GRESIK, KOMPAS.com - Petrokimia Gresik perusahaan solusi agroindustri anggota holding Pupuk Indonesia, terus berupaya menjaga ketahanan pangan nasional dan juga keberlanjutan pertanian Indonesia. Satu di antaranya, melalui Program Makmur yang telah dilaksanakan sejak 2021.
Direktur Utama Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo mengatakan, Program Makmur merupakan agenda yang diinisiasi oleh Menteri BUMN RI Erick Thohir bersama Pupuk Indonesia.
Sejak menjalankan program ini pada 2021, Perusahaan berhasil memandirikan sebanyak 106.102 petani di seluruh Indonesia.
Adapun indikasi petani yang berhasil dimandirikan melalui Program Makmur adalah, para petani sudah tidak lagi bergantung pada pupuk bersubsidi, yang alokasinya semakin terbatas setiap tahun.
Baca juga: Petrokimia Gresik Dukung Pengembangan Energi Bersih Tanah Air
"Kami bertugas memberikan pendampingan budidaya tanaman, serta kawalan pertanian melalui produk-produk nonsubsidi, sehingga hasil panen melimpah dan kesejahteraan petani turut meningkat. Petrokimia Gresik berhasil memakmurkan lebih dari 106.000 petani di Indonesia," ujar Dwi Satriyo, melalui keterangan tertulis, Senin (16/10/2023).
Dalam tiga tahun terakhir, Petrokimia Gresik telah merealisasikan Program Makmur di lahan seluas 234.661 hektar, yang tersebar di berbagai daerah. Rinciannya, pada 2021 menjangkau lahan seluas 20.440 hektar dengan keterlibatan 21.694 petani.
Berikutnya pada 2022 pada lahan seluas 98.598 hektar, dengan menggandeng sebanyak 60.307 petani. Sementara hingga Bulan September 2023, Petrokimia Gresik merealisasikan program Makmur pada lahan seluas 115.623 hektar melibatkan 24.101 petani.
Salah satu komoditas yang menjadi sasaran adalah padi dan tebu. Kemudian ada pula jagung, kelapa sawit, bawang merah, hortikultura, kopi, tembakau dan juga benih kangkung.
Baca juga: Lestarikan Budaya, Petrokimia Gresik Gelar Pertunjukkan Wayang Kulit
"Kami juga mampu memenuhi segala kebutuhan petani untuk mendorong petani semakin mandiri. Khususnya saat pupuk ZA, SP-36 dan Petroganik, tidak lagi masuk dalam skema subsidi di tahun 2022 sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 10 Tahun 2022," tutur Dwi Satriyo.
Sebagai alternatif, perusahaan meluncurkan pupuk nonsubsidi ZA Plus, Phosgreen, pupuk organik cair Phonska OCA Plus. Phonska Alam, Petroganik Premium, SP-26 hingga Petro Niphos.
"Setiap budidayanya kami selalu mengaplikasikan pupuk organik. Hal ini, menjadi komitmen perusahaan dalam mewujudkan pertanian berkelanjutan di Indonesia," kata Dwi Satriyo.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya