Berdasarkan perkiraan industri, permintaan global tahunan atas kredit karbon dapat meningkat hingga 1,5 hingga 2,0 gigaton CO2 pada tahun 2030 dan hingga 7 hingga 13 GtCO2 pada tahun 2050.
Hal ini juga berarti ukuran VCM dapat mencapai antara 30 miliar dan 50 miliar dollar AS atau ekuivalen Rp 464,7 triliun-Rp 774,6 triliun pada akhir dekade ini, bergantung pada berbagai faktor, termasuk harga.
Berdasarkan analisis McKinsey, pasokan kredit karbon untuk memenuhi proyeksi permintaan tersebut akan berasal dari kategori berikut: menghindari hilangnya alam (termasuk penggundulan hutan).
Kemudian penyerapan berbasis alam, seperti reboisasi; penghindaran atau pengurangan emisi seperti metana dari tempat pembuangan sampah; dan penghilangan karbon dioksida dari atmosfer berbasis teknologi.
Meskipun masa depan bisnis berkelanjutan dapat diwujudkan melalui kredit karbon, masih ada sejumlah tantangan yang mungkin menghalangi pengembangan VCM.
Jika tidak diatasi sepenuhnya, hambatan ini dapat menurunkan pasokan dari 8-12 GtCO2 per tahun menjadi 1-5 GtCO2.
Tantangan utama tersebut meliputi, sebagian besar pasokan kredit karbon berbasis alam terkonsentrasi di beberapa negara, kesulitan dalam menarik pendanaan yang cukup, jeda waktu yang lama antara peningkatan modal dan penjualan kredit karbon.
Baca juga: Perlunya Transparansi Radikal untuk Pasar Karbon Sukarela
Selanjutnya, metode penghitungan dan verifikasi karbon berbeda-beda, sehingga menghasilkan pasokan kredit karbon berkualitas tinggi.
Selain itu adanya kebingungan dalam definisi manfaat tambahan kredit (manfaat di luar pengurangan karbon), dan waktu tunggu yang lama dalam memverifikasi kualitas kredit karbon, merupakan hal yang sangat penting untuk mencapai integritas pasar.
Masalah lainnya termasuk permintaan yang tidak dapat diprediksi, likuiditas yang rendah, dan ketersediaan data yang terbatas.
Meskipun tantangan-tantangan ini sungguh menakutkan, namun bukan berarti tantangan-tantangan tersebut tidak dapat diatasi.
Dengan mengadopsi praktik terbaik dalam menggunakan dan mengintegrasikan kredit karbon ke dalam langkah-langkah mitigasi perubahan iklim, VCM dapat membantu mengamankan masa depan bisnis berkelanjutan.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya