JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Republik Korea menggelar acara Korea-Indonesia Machinery Remanufacturing Industry Special Exhibition & Seminar pada 7 November 2023, yang dihadiri oleh perwakilan pemerintah, industri, dan akademisi dari negara Korea dan Indonesia.
Kegiatan tersebut bertujuan untuk mempromosikan keunggulan produk mesin remanufaktur Korea kepada asosiasi, perusahaan Indonesia, dan mahasiswa jurusan otomotif.
Direktur Divisi Mesin dan Peralatan dari Kementerian Perdagangan, Industri, dan Energi Republik Korea Seo Minha menekankan kontribusi ekonomi sirkular dan remanufaktur dalam mencapai netralitas karbon.
"Remanufaktur berada di inti ekonomi sirkular karena mengembalikan produk yang kehilangan nilainya ke kondisi kinerja baru, memperpanjang umur produk, dan memaksimalkan efisiensi penggunaan sumber daya," ungkapnya.
Baca juga: Sektor Kontruksi dan Industri Sawit Topang Pertumbuhan Ekonomi Bangka Belitung
Pemerintah Republik Korea sendiri telah mempromosikan industri remanufaktur dan menerapkan sistem sertifikasi kualitas yang dipimpin pemerintah.
Hal ini untuk meningkatkan kepercayaan pada produk remanufaktur, serta telah mempromosikan pengembangan dan perbaikan teknologi remanufaktur untuk peralatan industri, alat konstruksi, dan otomotif, serta dukungan bisnis melalui pengembangan pasar luar negeri.
"Melalui dukungan kebijakan ini, industri remanufaktur telah tumbuh menjadi industri inti dari ekonomi sirkular dengan pasar tahunan sekitar 1 triliun Won Korea (Rp 11,8 triliun)," ungkap Seo Minha.
Dari kegiatan ini, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berharap agar Republik Korea dapat melakukan transfer teknologi dalam rangka peningkatan sumber daya manusia terkait industri remanufaktur.
Kemenperin mendukung sektor industri dalam upayanya memenuhi komitmen berkelanjutan sesuai Sustainable Development Goals (SDGs) 2015-2030.
Salah satu upaya yang dilakukan Kemenperin adalah melakukan pemetaan awal kondisi industri remanufaktur di dalam negeri yang akan dijadikan dasar penyusunan peta jalan pengembangan industri bila industri remanufaktur potensial untuk semakin dikembangkan.
Baca juga: KIM dan GIIC Deltamas Jadi Percontohan Kawasan Industri Berwawasan Lingkungan
"Pengembangan industri remanufaktur berperan kunci dalam mencapai netralitas emisi gas rumah kaca dengan memperpanjang umur produk, mengurangi kebutuhan produksi barang baru yang memicu emisi gas rumah kaca," ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan persnya pada Selasa (14/11/2023).
Industri remanufaktur adalah kegiatan pemulihan barang yang telah habis masa pemakaiannya menjadi produk yang layak pakai kembali dengan langkah-langkah seperti membongkar, membersihkan, memperbaiki, dan mengganti komponen yang rusak.
Proses ini memberikan preservasi tinggi terhadap nilai tambah produk aslinya, menghasilkan produk yang "seperti baru" dan seringkali dijual dengan garansi setara produk baru.
Keunggulan industri remanufaktur melibatkan kualitas produk yang lebih baik, daya tahan yang lebih lama, penggunaan energi yang lebih efisien dibandingkan daur ulang, dan potensi penciptaan lapangan kerja baru.
Pertumbuhan pesat industri ini didorong oleh kesadaran lingkungan, pengurangan limbah, dan potensi untuk meningkatkan perekonomian.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya