Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/09/2023, 06:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

Metanol hijau dengan cepat mendapat peringkat sebagai solusi energi ramah lingkungan. Kendati demikian, ini dianggap bukan alternatif yang sempurna.

Baca juga: Energi Ramah Lingkungan Pengaruhi Keberlanjutan Bisnis Jangka Panjang

Terlepas dari manfaatnya bagi lingkungan, Forum Ekonomi Dunia (WEF) mencatat bahwa pemanfaatan metanol hijau masih terkendala biaya, karena harga produksinya masih lebih mahal dibandingkan metanol yang dihasilkan bahan bakar fosil.

Selain itu, ada juga kekhawatiran mengenai keamanannya, karena metanol bersifat beracun, mudah terbakar, dan berpotensi meledak. Ini artinya metanol harus disimpan dan ditangani dengan hati-hati.

Potensi pasar

Produksi metanol ramah lingkungan pun masih rendah, alias kurang dari 0,2 juta ton setiap tahunnya, dibandingkan 98 juta ton metanol konvensional yang terbuat dari bahan bakar fosil.

Namun, menurut angka dari Badan Energi Terbarukan Internasional (IRENA), pasar metanol hijau terus berkembang, seiring dengan semakin banyaknya negara dan industri yang menyadari potensinya.

Baca juga: Ini Kriteria Bandara Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan

Selain investasi sektor maritim pada bahan bakar ramah lingkungan, China juga mulai menggunakannya pada bus dan kendaraan berat.

Maersk dan kelompok industri Denmark yang lebih luas, AP Moller, juga menggandakan penggunaan metanol hijau. Mereka telah membentuk perusahaan baru, C2X, untuk memproduksi metanol bersih dan menargetkan produksi tahunan lebih dari tiga juta ton pada tahun 2030.

Proyek metanol hijau berskala besar, termasuk di pelabuhan Huelva Spanyol dan dekat Terusan Suez di Mesir, akan membantu mencapai tujuan ini.

Ursula juga menyoroti peran hidrogen ramah lingkungan dalam transisi energi Eropa. Pada tahun 2030 Uni Eropa memiliki ambisi untuk memproduksi dan mengimpor 20 juta ton hidrogen terbarukan setiap tahun.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com