Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agar Belajar Lebih Efektif, Ajari Anak Mencatat dengan Metode Cornell

Kompas.com, 12 September 2023, 18:47 WIB
Agis Maulana,
Sheila Respati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Saat ini, digitalisasi telah terjadi di segala bidang, termasuk pendidikan. Digitalisasi di bidang tersebut dipicu juga oleh terjadinya pandemi Covid-19 yang mengharuskan siswa mengikuti sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Materi diberikan oleh guru secara daring dan dibagikan untuk disimpan siswa dalam format digital. Model pembelajaran ini berlanjut hingga masa pascapandemi.

Namun ternyata, di tengah era digitalisasi, mencatat masih menjadi kebiasaan yang penting bagi siswa untuk mengoptimalisasi proses pemahaman mata pelajaran.

Dikutip dari Science Direct, mencatat materi pelajaran memiliki banyak manfaat. Siswa dapat lebih mudah memahami dan mengingat materi, memiliki tingkat fokus yang lebih baik, serta tidak tertinggal materi pelajaran.

Bahkan, terbukti bahwa anak yang belajar dengan cara mencatat materi pelajaran memiliki nilai yang lebih tinggi saat ujian daripada yang tidak.

Baca juga: Gaya Belajar Auditori: Pengertian dan Ciri-cirinya

Maka dari itu, penting bagi orangtua untuk tetap membiasakan anak untuk mencatat sejak usia dini sekolah. Jika anak sudah terbiasa mencatat sejak usia dini, maka ia akan melakukan pola tersebut hingga jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Untuk mendukung prestasi belajar anak, orangtua dapat membiasakan anak mencatat secara efektif dengan metode Cornell.

Dikutip dari McLaughlin Library, metode Cornell adalah cara efektif dalam mencatat, mengatur, dan menggunakan catatan. Metode ini pertama kali dikembangkan oleh Walter Pauk, profesor pendidikan di Universitas Cornell, Amerika Serikat pada era 1940-1950-an.

Dengan menggunakan metode ini, anak akan lebih mudah memahami pelajaran karena catatan ditulis dengan rapi dan ringkas. Lalu, anak pun dapat lebih fokus dalam belajar karena metode ini mengharuskan siswa untuk memperhatikan penjelasan dari guru.

Ketika fokus terbentuk, daya ingat anak dapat meningkat. Hal ini memiliki dampak positif berupa peningkatan kualitas belajar.

Langkah mencatat dengan metode Cornell

Dilansir dari Universitas Cornell, langkah-langkah dalam mencatat dengan metode Cornell adalah sebagai berikut.

1. Persiapkan materi

Materi yang ingin dicatat dapat berupa teks, bahan presentasi, atau informasi lain yang ingin dipelajari. Sebagai orangtua, Anda dapat membantu menyiapkannya.

2. Bagi catatan menjadi tiga bagian

Orangtua dapat mengarahkan anak untuk membagi catatan menjadi tiga bagian.

Kolom paling besar, yaitu kolom yang digunakan untuk menulis catatan materi sekolah dapat diletakkan di sebelah kanan. Kemudian, kolom kecil di sebelah kiri dapat diisi dengan kata kunci. Terakhir, kolom di bawah digunakan untuk menulis ringkasan.

Baca juga: Gaya Belajar Visual: Pengertian dan Ciri-cirinya

Pembagian catatan ini bertujuan agar anak mudah mengetahui inti dari materi yang disampaikan guru. Dengan ruang yang kecil untuk menulis materi, anak juga diharuskan menulis seringkas mungkin yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritisnya.

3. Buat pertanyaan

Dari kata kunci yang telah dibuat sebelumnya, orangtua dapat meminta anak membuat pertanyaan. Pertanyaan tersebut dapat menguji pemahaman anak.

4. Tinjau kembali catatan yang telah dibuat

Penting bagi anak untuk meninjau kembali catatan yang telah dibuatnya. Hal ini dilakukan agar anak mengingat materi yang sudah dipelajari. Ulangi secara rutin setiap anak selesai menulis catatan.

Dengan menerapkan keempat langkah di atas, aktivitas mencatat tidak akan membosankan dan lebih efektif. Memang, metode ini tidak mudah diterapkan dan membutuhkan dukungan orangtua serta guru di sekolah. Namun, tidak ada salahnya untuk mulai membiasakan anak menerapkan metode ini dari langkah kecil.

Yuk, terapkan metode ini dan ikut berperan dalam perkembangan pendidikan yang berkualitas bagi anak!

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Riset CELIOS: Lapangan Kerja dari Program MBG Terbatas dan Tak Merata
Riset CELIOS: Lapangan Kerja dari Program MBG Terbatas dan Tak Merata
LSM/Figur
Presiden Prabowo Beri 20.000 Hektar Lahan di Aceh untuk Gajah
Presiden Prabowo Beri 20.000 Hektar Lahan di Aceh untuk Gajah
Pemerintah
IWGFF: Bank Tak Ikut Tren Investasi Hijau, Risiko Reputasi akan Tinggi
IWGFF: Bank Tak Ikut Tren Investasi Hijau, Risiko Reputasi akan Tinggi
LSM/Figur
MBG Bikin Anak Lebih Aktif, Fokus, dan Rajin Belajar di Sekolah?, Riset Ini Ungkap Persepsi Orang Tua
MBG Bikin Anak Lebih Aktif, Fokus, dan Rajin Belajar di Sekolah?, Riset Ini Ungkap Persepsi Orang Tua
LSM/Figur
Mikroplastik Bisa Sebarkan Patogen Berbahaya, Ini Dampaknya untuk Kesehatan
Mikroplastik Bisa Sebarkan Patogen Berbahaya, Ini Dampaknya untuk Kesehatan
LSM/Figur
Greenpeace Soroti Krisis Iklim di Tengah Minimnya Ruang Aman Warga Jakarta
Greenpeace Soroti Krisis Iklim di Tengah Minimnya Ruang Aman Warga Jakarta
LSM/Figur
Interpol Sita 30.000 Satwa dan Tanaman Ilegal di 134 Negara, Perdagangan Daging Meningkat
Interpol Sita 30.000 Satwa dan Tanaman Ilegal di 134 Negara, Perdagangan Daging Meningkat
Pemerintah
PHE Konsisten Lestarikan Elang Jawa di Kamojang Jawa Barat
PHE Konsisten Lestarikan Elang Jawa di Kamojang Jawa Barat
Pemerintah
Indeks Investasi Hijau Ungkap Bank Nasional di Posisi Teratas Jalankan ESG
Indeks Investasi Hijau Ungkap Bank Nasional di Posisi Teratas Jalankan ESG
LSM/Figur
Korea Selatan Larang Label Plastik di Botol Air Minum per Januari 2026
Korea Selatan Larang Label Plastik di Botol Air Minum per Januari 2026
Pemerintah
Aturan Baru Uni Eropa, Wajibkan 25 Persen Plastik Daur Ulang di Mobil Baru
Aturan Baru Uni Eropa, Wajibkan 25 Persen Plastik Daur Ulang di Mobil Baru
Pemerintah
BRIN Soroti Banjir Sumatera, Indonesia Dinilai Tak Belajar dari Sejarah
BRIN Soroti Banjir Sumatera, Indonesia Dinilai Tak Belajar dari Sejarah
Pemerintah
KLH Periksa 8 Perusahaan Diduga Picu Banjir di Sumatera Utara
KLH Periksa 8 Perusahaan Diduga Picu Banjir di Sumatera Utara
Pemerintah
Banjir Sumatera, BMKG Dinilai Belum Serius Beri Peringatan Dini dan Dampaknya
Banjir Sumatera, BMKG Dinilai Belum Serius Beri Peringatan Dini dan Dampaknya
LSM/Figur
Mengenal Kemitraan Satu Atap Anak Usaha TAPG di Kalimantan Tengah, Apa Itu?
Mengenal Kemitraan Satu Atap Anak Usaha TAPG di Kalimantan Tengah, Apa Itu?
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau