KOMPAS.com – Ketahanan pangan menjadi salah satu fokus kerja sama yang akan didorong Indonesia dengan negara-negara Amerika Latin dan Karibia.
Hal tersebut disampaikan Wakil Menteri Luar Negeri Pahala Mansury dalam pembukaan Forum Bisnis Indonesia-Amerika Latin dan Karibia (INA-LAC) 2023 di Jakarta, Senin (16/10/2023).
Dia mengatakan ada tiga bidang potensial yang harus difokuskan dalam kerja sama yaitu memperluas perdagangan dan investasi, transisi energi, serta ketahanan pangan dan energi.
Baca juga: Pangan Lokal Jadi Solusi Krisis Pangan, tapi Ada Hambatan
“Indonesia dan Amerika Latin dan Karibia juga dapat memainkan peran penting dalam industri kendaraan listrik,” kata Pahala, sebagaimana dilansir Antara.
“Karena kita mempunyai cadangan mineral penting yang melimpah termasuk nikel, tembaga, kobalt, dan litium,” sambungnya.
Dia menekankan pentingnya ketahanan pangan dan energi bagi Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar dan terus tumbuh.
Menurut Pahala, Indonesia sangat bergantung pada impor untuk memenuhi kebutuhan pangan dan energi.
Baca juga: Pemerintah Harus Jamin Akses Masyarakat Beli Beras saat Harga Pangan Naik
Indonesia saat ini mengimpor sekitar 1,5 juta sapi setiap tahunnya dan sekitar 600.000 barel minyak beserta produk-produk turunannya setiap hari.
Oleh karena itu, dia mengatakan bahwa kerja sama dengan negara-negara Amerika Latin dan Karibia adalah salah satu cara untuk meningkatkan ketahanan pangan dan energi Indonesia.
“Kami melihat bahwa ini bukan hanya merupakan peluang bagi kami untuk benar-benar dapat bekerja di bidang perdagangan, tetapi juga bersama-sama mengembangkan rantai nilai pangan dan energi di Indonesia, serta investasi Indonesia di negara-negara Anda di bidang ini: energi dan ketahanan pangan,” ucapnya.
Pahala menyebut, total perdagangan Indonesia dan negara-negara Amerika Latin dan Karibia pada 2022 mencapai 13,10 miliar dollar AS (sekitar Rp 205,5 triliun), naik sekitar 24,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca juga: Tantangan Food Estate Indonesia Wujudkan Ketahanan Pangan Global
Sedangkan nilai investasi antara Indonesia, Amerika Latin, dan Karibia tercatat sekitar 11,3 juta dollar AS.
Meskipun angka-angka ini tumbuh secara signifikan, perdagangan Indonesia dengan Amerika Latin dan Karibia masih berpotensi besar untuk tumbuh.
Kementerian Luar Negeri RI akan menggelar INA-LAC pada 17 Oktober di Jakarta yang diikuti oleh sekitar 70 peserta, 43 di antaranya dari Indonesia.
Pada 2022, Forum Bisnis INA-LAC telah memfasilitasi lebih dari 100 pertemuan bisnis dengan kesepakatan bisnis mencapai 16,57 juta dollar AS (sekitar Rp 256,3 miliar) di berbagai sektor seperti pertambangan, pertanian, dan investasi properti.
Baca juga: Irjen Kementan: 20 Persen Dana Desa untuk Sektor Pangan
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya