KOMPAS.com - Lebih dari 340 juta perempuan dan anak perempuan di seluruh dunia bakal hidup dalam kemiskinan ekstrem pada 2030 apabila kesenjangan gender terus terjadi.
Prediksi tersebut tertuang dalam laporan terbaru badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang fokus mengangkat pemberdayaan perempuan, UN Women, pada Kamis (7/9/2023).
Laporan terbaru dari UN Women tersebut menunjukkan gambaran suram capaian kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan dalam Sustainable Development Goals (SDGs).
Baca juga: Dorong Kesetaraan Gender Bisnis Digital, FWD Insurance Luncurkan InnovateHer Academy
Menurut laporan tersebut, dunia masih gagal mencapai kesetaraan gender meski sudah ada berbagai upaya.
Kegagalan menciptakan kesetaraan gender mengakibatkan perempuan dan anak perempuan berpotensi besar terjerembab dalam kemiskinan.
Dari segi pendapatan, masih terjadi ketimpangan yang besar. Jika tenaga kerja laki-laki dihargai 1 dollar AS, dengan beban yang sama perempuan hanya dibayar 51 sen dollar AS.
Jika tren yang ada saat ini terus berlanjut, hampir satu dari empat perempuan akan mengalami kerawanan pangan tingkat sedang atau parah, sebagaimana dilansir Anadolu Agency.
Baca juga: Butuh Tambahan Rp 5.520 Triliun untuk Capai Kesetaraan Gender di Dunia
Bila kondisi ini terus berlanjut, generasi perempuan berikutnya akan menghabiskan rata-rata 2,3 jam lebih banyak per hari untuk perawatan tidak berbayar dan pekerjaan rumah tangga dibandingkan laki-laki.
Untuk pertama kalinya, laporan tersebut juga memuat data perubahan iklim.
Pada pertengahan abad ini, perubahan iklim mungkin akan mendorong 158,3 juta lebih perempuan dan anak perempuan ke dalam kemiskinan.
Angka ini 16 juta lebih banyak dari jumlah total laki-laki dan anak laki-laki, menurut laporan tersebut.
''Kerawanan pangan diperkirakan akan berdampak pada lebih dari 236 juta perempuan dan anak perempuan akibat perubahan iklim,'' bunyi laporan tersebut.
Baca juga: Permasalahan Stunting Berkaitan Erat dengan Isu Gender
Menurut laporan tersebut, jumlah perempuan dan anak perempuan yang terkena dampak konflik mencapai 614 juta pada 2022,
Angka tersebut 50 persen lebih tinggi dibandingkan pada 2017.
''Secara global, dengan tingkat kemajuan saat ini, diperkirakan 110 juta anak perempuan dan perempuan muda akan putus sekolah pada 2030,'' tulis laporan itu.
Laporan tersebut menyatakan bahwa diperlukan tambahan 360 miliar dollar AS per tahun untuk mencapai kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan di dunia
Kegagalan untuk memprioritaskan kesetaraan gender saat ini dapat membahayakan seluruh tujuan dalam SDGs yang ingin dicapai pada 2030.
Baca juga: Gender dan Perubahan Iklim Jadi Topik dalam Dialog Nasional yang Digelar KPPPA dan KLHK
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya