Jika dibandingkan dengan rata-rata CPO industri sawit di Indonesia tahun 2022 yaitu sebesar hampir 3,9 ton per hektar, dapat diartikan bahwa Perusahaan mencapai efisiensi 40 persen dalam mengolah lahan kelapa sawit.
"Untuk lebih meningkatkan lagi produktivitas lahan kelapa sawit, dibutuhkan varietas kelapa sawit baru yang memiliki potensi yang lebih tinggi," imbuh Teong Kwee Lim.
Baca juga: Musim Mas Beri Insentif Rp 25 Juta Bagi Desa Bebas Api di Riau
Pada tahap awal, penggunaan benih baru ini akan dilakukan di kebun sawit milik Perusahaan, dan selanjutnya direncanakan untuk dapat diperluas pemanfaatannya oleh Petani KKPA dan Petani Swadaya.
Penelitian varietas baru ini menjadi salah satu perwujudan pilar kebijakan keberlanjutan Perusahaan untuk menjadi pelopor inovasi dalam praktik keberlanjutan.
Sedangkan pemanfaatan varietas yang lebih luas kepada petani merupakan implemetasi dari kebijakan keberlanjutan Musim Mas Group lainnya, yaitu meningkatkan taraf hidup petani, pekerja, dan masyarakat.
Bagi Perusahaan, petani swadaya adalah masa depan industri sawit, karena saat ini hampir 41 persen lahan kelapa sawit di Indonesia dikelola oleh petani swadaya.
Namun, mereka memiliki tantangan, salah satunya adalah hasil kebun yang rendah. Sejak 2015, Perusahaan pun telah memiliki program pemberdayaan petani swadaya dengan memberikan pelatihan dan pendampingan kepada mereka, salah satunya terkait praktik perkebunan yang baik.
“Ke depan, melalui pemanfaatan bibit varietas terbaru kami, petani swadaya juga dapat meningkatkan kualitas panen mereka, dan secara tidak langsung hal ini juga dapat meningkatkan efektivitas penggunaan lahan,” tuntas Teong Kwee Lim.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya