Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/09/2023, 08:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

Berdasarkan perkiraan industri, permintaan global tahunan atas kredit karbon dapat meningkat hingga 1,5 hingga 2,0 gigaton CO2 pada tahun 2030 dan hingga 7 hingga 13 GtCO2 pada tahun 2050.

Hal ini juga berarti ukuran VCM dapat mencapai antara 30 miliar dan 50 miliar dollar AS atau ekuivalen Rp 464,7 triliun-Rp 774,6 triliun pada akhir dekade ini, bergantung pada berbagai faktor, termasuk harga.

Berdasarkan analisis McKinsey, pasokan kredit karbon untuk memenuhi proyeksi permintaan tersebut akan berasal dari kategori berikut: menghindari hilangnya alam (termasuk penggundulan hutan).

Kemudian penyerapan berbasis alam, seperti reboisasi; penghindaran atau pengurangan emisi seperti metana dari tempat pembuangan sampah; dan penghilangan karbon dioksida dari atmosfer berbasis teknologi.

Meskipun masa depan bisnis berkelanjutan dapat diwujudkan melalui kredit karbon, masih ada sejumlah tantangan yang mungkin menghalangi pengembangan VCM.

Jika tidak diatasi sepenuhnya, hambatan ini dapat menurunkan pasokan dari 8-12 GtCO2 per tahun menjadi 1-5 GtCO2.

Tantangan utama tersebut meliputi, sebagian besar pasokan kredit karbon berbasis alam terkonsentrasi di beberapa negara, kesulitan dalam menarik pendanaan yang cukup, jeda waktu yang lama antara peningkatan modal dan penjualan kredit karbon. 

Baca juga: Perlunya Transparansi Radikal untuk Pasar Karbon Sukarela

Selanjutnya, metode penghitungan dan verifikasi karbon berbeda-beda, sehingga menghasilkan pasokan kredit karbon berkualitas tinggi.

Selain itu adanya kebingungan dalam definisi manfaat tambahan kredit (manfaat di luar pengurangan karbon), dan waktu tunggu yang lama dalam memverifikasi kualitas kredit karbon, merupakan hal yang sangat penting untuk mencapai integritas pasar.

Masalah lainnya termasuk permintaan yang tidak dapat diprediksi, likuiditas yang rendah, dan ketersediaan data yang terbatas.

Meskipun tantangan-tantangan ini sungguh menakutkan, namun bukan berarti tantangan-tantangan tersebut tidak dapat diatasi.

Dengan mengadopsi praktik terbaik dalam menggunakan dan mengintegrasikan kredit karbon ke dalam langkah-langkah mitigasi perubahan iklim, VCM dapat membantu mengamankan masa depan bisnis berkelanjutan.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pakai Kapal Canggih, OceanX Bakal Eksplorasi Lautan Indonesia

Pakai Kapal Canggih, OceanX Bakal Eksplorasi Lautan Indonesia

Pemerintah
Sejak Perjanjian Paris, Bank Masih Gelontorkan Rp 110 Kuadriliun ke Industri Energi Fosil

Sejak Perjanjian Paris, Bank Masih Gelontorkan Rp 110 Kuadriliun ke Industri Energi Fosil

Pemerintah
Model 'Community-Supported Agriculture', Solusi 'Food Loss and Waste'

Model "Community-Supported Agriculture", Solusi "Food Loss and Waste"

Pemerintah
BW Kehati Data Keanekaragaman Hayati di Perkotaan

BW Kehati Data Keanekaragaman Hayati di Perkotaan

Pemerintah
Gelombang Panas di Filipina Tak Mungkin Terjadi Tanpa Krisis Iklim

Gelombang Panas di Filipina Tak Mungkin Terjadi Tanpa Krisis Iklim

LSM/Figur
IPA Convex 2024 Digelar, Jadi Momentum Ketahanan Energi Berkelanjutan

IPA Convex 2024 Digelar, Jadi Momentum Ketahanan Energi Berkelanjutan

Swasta
BRIN: Indonesia Terlindungi dari Gelombang Panas karena Awan

BRIN: Indonesia Terlindungi dari Gelombang Panas karena Awan

Pemerintah
Pemberdayaan Perempuan Jadi Kunci Atasi Kemiskinan Ekstrem

Pemberdayaan Perempuan Jadi Kunci Atasi Kemiskinan Ekstrem

Pemerintah
60 Inovator ASEAN Blue Economy Innovation Bakal Dapat 40.000 Dollar AS

60 Inovator ASEAN Blue Economy Innovation Bakal Dapat 40.000 Dollar AS

Pemerintah
Groundbreaking Proyek RDF, WIKA Siap Reduksi Sampah 2.500 Ton per Hari

Groundbreaking Proyek RDF, WIKA Siap Reduksi Sampah 2.500 Ton per Hari

BUMN
Potensi Devisa Rp 1,3 Triliun, Oleh-oleh Sandiaga dari UEA dan Korsel

Potensi Devisa Rp 1,3 Triliun, Oleh-oleh Sandiaga dari UEA dan Korsel

Pemerintah
Komnas Perempuan Minta Pemerintah Bentuk Pemantau Femisida

Komnas Perempuan Minta Pemerintah Bentuk Pemantau Femisida

Pemerintah
Dicari, Inovator di 10 Negara ASEAN dan Timor Leste untuk Proyek Blue Economy

Dicari, Inovator di 10 Negara ASEAN dan Timor Leste untuk Proyek Blue Economy

Pemerintah
Konsisten Berdayakan Peternak Sapi, Human Initiative Torehkan Jejak Manis di NTT

Konsisten Berdayakan Peternak Sapi, Human Initiative Torehkan Jejak Manis di NTT

Advertorial
Mengenal Melukat, Ritual Pembersihan Diri di Bali Jadi Agenda WWF

Mengenal Melukat, Ritual Pembersihan Diri di Bali Jadi Agenda WWF

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com