Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sektor Farmasi Nasional Melambat, Phapros Siapkan Langkah Strategis

Kompas.com - 03/11/2023, 12:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi pasar farmasi Nasional belum sepenuhnya pulih pada masa pasca-pandemi Covid-19.

Berdasarkan data Pasar Farmasi Nasional pada Kuartal II-2023 terjadi perlambatan pertumbuhan sebesar 7,2 persen bila dibandingkan dengan Kuartal IV-2022 dan sebesar 0,2 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Beberapa kategori produk farmasi yang terdampak perlambatan pertumbuhan tersebut di antaranya adalah obat jual bebas dan obat resep yang masing-masing mengalami perlambatan pertumbuhan sebesar 8,3 persen dan 1,1 persen.

Di segmen obat jual bebas sendiri, produk multivitamin adalah yang paling terdampak di mana kinerjanya melambat 25,2 persen.

Baca juga: Kesehatan Mental Pengaruhi Agenda Pembangunan Global

Plt. Direktur Utama PT Phapros Tbk (PEHA) David Sidjabat mengatakan, kondisi pasar farmasi Nasional yang belum stabil pascapandemi Covid-19 lalu membuat kinerja Perseroan juga terpengaruh.

Perseroan memiliki banyak varian produk multivitamin yang saat ini kinerjanya mengalami perlambatan dibandingkan pada pandemi Covid-19 lalu.

"Perilaku konsumen saat ini juga berubah, di mana hampir 50 persen dari mereka lebih menyukai pengobatan mandiri (self- medicate) salah satunya dengan obat tradisional atau herbal,” ujar David dalam keterangannya kepada Kompas.com, Rabu (1/11/2023).

David menambahkan, jumlah kunjungan pasien ke rumah sakit untuk berobat juga belum menunjukkan pertumbuhan yang signifikan sehingga berdampak pada kinerja di pilar obat resep yang dimiliki Perseroan.

Hal ini ditunjukkan dengan koreksi pada pertumbuhan kinerja hingga YTD Kuartal III-2023 di sektor Obat Jual bebas sebesar 21,5 persen dan Obat Resep sebesar 16 persen.

Di sisi yang lain, walaupun kondisi ini cukup mempengaruhi pertumbuhan kinerja, PEHA mampu bertahan dan beradaptasi sehingga perlambatan yang terjadi dapat ditekan hanya di angka 11 persen.

Baca juga: 6 Dampak Perubahan Iklim terhadap Kesehatan Manusia

Hingga akhir tahun 2023 pun Manajemen memastikan Perseroan akan tetap bergerak positif, melalui berkomitmen untuk tumbuh pada kuartal IV-2023 dan seterusnya dengan menerapkan strategi lain untuk mengantisipasi kondisi pasar farmasi yang belum stabil.

Di antaranya dengan penataan portofolio produk, menjaga stok produk paretonya yaitu Antimo untuk masa liburan akhir tahun dan produk lain yang telah disiapkan untuk memacu pertumbuhan Perseroan.

Meski pertumbuhan pasar farmasi nasional saat ini melambat, Head of Research FAC Sekuritas Wisnu Prambudi Wibowo mengatakan, sektor kesehatan memiliki prospek jangka panjang yang bagus karena merupakan salah satu sektor yang menjadi prioritas dengan beragam inovasi yang dihasilkan untuk kebutuhan kesehatan masyarakat.

Adanya UU Omnibus Law Kesehatan memberikan dampak positif karena adanya aturan pengurangan impor alat dan obat kesehatan, sehingga memberi keuntungan terhadap industri kesehatan dalam negeri.

"Dan jika ingin berinvestasi, pilihlah sektor yang tidak terlalu ramai namun punya prospek masa depan yang bagus seperti sektor kesehatan. Emiten-emitennya bisa dari Industri Farmasi, Industri Alat Kesehatan serta Rumah Sakit,” katanya.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

COP16 Riyadh: Perusahaan Didesak Perkuat Investasi Kesehatan Lahan

COP16 Riyadh: Perusahaan Didesak Perkuat Investasi Kesehatan Lahan

Swasta
Pertanian Tak Berkelanjutan Sebabkan Degradasi Lahan, Arab Saudi Luncurkan Agenda Aksi Riyadh

Pertanian Tak Berkelanjutan Sebabkan Degradasi Lahan, Arab Saudi Luncurkan Agenda Aksi Riyadh

Pemerintah
Desa Sejahtera Astra Boja Farm Berhasil Ekspor Hasil Pertanian Organik

Desa Sejahtera Astra Boja Farm Berhasil Ekspor Hasil Pertanian Organik

Pemerintah
Desa Sejahtera Astra, Dukung Ekonomi Masyarakat yang Ramah Lingkungan

Desa Sejahtera Astra, Dukung Ekonomi Masyarakat yang Ramah Lingkungan

Swasta
Australia Berpotensi Jadi Pemimpin Dunia dalam Industri Besi Hijau

Australia Berpotensi Jadi Pemimpin Dunia dalam Industri Besi Hijau

Pemerintah
COP16 Riyadh: Kesehatan Tanah Jadi Cermin Kualitas Makanan

COP16 Riyadh: Kesehatan Tanah Jadi Cermin Kualitas Makanan

LSM/Figur
Di Forum Dunia, Petani Gurem Dapat Perhatian Serius

Di Forum Dunia, Petani Gurem Dapat Perhatian Serius

LSM/Figur
Hampir Semua Es Laut Arktik Diperkirakan Bisa Mencair pada Musim Panas 2027

Hampir Semua Es Laut Arktik Diperkirakan Bisa Mencair pada Musim Panas 2027

LSM/Figur
Bisakah Serangga Jadi Solusi Limbah Plastik Dunia?

Bisakah Serangga Jadi Solusi Limbah Plastik Dunia?

Pemerintah
Pegiat Lingkungan Raih Penghargaan Kehati Award 2024

Pegiat Lingkungan Raih Penghargaan Kehati Award 2024

LSM/Figur
Perubahan Iklim Bisa Rugikan Stadion FIFA hingga 800 Juta Dollar AS

Perubahan Iklim Bisa Rugikan Stadion FIFA hingga 800 Juta Dollar AS

Pemerintah
Pengelolaan Lahan dan Air Berkelanjutan Perlu Investasi Rp 4,8 Kuadriliun Per Tahun

Pengelolaan Lahan dan Air Berkelanjutan Perlu Investasi Rp 4,8 Kuadriliun Per Tahun

LSM/Figur
Tantangan Konservasi di Indonesia, Mulai dari Pendanaan hingga Kebakaran

Tantangan Konservasi di Indonesia, Mulai dari Pendanaan hingga Kebakaran

Pemerintah
42 Perusahaan Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2024

42 Perusahaan Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2024

Pemerintah
Anggaran Konservasi Turun Rp 300 Miliar dalam APBN 2025

Anggaran Konservasi Turun Rp 300 Miliar dalam APBN 2025

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau