Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AIS Forum Gandeng Akademisi Kembangkan Sistem Perikanan Berkelanjutan

Kompas.com - 13/10/2023, 08:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Archipelagic and Island States (AIS) Forum 2023 mengajak sejumlah perguruan tinggi dan lembaga penelitian berkolaborasi mengembangkan solusi untuk menghadapi berbagai masalah di laut, termasuk perikanan.

Dalam KTT AIS Forum 2023 di Bali, forum mengajak James Cook University (JCU) Singapura dan Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado mengembangkan teknologi di bidang perikanan.

Teknologi tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat bagi nelayan kecil serta pengelolaan pasokan ikan yang berkelanjutan.

Baca juga: Tantangan Pembangunan Berkelanjutan Daerah di Tengah Perubahan Iklim

Untuk diketahui, Indonesia adalah salah satu produsen ikan terbesar di dunia, sebagaimana dilansir dari siaran pers Tim Komunikasi dan Media KTT AIS Forum 2023, Kamis (12/10/2023).

Pada 2023, Pemerintah Indonesia menargetkan sektor perikanan akan mampu menghasilkan 8,73 juta ton ikan.

Akan tetapi, besarnya potensi sektor perikanan yang dimiliki Indonesia membuat para peneliti kesulitan mengumpulkan dan menggunakan data secara efektif. Selain itu, mereka juga memiliki fokus untuk menjaga pasokan ikan tetap stabil.

Dua pakar perikanan, Neil Hutchinson dari JCU dan Gustaf Mamangkey dari Unsrat, berkolaborasi mengembangkan praktik pemanfaatan dan pengelolaan ikan yang berkelanjutan di Indonesia.

Baca juga: Lewat Heatech 2023, MEBI Dorong Percepatan Transisi Energi Berkelanjutan

Keduanya menggandeng blockchain Fishcoin mengembangkan praktik perikanan berkelanjutan di Indonesia dengan memanfaatkan teknologi seluler.

Dalam metode yang diterapkan, mereka menggandeng para nelayan dan meminta mereka melepaskan hasil tangkapan ikan yang masih berusia muda saat melaut.

Nelayan yang may melepaskan hasil tangkapan ikan yang masih berusia muda akan diberi insentif berupa pulsa seluler.

Melalui cara ini, para peneliti juga memiliki data para nelayan seperti siapa yang menangkap ikan, seberapa sering, dan ikan apa yang mereka tangkap.

Setelah dilepas kembali, ikan yang masih berusia muda memiliki kesempatan untuk tumbuh dan berkembang biak, sehingga bisa menjaga kestabilan populasi dan dapat ditangkap lagi di kemudian hari.

Baca juga: Gandeng “Stake Holder”, HM Sampoerna Gelar Forum Diskusi Wujudkan Tata Kelola Air Berkelanjutan

Dengan demikian, perekonomian masyarakat turut menguat karena ikan yang sudah dewasa memiliki nilai jual yang lebih tinggi.

Teknik atau metode tersebut dinamakan sebagai “tandai, lepaskan, dan tangkap kembali”.

Di samping itu, metode tersebut membantu peneliti mengumpulkan data penting yang dapat membantu dalam pengembangan perikanan di daerah, sekaligus mengetahui jumlah populasi ikan yang tersedia.

Informasi yang didapatkan tersebut dapat menjadi landasan untuk perancangan model perikanan yang lebih produktif dan ekonomis.

Proyek ini juga mencerminkan potensi besar yang dimiliki negara-negara AIS terkait pengembangan ekonomi biru dan pemberdayaan komunitas lokal.

Baca juga: Jasa Marga Incar Naik Level, Wujudkan Proses Bisnis Tol Berkelanjutan

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

CDP: Setengah Perusahaan Dunia Tak Gunakan Listrik Terbarukan

CDP: Setengah Perusahaan Dunia Tak Gunakan Listrik Terbarukan

LSM/Figur
PLN Jalin Kolaborasi dengan Pemain EBT Global untuk Transisi Energi

PLN Jalin Kolaborasi dengan Pemain EBT Global untuk Transisi Energi

Pemerintah
BP Taskin dan Genta Pangan Dorong Ketahanan Pangan Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

BP Taskin dan Genta Pangan Dorong Ketahanan Pangan Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

Pemerintah
Sistem Pangan Berkelanjutan Cegah 300 Juta Orang Kekurangan Gizi

Sistem Pangan Berkelanjutan Cegah 300 Juta Orang Kekurangan Gizi

Pemerintah
IFRS Foundation Terbitkan Panduan soal Keberlanjutan dalam Laporan Keuangan

IFRS Foundation Terbitkan Panduan soal Keberlanjutan dalam Laporan Keuangan

Swasta
WWF: Penurunan Populasi Satwa Liar Bisa Berdampak ke Ekonomi

WWF: Penurunan Populasi Satwa Liar Bisa Berdampak ke Ekonomi

LSM/Figur
Jakarta Dihantui Banjir Rob, Pemprov Bakal Bangun Tanggul Pantai

Jakarta Dihantui Banjir Rob, Pemprov Bakal Bangun Tanggul Pantai

Pemerintah
Perubahan Iklim Berakibat Kasus DBD Global Naik 19 Persen Tahun Ini

Perubahan Iklim Berakibat Kasus DBD Global Naik 19 Persen Tahun Ini

Pemerintah
5 Kerja Sama PLN untuk Transisi Energi pada COP29

5 Kerja Sama PLN untuk Transisi Energi pada COP29

Pemerintah
UMKM Butuh Dukungan 789 Miliar Dollar AS untuk Peluang Pertumbuhan Hijau

UMKM Butuh Dukungan 789 Miliar Dollar AS untuk Peluang Pertumbuhan Hijau

Pemerintah
Pemerintah Didesak Setop Perdagangan Karbon pada COP29

Pemerintah Didesak Setop Perdagangan Karbon pada COP29

LSM/Figur
Tanoto Foundation Gelar Simposium Perkuat Komitmen Kebijakan PAUD-HI

Tanoto Foundation Gelar Simposium Perkuat Komitmen Kebijakan PAUD-HI

LSM/Figur
90 Persen Pemimpin Bisnis Percaya AI Berdampak Positif pada Keberlanjutan

90 Persen Pemimpin Bisnis Percaya AI Berdampak Positif pada Keberlanjutan

Pemerintah
Sistem Penyimpanan Jadi Kunci Ketahanan Energi Terbarukan di Asia Tenggara

Sistem Penyimpanan Jadi Kunci Ketahanan Energi Terbarukan di Asia Tenggara

LSM/Figur
Bentuk Karakter Anak, KemenPPPA akan Hadirkan Ruang Bersama Merah Putih

Bentuk Karakter Anak, KemenPPPA akan Hadirkan Ruang Bersama Merah Putih

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau