Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/10/2023, 08:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Pemerintah Inggris mengucurkan dana hibah sebesar 27,2 juta dollar AS atau Rp 514 miliar kepada Indonesia untuk Inisiatif Pembangunan Rendah Karbon (PRK) atau Low Carbon Development Initiative (LCDI) tahap kedua.

Hibah tersebut diberikan melalui Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) yang bekerja sama dengan Foreign Commonwealth and Development Office (UK-FCDO).

Penandatanganan technical agreement mengenai Program Inisiatif PRK atau LCDI tahap kedua tersebut dilakukan Kantor Bappenas, Jakarta, Senin (2/10/2023).

Baca juga: Ekonomi Hijau Jadi Salah Satu Arah Kebijakan Indonesia

Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan, saat ini Indonesia menghadapi tantangan berupa krisis iklim, meningkatnya polusi, hingga hilangnya keanekaragaman hayati.

Dia menambahkan, ketiga krisis tersebut saling berhubungan satu sama lain dalam ekosistem.

"Terlebih, krisis ini juga mengancam pencapaian target pembangunan, termasuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) dan rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045," ujar Suharso Monoarfa dalam keterangan tertulis.

Dia mengapresiasi dukungan Pemerintah Inggris dalam melanjutkan hibah Inisiatif PRK atau LCDI, sebagaimana dilansir Antara.

Baca juga: Ini Manfaat Infrastruktur Hijau di Perkotaan, Tingkatkan Kualitas Hidup sampai Perekonomian

Suharso berharap, kerja sama tersebut dapat memperkuat perencanaan dan penerapan ekonomi hijau di Indonesia melalui pembangunan rendah karbon dan berketahanan iklim.

Hal tersebut sesuai dengan salah satu agenda pembangunan yang telah ditetapkan dalam rancangan RPJPN 2025-2045.

Selain itu, kesepakatan ini dilakukan untuk mendukung pencapaian target netralitas karbon alias net zero emissions (NZE) pada 2060 atau lebih cepat.

"Untuk itu, transformasi ekonomi diperlukan, yakni melalui ekonomi hijau yang menempatkan pembangunan rendah karbon dan berketahanan iklim sebagai tulang punggung dari jalan pembangunan kita," ungkap Suharso.

Baca juga: Ekonomi Hijau Jadi Sumber Baru Pertumbuhan Berkelanjutan

Hibah LCDI dinilai akan memperkuat pembangunan rendah karbon di berbagai daerah di Indonesia sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Hal ini diimplementasikan melalui integrasi pembangunan rendah karbon dan berketahanan iklim ke dalam dokumen perencanaan pembangunan jangka menengah secara nasional maupun daerah, peningkatan kapabilitas, pengembangan kebijakan berbasis ilmu pengetahuan, dan uji coba teknologi rendah karbon yang inovatif.

Menteri Inggris untuk Indo Pasifik Anne-Marie Trevelyan menyampaikan, perekonomian maupun inovasi Indonesia yang berkembang pesat memberikan peluang yang lebih besar bagi kedua negara untuk bekerja sama.

Kerja sama yang dimaksud mulai dari perdagangan dan investasi hingga kerja sama ilmu pengetahuan dan teknologi.

"Inisiatif PRK akan memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia terus berkelanjutan dan memiliki ketahanan terhadap dampak perubahan iklim serta memberikan manfaat bagi masyarakat di Inggris, Indonesia, dan seluruh Indo-Pasifik," kata Trevelyan.

Baca juga: Ekspansi di Bali, ATW Solar dan SED Dorong Kemandirian Energi Hijau

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Kemenhut: Tambang Masih Bakal Lanjut tetapi Disertai Rehabilitasi
Kemenhut: Tambang Masih Bakal Lanjut tetapi Disertai Rehabilitasi
Pemerintah
Masjid Jami Soeprapto Soeparno Dibangun, Simbol Inklusi dan Upaya Merawat Nilai-nilai Sosial
Masjid Jami Soeprapto Soeparno Dibangun, Simbol Inklusi dan Upaya Merawat Nilai-nilai Sosial
Swasta
Sun Energy Gandeng UI Tingkatkan Kompetensi Mahasiswa dalam 'Green Job' Energi Surya
Sun Energy Gandeng UI Tingkatkan Kompetensi Mahasiswa dalam "Green Job" Energi Surya
Swasta
14 dari 15 Jenis Tarsius Ada di Indonesia, tapi Habitatnya Terus Tergerus
14 dari 15 Jenis Tarsius Ada di Indonesia, tapi Habitatnya Terus Tergerus
Swasta
Lahan Kritis Capai 12 Juta Hektare, Kemenhut Beberkan Rencana Mengatasinya
Lahan Kritis Capai 12 Juta Hektare, Kemenhut Beberkan Rencana Mengatasinya
Pemerintah
Sederet Langkah Pemerintah Genjot EBT untuk Amankan Energi
Sederet Langkah Pemerintah Genjot EBT untuk Amankan Energi
Pemerintah
Resistensi Antimikroba Berpotensi Rugikan Ekonomi Global 100 Triliun Dolar AS
Resistensi Antimikroba Berpotensi Rugikan Ekonomi Global 100 Triliun Dolar AS
LSM/Figur
OceanX–BRIN–KI Dukung Target Konservasi dan Perikanan Berkelanjutan
OceanX–BRIN–KI Dukung Target Konservasi dan Perikanan Berkelanjutan
LSM/Figur
Biochar Diangkat Jadi Andalan Baru Tekan Emisi GRK
Biochar Diangkat Jadi Andalan Baru Tekan Emisi GRK
Pemerintah
Sistem Pangan Berkelanjutan Punya 3 Hambatan, Salah Satunya Makanan Murah
Sistem Pangan Berkelanjutan Punya 3 Hambatan, Salah Satunya Makanan Murah
Pemerintah
Inggris Genjot Tenaga Angin Darat, Target 29 GW pada 2030
Inggris Genjot Tenaga Angin Darat, Target 29 GW pada 2030
Pemerintah
Perubahan Iklim Terlalu Cepat, Hutan Pun Sulit Beradaptasi
Perubahan Iklim Terlalu Cepat, Hutan Pun Sulit Beradaptasi
LSM/Figur
Waste Station dan Single Stream Recycling, Strategi Rekosistem Ajak Anak Muda Kelola Sampah
Waste Station dan Single Stream Recycling, Strategi Rekosistem Ajak Anak Muda Kelola Sampah
Swasta
Dari Leuser hingga Jakarta, Perempuan dan Komunitas Muda Jadi Garda Depan Lingkungan
Dari Leuser hingga Jakarta, Perempuan dan Komunitas Muda Jadi Garda Depan Lingkungan
LSM/Figur
FIF Kembangkan UMKM hingga Pensiunan lewat Pendanaan Tanpa Bunga
FIF Kembangkan UMKM hingga Pensiunan lewat Pendanaan Tanpa Bunga
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau