KOMPAS.com - Sebagian besar orangtua ingin anak-anak mereka cerdas sehingga mereka dapat bersaing di dunia digital yang kompetitif.
Cara terbaik adalah memfasilitasinya dengan pendidikan berkualitas.
Meski demikian, sebagian orangtua merasa pendidikan berkualitas hanya bisa didapatkan dengan biaya tinggi.
Padahal, jika orang tua kreatif dan jeli, pendidikan tak harus didapat dari institusi resmi berbiaya. Sebab, perkembangan teknologi memungkinkan anak bisa mendapatkan sumber bacaan berkualitas sekalipun hanya menggunakan internet.
Hasil studi yang dipublikasi UNICEF dan Kominfo pada 2014 menyatakan bahwa 98 persen dari anak-anak dan remaja yang disurvei tahu tentang internet dan 79,5 persen di antaranya adalah pengguna internet.
Selain itu, biasanya anak-anak lebih mahir dalam menggunakan media digital.
Sayangnya, survei itu mendapati sedikit dari orangtua yang mengawasi anak-anak mereka ketika mengakses internet, dan sedikit pula yang menjadi 'teman' anaknya dalam berjejaring sosial.
Dampak buruknya, terjadi kecanduan gawai yang berisiko menyebabkan banyak orang kehilangan kendali atas waktu mereka, termasuk anak-anak.
Namun, tak selamanya dampak digitalisasi membawa risiko. Jika mau sedikit repot, orang tua bisa menjadi teman anak dalam mengakses internet semata-mata untuk mendapatkan fasilitas pendidikan yang berkualitas
Meski hal tersebut merupakan tantangan, tak ada salahnya orangtua ikut beradaptasi dan menemani anak menggunakan teknologi di era digital.
Tertarik? Anda bisa memulainya dengan langkah-langkah berikut:
Untuk membantu anak mendapatkan pendidikan berkualitas, pastikan orangtua dapat meminimalkan risiko anak kecanduan gawai atau media digital lainnya.
Karena itu, orang tua harus mengajarkan anak untuk mengatur waktunya sendiri sejak dini.
Orangtua dapat membantu anak menyeimbangkan waktu dalam menggunakan teknologi digital dan aktivitas lainnya, seperti berkebun, bermain, olahraga, belajar, dan berinteraksi dengan tetangga.
Anak punya kecenderungan meniru orang tua. Karenanya, beri mereka contoh yang baik.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya