Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membangun Masa Depan Hijau, Menyelisik Kisah Inspiratif dari Kota-kota Berkelanjutan di Tanah Air

Kompas.com, 15 November 2023, 13:35 WIB
Nirwana Hafizh,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Kota-kota berkelanjutan adalah lokomotif bagi perubahan menuju masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan. Mereka mampu memenuhi kebutuhan masyarakat saat ini tanpa mengorbankan kebutuhan untuk generasi mendatang.

Di Indonesia, pertumbuhan perkotaan yang cepat menghasilkan tantangan besar, yakni dalam hal infrastruktur dan layanan perkotaan.

Meski demikian, kehadiran kota-kota berkelanjutan di tengah tantangan tersebut perlu diapresiasi. Pertumbuhan ini didorong oleh kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan, komitmen pemerintah terhadap pembangunan berkelanjutan, dan perkembangan teknologi yang mendukung transformasi ini.

Baca juga: Jakarta Bisa Tiru Stockholm Bangun Kota Berkelanjutan

Universitas Indonesia (UI) Green City Metric 2023 telah mengembangkan indikator penilaian yang mencakup tiga pilar penting: Lingkungan Hidup, Ekonomi, dan Sosial, untuk mengukur pencapaian satu kota terhadap upaya berkelanjutan. Total, ada 58 kota yang diuji.

Dari seluruhnya, ada 10 kota yang dinilai paling menunjukkan kriteria berkelanjutan, yakni Kediri (Jawa Timur) dengan 7.015 poin, Surabaya (Jawa Timur) dengan raihan 6.830 poin, Madiun (Jawa Timur) dengan 6.790 poin, dan Blitar (Jawa Timur) dengan raihan 6.595 poin.

Selanjutnya, Pariaman (Sumatera Barat) dengan raihan 6.385 poin, Semarang (Jawa Tengah) dengan 6.245 poin, Banjarbaru (Kalimantan Selatan) meraih 6.030 poin, Pasuruan (Jawa Timur) meraih 5.970 poin, Padang (Sumatera Barat) meraih 5.950 poin, dan Mojokerto (Jawa Timur) yang 5.945 poin.

Dari 10 kota tersebut, berikut Kompas.com ulas tiga di antaranya.

1. Kediri

Kediri memprioritaskan pengembangan ekonomi berkelanjutan melalui peningkatan sektor industri berbasis teknologi ramah lingkungan.

Investasi dalam energi terbarukan dan pemanfaatan limbah sebagai sumber energi adalah langkah-langkah konkret yang telah Kediri ambil.

Selain itu, Kediri mengalokasikan investasi untuk energi terbarukan dan teknologi hijau guna mengurangi jejak karbon.

Saat ini, Kota Kediri telah memiliki 1 ruang terbuka hijau (RTH) di setiap satu kelurahan. Untuk menujang ketahanan pangan, masyarakatnya juga melakukan pengembangan urban farming.

2. Semarang

Semarang telah berkomitmen pada pengelolaan air dan mitigasi banjir dengan membangun infrastruktur ramah lingkungan, seperti taman-taman kota yang berperan sebagai penyerap air.

Upaya ini mencakup pengembangan sistem pengelolaan air yang efisien, termasuk reservoir dan saluran air yang dirancang untuk mengatasi risiko banjir.

Selain itu, Semarang juga fokus pada pengembangan industri berkelanjutan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi tanpa merusak lingkungan.

3. Padang

Padang dengan karakteristik geografisnya yang rawan gempa dan tsunami telah berfokus pada pembangunan bangunan tahan bencana. Mereka memperkuat infrastruktur kritis dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan prosedur evakuasi dalam situasi darurat.

Padang memang menitikberatkan pada persiapan dan adaptasi pada risiko bencana dengan mengintegrasikan infrastruktur tahan bencana dan meningkatkan kesadaran masyarakat.

Baca juga: Bersama UNDP, Otorita Bangun IKN sebagai Kota Berkelanjutan

Tidak hanya itu, Padang juga melakukan penghijauan dengan meningkatkan jumlah ruang terbuka hijau dan penanaman pohon di seluruh kota untuk meningkatkan kualitas udara dan mengurangi dampak perubahan iklim.

Itulah tiga contoh kota berkelanjutan di Tanah Air. Inovasi ketiga kota tersebut dalam mengupayakan keberlanjutan perlu diapresiasi dan dicontoh. Secara keseluruhan, ketiga kota ini mengusung pendekatan holistik dengan menggabungkan aspek lingkungan, ekonomi, dan ketahanan bencana untuk menciptakan lingkungan yang berkelanjutan bagi penduduknya.

Dengan demikian, upaya-upaya itu mencerminkan komitmen kota-kota tersebut dalam mewujudkan keberlanjutan secara menyeluruh.

Sejatinya, keberlanjutan bukan hanya tugas pemerintah, melainkan juga tanggung jawab bersama. Mari bersama-sama mengambil langkah kecil yang bisa memberikan dampak besar bagi kota masing-masing.

Dukung program-program lokal dan mari menjadi bagian dari perubahan positif. Setiap tindakan sederhana yang Anda lakukan dapat berkontribusi pada perubahan besar. Mari ciptakan kota-kota yang berkelanjutan dan ramah lingkungan demi masa depan yang lebih baik. 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Tren Global Rendah Emisi, Indonesia Bisa Kalah Saing Jika Tak Segera Pensiunkan PLTU
Tren Global Rendah Emisi, Indonesia Bisa Kalah Saing Jika Tak Segera Pensiunkan PLTU
LSM/Figur
JSI Hadirkan Ruang Publik Hijau untuk Kampanye Anti Kekerasan Berbasis Gender
JSI Hadirkan Ruang Publik Hijau untuk Kampanye Anti Kekerasan Berbasis Gender
Swasta
Dampak Panas Ekstrem di Tempat Kerja, Tak Hanya Bikin Produktivitas Turun
Dampak Panas Ekstrem di Tempat Kerja, Tak Hanya Bikin Produktivitas Turun
Pemerintah
BMW Tetapkan Target Iklim Baru untuk 2035
BMW Tetapkan Target Iklim Baru untuk 2035
Pemerintah
Lebih dari Sekadar Musikal, Jemari Hidupkan Harapan Baru bagi Komunitas Tuli pada Hari Disabilitas Internasional
Lebih dari Sekadar Musikal, Jemari Hidupkan Harapan Baru bagi Komunitas Tuli pada Hari Disabilitas Internasional
LSM/Figur
Material Berkelanjutan Bakal Diterapkan di Hunian Bersubsidi
Material Berkelanjutan Bakal Diterapkan di Hunian Bersubsidi
Pemerintah
Banjir Sumatera: Alarm Keras Tata Ruang yang Diabaikan
Banjir Sumatera: Alarm Keras Tata Ruang yang Diabaikan
Pemerintah
Banjir Sumatera, Penyelidikan Hulu DAS Tapanuli Soroti 12 Subyek Hukum
Banjir Sumatera, Penyelidikan Hulu DAS Tapanuli Soroti 12 Subyek Hukum
Pemerintah
Banjir Sumatera, KLH Setop Operasional 3 Perusahaan untuk Sementara
Banjir Sumatera, KLH Setop Operasional 3 Perusahaan untuk Sementara
Pemerintah
Berkomitmen Sejahterakan Umat, BSI Maslahat Raih 2 Penghargaan Zakat Award 2025
Berkomitmen Sejahterakan Umat, BSI Maslahat Raih 2 Penghargaan Zakat Award 2025
BUMN
Veronica Tan Bongkar Penyebab Pekerja Migran Masih Rentan TPPO
Veronica Tan Bongkar Penyebab Pekerja Migran Masih Rentan TPPO
Pemerintah
Mengapa Sumatera Barat Terdampak Siklon Tropis Senyar Meski Jauh? Ini Penjelasan Pakar
Mengapa Sumatera Barat Terdampak Siklon Tropis Senyar Meski Jauh? Ini Penjelasan Pakar
LSM/Figur
Ambisi Indonesia Punya Geopark Terbanyak di Dunia, Bisa Cegah Banjir Terulang
Ambisi Indonesia Punya Geopark Terbanyak di Dunia, Bisa Cegah Banjir Terulang
Pemerintah
Saat Hutan Hilang, SDGs Tak Lagi Relevan
Saat Hutan Hilang, SDGs Tak Lagi Relevan
Pemerintah
Ekspansi Sawit Picu Banjir Sumatera, Mandatori B50 Perlu Dikaji Ulang
Ekspansi Sawit Picu Banjir Sumatera, Mandatori B50 Perlu Dikaji Ulang
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau