Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/10/2023, 11:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Kebutuhan tersebut didasarkan oada penghitungan yang tertuang dalam Skenario Dekarbonisasi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045.

Suharso menjelaskan, transisi energi merupakan langkah kunci yang dengan sendirinya akan meninggalkan cara-cara konvensional dan menciptakan peluang ekonomi yang lebih baik.

Jika disandingkan, pendanaan dalam skema JETP sangat kecil dibandingkan kebutuhan per tahun Indonesia.

Baca juga: Menanti Implementasi JETP di Indonesia

Dari angka tersebut, dalam kondisi ideal, pemerintah dan swasta mengalokasikan 2 persen dari investasinya ke investasi hijau.

Namun, masih terdapat kesenjangan investasi sebesar Rp 458,2 triliun dari 2025-2060, sebagaimana dilansir dari pemberitaan Kompas.com.

Salah satu pekerjaan rumah yang masih besar ialah pensiun dini PLTU batu bara yang bersinggungan dengan persoalan teknologi, refinancing, dan lainnya.

Bappenas mendorong supaya proyek ini disokong dengan pendanaan campuran atau blended finance.

“Dan kita juga berharap ke depan semakin berkurang konsumsi bahan bakar fosil dan juga akhirnya akan menurunkan impor (energi fosil) kita,” ujar Soeharso dalam acara "Energy Transitions Conference & Exhibition dan Anugerah DEN 2023" di Jakarta, Rabu (18/10/2023).

Baca juga: PLN IP Siapkan Proyek-proyek Energi Terbarukan untuk Didanai JETP

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau