trend Asia Nilai PLTSa Bukan EBT, Bukan Opsi Tepat Transisi Energi
LSM/Figur
4.000 Hektare Lahan di TN Kerinci Seblat Dirambah, Sebagiannya untuk Sawit
4.000 Hektare Lahan di TN Kerinci Seblat Dirambah, Sebagiannya untuk Sawit
Pemerintah
Muara Laboh Diperluas, Australia Suntik Rp 240 Miliar untuk Geothermal
Muara Laboh Diperluas, Australia Suntik Rp 240 Miliar untuk Geothermal
Pemerintah
Bisa Suplai Listrik Stabil, Panas Bumi Lebih Tahan Krisis Iklim Ketimbang EBT Lain
Bisa Suplai Listrik Stabil, Panas Bumi Lebih Tahan Krisis Iklim Ketimbang EBT Lain
Swasta
BCA Ajak Penenun Kain Gunakan Pewarna Alami untuk Bidik Pasar Ekspor
BCA Ajak Penenun Kain Gunakan Pewarna Alami untuk Bidik Pasar Ekspor
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau