Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turunkan Angka Stunting Indonesia lewat Makanan yang Terjangkau

Kompas.com - 18/10/2023, 13:40 WIB
Nur Melati Syamdani,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada 2022 menunjukan bahwa angka stunting di Indonesia mencapai 21,6 persen.

Angka tersebut berada di atas ambang batas standar yang ditetapkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO), yakni sebesar 20 persen.

Besarnya angka stunting menjadi permasalahan yang perlu diselesaikan melalui Sustainable Development Goals (SDGs) poin 2.2. Begini bunyinya.

“Pada tahun 2030, menghilangkan segala bentuk kekurangan gizi, termasuk pada tahun 2025 mencapai target yang disepakati secara internasional untuk anak pendek dan kurus di bawah usia 5 tahun, dan memenuhi kebutuhan gizi remaja perempuan, ibu hamil dan menyusui, serta manula”

Dilansir dari Kompas.com (28/1/2023), Direktur Jenderal (Dirjen) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Maria Endang Sumiwi, stunting dapat terjadi karena weight faltering atau berat badan tidak naik sesuai standar.

“Anak-anak yang weight faltering apabila dibiarkan maka bisa menjadi underweight dan berlanjut menjadi wasting. Ketiga kondisi tersebut bila terjadi berkepanjangan maka akan menjadi stunting,” dikutip dari website Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (28/1/2023).

Untuk ikut menurunkan angka stunting, masyarakat sudah seharusnya ikut berkontribusi dengan mengonsumsi makanan yang memiliki banyak nutrisi. Tak perlu menyediakan makanan mahal. Sebab, nutrisi juga bisa didapatkan dari sumber makanan ekonomis, seperti telur.

Perlu diketahui, telur merupakan salah satu bahan pangan yang terjangkau dan memiliki banyak kandungan gizi di dalamnya. Berdasarkan artikel Kompas.com (12/9/2020), kandungan gizi pada telur terdiri dari karbohidrat, lemak, protein, vitamin A, vitamin B2, vitamin B12, vitamin B5, fosfor, dan selenium.

Pengolahan bahan makanan satu itu pun mudah. Secara praktis, telur bisa digoreng, rebus, dan kukus.

Jika Anda punya waktu lebih, olahan telur juga bisa divariasikan agar anggota keluarga tidak bosan. Apalagi, Indonesia punya khazanah kuliner yang beragam. Berikut sajian telur khas Nusantara yang bisa Anda coba.

1. Telur bacem atau pindang

Hidangan telur yang berasal dari Yogyakarta ini biasanya dimakan bersamaan dengan gudeg. Meski demikian, dimakan tanpa gudeg pun sudah enak.

Terlebih, menu tersebut memiliki cita rasa yang manis dengan hint gurih sehingga cocok untuk anak-anak.

Cara membuatnya pun cukup mudah. Anda hanya perlu menyiapkan lima telur rebus yang sudah dikupas. Lalu, letakkan telur rebus ke dalam wajan, masukkan bawang merah, bawang putih, ketumbar, kunyit segar, air asam jawa, daun salam, dan secukupnya air.

Koreksi rasa, kemudian kecilkan api sambil terus dimasak hingga bumbu meresap dan air menyusut. Hidangan ini siap untuk dinikmati.

2. Rendang telur ayam

Pada umumnya, rendang menggunakan daging. Meskipun begitu, Anda bisa mengganti jenis proteinnya, misalnya dengan ayam ataupun telur.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Hanya Tekan Abrasi, Mangrove juga Turut Dorong Perputaran Ekonomi Masyarakat

Tak Hanya Tekan Abrasi, Mangrove juga Turut Dorong Perputaran Ekonomi Masyarakat

LSM/Figur
Konsumsi Daging Berkontribusi terhadap Kerusakan Lingkungan, Kok Bisa?

Konsumsi Daging Berkontribusi terhadap Kerusakan Lingkungan, Kok Bisa?

Pemerintah
Selenggarakan CSR Berkelanjutan, PT GNI Dapat Penghargaan di PKM CSR Award 2024

Selenggarakan CSR Berkelanjutan, PT GNI Dapat Penghargaan di PKM CSR Award 2024

Swasta
Kisah Warga Desa Mayangan yang Terancam Abrasi dan Inisiatif Kompas.com Tanam Mangrove

Kisah Warga Desa Mayangan yang Terancam Abrasi dan Inisiatif Kompas.com Tanam Mangrove

LSM/Figur
Langkah Hijau Kompas.com, Penanaman Mangrove untuk Selamatkan Pesisir Subang

Langkah Hijau Kompas.com, Penanaman Mangrove untuk Selamatkan Pesisir Subang

Swasta
Konsumen Bingung dengan Klaim Keberlanjutan pada Kemasan Produk

Konsumen Bingung dengan Klaim Keberlanjutan pada Kemasan Produk

Pemerintah
Pemanasan Global Picu Siklon dan Hujan Badai di Seluruh Asia

Pemanasan Global Picu Siklon dan Hujan Badai di Seluruh Asia

Pemerintah
Bank Tetap Biayai Investasi Batu Bara meski Ada Target Iklim

Bank Tetap Biayai Investasi Batu Bara meski Ada Target Iklim

Pemerintah
IEEFA Sebut 'Power Wheeling' Bisa Dorong Investasi Hijau

IEEFA Sebut "Power Wheeling" Bisa Dorong Investasi Hijau

LSM/Figur
Penerapan Karbon Dioksida Tak Lagi Berguna Jika Suhu Bumi Lampaui Batas

Penerapan Karbon Dioksida Tak Lagi Berguna Jika Suhu Bumi Lampaui Batas

Pemerintah
Dosen UI Teliti Limbah Plastik Jadi Penangkap Karbon Dioksida

Dosen UI Teliti Limbah Plastik Jadi Penangkap Karbon Dioksida

LSM/Figur
Berbagai Ancaman Kerusakan Ekosistem Mangrove di Indonesia

Berbagai Ancaman Kerusakan Ekosistem Mangrove di Indonesia

LSM/Figur
APP Group Raih Penghargaan Primaniyarta 'Eksportir Sustainable' di Ajang TEI 2024

APP Group Raih Penghargaan Primaniyarta "Eksportir Sustainable" di Ajang TEI 2024

Swasta
Kualitas BBM di Indonesia Tertinggal Dibandingkan Negara Asia Tenggara

Kualitas BBM di Indonesia Tertinggal Dibandingkan Negara Asia Tenggara

LSM/Figur
Ini Sejumlah Kendala dalam Mengejar Target Transisi Energi di Indonesia

Ini Sejumlah Kendala dalam Mengejar Target Transisi Energi di Indonesia

Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau