KOMPAS.com – Kota-kota berkelanjutan adalah lokomotif bagi perubahan menuju masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan. Mereka mampu memenuhi kebutuhan masyarakat saat ini tanpa mengorbankan kebutuhan untuk generasi mendatang.
Di Indonesia, pertumbuhan perkotaan yang cepat menghasilkan tantangan besar, yakni dalam hal infrastruktur dan layanan perkotaan.
Meski demikian, kehadiran kota-kota berkelanjutan di tengah tantangan tersebut perlu diapresiasi. Pertumbuhan ini didorong oleh kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan, komitmen pemerintah terhadap pembangunan berkelanjutan, dan perkembangan teknologi yang mendukung transformasi ini.
Baca juga: Jakarta Bisa Tiru Stockholm Bangun Kota Berkelanjutan
Universitas Indonesia (UI) Green City Metric 2023 telah mengembangkan indikator penilaian yang mencakup tiga pilar penting: Lingkungan Hidup, Ekonomi, dan Sosial, untuk mengukur pencapaian satu kota terhadap upaya berkelanjutan. Total, ada 58 kota yang diuji.
Dari seluruhnya, ada 10 kota yang dinilai paling menunjukkan kriteria berkelanjutan, yakni Kediri (Jawa Timur) dengan 7.015 poin, Surabaya (Jawa Timur) dengan raihan 6.830 poin, Madiun (Jawa Timur) dengan 6.790 poin, dan Blitar (Jawa Timur) dengan raihan 6.595 poin.
Selanjutnya, Pariaman (Sumatera Barat) dengan raihan 6.385 poin, Semarang (Jawa Tengah) dengan 6.245 poin, Banjarbaru (Kalimantan Selatan) meraih 6.030 poin, Pasuruan (Jawa Timur) meraih 5.970 poin, Padang (Sumatera Barat) meraih 5.950 poin, dan Mojokerto (Jawa Timur) yang 5.945 poin.
Dari 10 kota tersebut, berikut Kompas.com ulas tiga di antaranya.
Investasi dalam energi terbarukan dan pemanfaatan limbah sebagai sumber energi adalah langkah-langkah konkret yang telah Kediri ambil.
Selain itu, Kediri mengalokasikan investasi untuk energi terbarukan dan teknologi hijau guna mengurangi jejak karbon.
Saat ini, Kota Kediri telah memiliki 1 ruang terbuka hijau (RTH) di setiap satu kelurahan. Untuk menujang ketahanan pangan, masyarakatnya juga melakukan pengembangan urban farming.
2. Semarang
Semarang telah berkomitmen pada pengelolaan air dan mitigasi banjir dengan membangun infrastruktur ramah lingkungan, seperti taman-taman kota yang berperan sebagai penyerap air.
Upaya ini mencakup pengembangan sistem pengelolaan air yang efisien, termasuk reservoir dan saluran air yang dirancang untuk mengatasi risiko banjir.
Selain itu, Semarang juga fokus pada pengembangan industri berkelanjutan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi tanpa merusak lingkungan.
Padang dengan karakteristik geografisnya yang rawan gempa dan tsunami telah berfokus pada pembangunan bangunan tahan bencana. Mereka memperkuat infrastruktur kritis dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan prosedur evakuasi dalam situasi darurat.
Padang memang menitikberatkan pada persiapan dan adaptasi pada risiko bencana dengan mengintegrasikan infrastruktur tahan bencana dan meningkatkan kesadaran masyarakat.
Baca juga: Bersama UNDP, Otorita Bangun IKN sebagai Kota Berkelanjutan
Tidak hanya itu, Padang juga melakukan penghijauan dengan meningkatkan jumlah ruang terbuka hijau dan penanaman pohon di seluruh kota untuk meningkatkan kualitas udara dan mengurangi dampak perubahan iklim.
Itulah tiga contoh kota berkelanjutan di Tanah Air. Inovasi ketiga kota tersebut dalam mengupayakan keberlanjutan perlu diapresiasi dan dicontoh. Secara keseluruhan, ketiga kota ini mengusung pendekatan holistik dengan menggabungkan aspek lingkungan, ekonomi, dan ketahanan bencana untuk menciptakan lingkungan yang berkelanjutan bagi penduduknya.
Dengan demikian, upaya-upaya itu mencerminkan komitmen kota-kota tersebut dalam mewujudkan keberlanjutan secara menyeluruh.
Sejatinya, keberlanjutan bukan hanya tugas pemerintah, melainkan juga tanggung jawab bersama. Mari bersama-sama mengambil langkah kecil yang bisa memberikan dampak besar bagi kota masing-masing.
Dukung program-program lokal dan mari menjadi bagian dari perubahan positif. Setiap tindakan sederhana yang Anda lakukan dapat berkontribusi pada perubahan besar. Mari ciptakan kota-kota yang berkelanjutan dan ramah lingkungan demi masa depan yang lebih baik.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya