KOMPAS.com - Pelaksanaan World Water Forum (WWF) ke-10 disebut menjadi momentum bagi Indonesia dan negara-negara kepulauan untuk meningkatkan akses ketersediaan air minum bagi masyarakat.
Hal tersebut disampaikan Juru Bicara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Endra S Atmawidjaja di Jakarta, Senin (16/10/2023).
Dia menuturkan, melalui gelaran WWF ke-10, Indonesia berperan menjadi fasilitator sekaligus salah satu negara yang berkomitmen mencapai target 100 persen akses air minum 2030.
Baca juga: Peningkatan Emisi GRK Dapat Picu Krisis Air
Pernyataan tersebut disampaikan Endra dalam diskusi daring Forum Merdeka Barat 9 Kementerian Komunikasi dan Informatika yang bertajuk “Kolaborasi Global Antisipasi Krisis Air Dampak Perubahan Iklim”.
Menurut Endra, memberikan akses air minum kepada seluruh lapisan masyarakat merupakan salah satu tujuan dalam Sustainable Development Goals (SDGs).
Tujuan nomor enam dalam SDGs adalah air bersih dan sanitasi layak, yang menyatakan bahwa akses air minum adalah hak asasi manusia yang penting untuk kehidupan dan kesehatan manusia.
Air minum yang aman dan bersih diperlukan untuk minum, memasak, dan mandi. Sementara air yang tidak aman dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti diare, kolera, dan disentri.
Baca juga: Empat Isu Air Penting Dibahas pada WWF 2024
“Namun beberapa negara masih belum on the line atas segala tantangan yang mereka dihadapi jadi perlu dalam event ini kita berperan menanamkan pentingnya kolaborasi untuk menjawab tantangan itu,” kata Endra, sebagaimana dilansir Antara.
Berdasarkan data dari Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), pada 2022 ada sekitar 2,2 miliar orang di dunia tidak memiliki akses ke air minum yang aman.
Dari jumlah tersebut, sekitar 673 juta orang hidup di Asia Selatan dan 263 juta orang hidup di Afrika Sub-Sahara.
PBB memprediksi, jumlah masyarakat dunia yang tidak mendapatkan akses terhadap air minum berpotensi akan bertambah atas kondisi krisis air akibat perubahan iklim ekstrem yang berlangsung dewasa ini.
Baca juga: Smart Pumping, Upaya Konservasi Sumber Daya Air dalam Pemenuhan Standar Industri Hijau
Endra menyebutkan, dampak krisis air tersebut tidak menutup kemungkinan juga terjadi di Indonesia.
Sebagai tuan rumah pelaksanaan WWF ke-10, Indonesia mengundang pimpinan dan perwakilan dari sekitar sebanyak 172 negara peserta untuk membahas dan mencari solusi ancaman krisis air dalam acara yang sedianya berlangsung di Bali pada Mei 2024.
Untuk itu, pemerintah Indonesia telah meluncurkan berbagai program untuk meningkatkan akses air minum seperti program Pamsimas dan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).
Program Pamsimas adalah program pemerintah untuk meningkatkan akses air minum dan sanitasi di pedesaan. Program ini dinilai berhasil meningkatkan akses air minum di 58.000 desa di Indonesia.
Baca juga: Petrokimia Gresik Dukung Pengembangan Energi Bersih Tanah Air
Sedangkan STBM adalah program pemerintah untuk meningkatkan akses sanitasi di seluruh Indonesia.
Program ini bertujuan untuk menghentikan praktik buang air besar sembarangan di tempat terbuka.
“Kita juga perlu melihat bagaimana inovasi dan kreatifitas negara lain mengatasi krisis air ini di negara mereka,” ucap Endra.
Baca juga: Pemerintah Perlu Galakkan Gerakan Hemat Air untuk Tangani Krisis
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya