Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Daerah Perlu Perhatikan Indikator Sensitif untuk Intervensi Stunting

Kompas.com - 25/10/2023, 10:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Pemerintah dan kepala daerah diminta untuk lebih memperhatikan indikator intervensi sensitif untuk menangani stunting.

Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo di Jakarta, Selasa (24/10/2023).

Dia meminta pemerintah daerah memperhatikan indikator-indikator yang bersifat sensitif untuk menurunkan stunting.

Baca juga: Daerah Tinggi Kasus Stunting Jadi Fokus Instalasi Air Bersih

“Bahwa desa harus stop buang air besar sembarangan, sanitasi berbasis masyarakat harus dikembangkan, dan kebersihan lingkungan, air bersih itu penting untuk mencegah stunting,” kata Hasto, sebagaimana dilansir Antara.

Hasto juga menekankan pentingnya peran kepala desa dan tim pendamping keluarga untuk memantau pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif dan makanan pendamping ASI (MPAS).

Pemantauan pemberian ASI eksklusif dan MPASI tersebut utamanya pada bayi umur enam bulan, karena masa-masa itu adalah periode emas pembentukan otak anak.

“Dan makanan pendamping untuk ibu hamil perlu diperhatikan dan dipantau juga oleh kepala desa dan tim pendamping keluarga,” ucap Hasto.

Dia menuturkan, tim pendamping keluarga tersebut minimal terdiri atas tiga personel yakni satu orang bidan, satu orang Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK), dan satu orang kader Keluarga Berencana.

Baca juga: Kurangnya Koordinasi Antarlembaga Jadi Kendala Turunkan Kasus Stunting

Hasto menambahkan, inovasi dari desa juga penting untuk menurunkan angka stunting, utamanya yang melibatkan gotong royong masyarakat.

“Inovasi menjadi kunci. Kemarin saya ke Lampung, saya senang karena ada inovasi yang baik, kepala desa mengumpulkan uang Rp 1.000 per hari untuk mendanai anak-anak stunting,” tutur Hasto.

Sementara itu, Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN Nopian Andusti menyampaikan, percepatan penurunan stunting dilakukan melalui pembelajaran praktik-praktik baik oleh daerah yang berhasil menurunkan angka stunting.

Dia berucap, praktik-praktik baik penurunan stunting, utamanya pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK), meliputi tiga kegiatan.

Pertama, komitmen desa atau kelurahan dan aksi bersama untuk memenuhi layanan dalam rangka penyelamatan 1.000 HPK.

Baca juga: Turunkan Angka Stunting Indonesia lewat Makanan yang Terjangkau

Kedua, diseminasi praktik baik desa dalam rangka penyelamatan 1.000 HPK untuk percepatan penurunan stunting melalui siniar BKKBN yang saat ini memasuki seri keenam, yakni desa atau kelurahan bebas stunting.

Ketiga, penerbitan kompilasi artikel, narasi, pratik baik desa atau kelurahan bebas stunting di 1.000 HPK dalam bentuk kumpulan kisah desa atau kelurahan bebas stunting.

Kriteria desa atau kelurahan yang ditetapkan sebagai lokasi praktik baik yakni wilayah yang berhasil menurunkan stunting secara signifikan.

Selain itu, mendapatkan dukungan anggaran yang tercantum dalam dokumen perencanaan anggaran desa atau anggaran pendapatan dan belanja desa.

Desa atau kelurahan yang dipilih sebagai lokasi praktik baik penurunan stunting juga harus memiliki inovasi yang menjadi solusi untuk menurunkan angka stunting.

Baca juga: TBC Jadi Salah Satu Penyebab Anak Stunting

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

BP Taskin dan Genta Pangan Dorong Ketahanan Pangan Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

BP Taskin dan Genta Pangan Dorong Ketahanan Pangan Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

Pemerintah
Sistem Pangan Berkelanjutan Cegah 300 Juta Orang Kekurangan Gizi

Sistem Pangan Berkelanjutan Cegah 300 Juta Orang Kekurangan Gizi

Pemerintah
IFRS Foundation Terbitkan Panduan soal Keberlanjutan dalam Laporan Keuangan

IFRS Foundation Terbitkan Panduan soal Keberlanjutan dalam Laporan Keuangan

Swasta
WWF: Penurunan Populasi Satwa Liar Bisa Berdampak ke Ekonomi

WWF: Penurunan Populasi Satwa Liar Bisa Berdampak ke Ekonomi

LSM/Figur
Jakarta Dihantui Banjir Rob, Pemprov Bakal Bangun Tanggul Pantai

Jakarta Dihantui Banjir Rob, Pemprov Bakal Bangun Tanggul Pantai

Pemerintah
Perubahan Iklim Berakibat Kasus DBD Global Naik 19 Persen Tahun Ini

Perubahan Iklim Berakibat Kasus DBD Global Naik 19 Persen Tahun Ini

Pemerintah
5 Kerja Sama PLN untuk Transisi Energi pada COP29

5 Kerja Sama PLN untuk Transisi Energi pada COP29

Pemerintah
UMKM Butuh Dukungan 789 Miliar Dollar AS untuk Peluang Pertumbuhan Hijau

UMKM Butuh Dukungan 789 Miliar Dollar AS untuk Peluang Pertumbuhan Hijau

Pemerintah
Pemerintah Didesak Setop Perdagangan Karbon pada COP29

Pemerintah Didesak Setop Perdagangan Karbon pada COP29

LSM/Figur
Tanoto Foundation Gelar Simposium Perkuat Komitmen Kebijakan PAUD-HI

Tanoto Foundation Gelar Simposium Perkuat Komitmen Kebijakan PAUD-HI

LSM/Figur
90 Persen Pemimpin Bisnis Percaya AI Berdampak Positif pada Keberlanjutan

90 Persen Pemimpin Bisnis Percaya AI Berdampak Positif pada Keberlanjutan

Pemerintah
Sistem Penyimpanan Jadi Kunci Ketahanan Energi Terbarukan di Asia Tenggara

Sistem Penyimpanan Jadi Kunci Ketahanan Energi Terbarukan di Asia Tenggara

LSM/Figur
Bentuk Karakter Anak, KemenPPPA akan Hadirkan Ruang Bersama Merah Putih

Bentuk Karakter Anak, KemenPPPA akan Hadirkan Ruang Bersama Merah Putih

Pemerintah
Setelah Taman Bumi, Maros-Pangkep Diharapkan Jadi Situs Warisan Dunia

Setelah Taman Bumi, Maros-Pangkep Diharapkan Jadi Situs Warisan Dunia

Pemerintah
Peningkatan Kualitas BBM ke Euro IV Bikin Masyarakat Lebih Sehat

Peningkatan Kualitas BBM ke Euro IV Bikin Masyarakat Lebih Sehat

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau