Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga NTT Tak Lagi Bertaruh Nyawa untuk Dapat Air Bersih

Kompas.com - 23/10/2023, 10:00 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

Pada tahun 2020, Fransiskus bersama perangkat desa lainnya, membuat proposal yang isinya meminta bantuan air bersih.

Proposal itu diserahkan ke Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Ende, dengan tembusan ke Bupati Ende.

Penyerahan proposal itu bertepatan dengan merebaknya Covid-19. Alhasil, prosesnya berlangsung lama dan tak menentu.

"Saat itu Covid-19, jadi waktu ke kantor, kami hanya simpan proposal di luar dan selanjutnya diambil petugas," ungkap Fransiskus.

Karena tak ada kejelasan, sebulan kemudian, mereka kembali lagi membawa proposal dengan format yang sama ke kantor yang sama.

"Proposal itu kami bawa bukan satu kali, tapi hampir setiap bulan kami bawa. Sampai - sampai pegawai kantor bosan lihat kami," kata dia.

Semua itu dilakukan agar mendapat atensi dari pemerintah. Gayung pun bersambut. Proposal itu sampai ke PT Pertamina (Persero).

Pada akhir bulan Agustus 2022, sejumlah petugas Pertamina Ende turun ke Desa Tendambepa untuk survei dan cocokan data dengan proposal yang diajukan.

Kemudian, bulan November 2022 pihak Pertamina pusat datang bersama Yayasan Baitul Hikmah, langsung survei mata air.

"Ada enam sumber mata air yang disurvei. Kami merekomendasikan sumber mata air debit besar, tetapi mungkin karena terlalu jauh, maka akhirnya dipilih yang sekarang," kata Fransiskus.

Selanjutnya bulan Maret 2023, digelar pertemuan dan sosialisasi dengan warga, mulai anak muda, perempuan dan orangtua.

Pada 7 Maret 2023 peletakan batu pertama. Semua dikerjakan mulai dari Maret hingga rampung di bulan Mei 2023.

Tuntaskan stunting dengan air bersih

Fransiskus menjelaskan, salah satu penyebab masalah stunting di Desa Tendambepa karena faktor air bersih dan sanitasi yang buruk.

Sehingga dengan adanya sarana air bersih bantuan Pertamina, Pemerintah Desa Tendambepa akan berusaha untuk menjadikan desa mereka bebas dari stunting.

Dia menuturkan, pada tahun 2020 di desanya ada 14 anak usia di bawah lima tahun (balita) yang masuk kategori stunting.

Selanjutnya, pada saat penimbangan dan ukur tinggi badan pada Bulan September 2023, hanya tersisa lima anak yang stunting.

Turunnya angka stunting, setelah pihaknya memberikan makanan tambahan yang dialokasikan dari dana desa setiap tahunnya.

Makanan tambahan yang diberikan berupa kacang hijau, telur dan susu untuk balita dan juga vitamin dari Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskemas) setempat.

Bukan hanya intervensi makanan, aparat desa dan petugas kesehatan berupaya mencegah stunting dengan memberikan makanan bergizi dan susu untuk ibu hamil.

"Melihat kondisi ini, apalagi sudah ada air bersih di depan mata kami, maka target kami, desa ini akan bebas stunting," ujar Fransiskus.

583 jiwa nikmati air bersih

Kepala Desa Tendambepa Kanisius Durben mengatakan, jumlah penduduk di wilayahnya sebanyak 778 jiwa.

Warga yang mendapat bantuan sarana air bersih ini sebanyak 583 jiwa atau 127 kepala keluarga.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com