Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

78 Persen Proyek Penangkapan Karbon di Dunia Dipakai untuk Tingkatkan Produksi Minyak

Kompas.com - 27/11/2023, 18:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Teknologi penangkapan karbon alias carbon capture storage (CCS) atau carbon capture utulization storage (CCUS) merupakan salah satu strategi pengurangan emisi yang dipakai oleh sejumlah negara di dunia.

Sesuai namanya, penangkap karbon adalah teknologi yang dipakai menangkap emisi dari sumbernya atau menyaring karbon dari atmosfer.

Bentuk paling umum dari teknologi penangkapan karbon adalah penangkapan gas dari sumbernya seperti cerobong asap industri.

Baca juga: Pembangunan Rendah Karbon Bisa Ciptakan 15,3 Juta Pekerjaan Hijau

Setelah ditangkap, karbon dapat dipindahkan langsung ke penyimpanan bawah tanah permanen dalam CSS atau dapat digunakan untuk keperluan industri lain yakni CCUS.

Bentuk lain dari penangkapan karbon adalah penangkapan udara langsung atau direct air capture (DAC), yaitu penangkapan emisi karbon dari udara.

Teknologi penangkap karbon diklaim sebagai salah satu solusi untuk mengurangi emisi dalam upaya melawan perubahan iklim.

Akan tetapi, akankah teknologi penangkan dan penyimpan karbon menjadi salah satu strategi yang tepat untuk memangkas emisi gas rumah kaca?

Baca juga: Pengertian Penangkap dan Penyimpan Karbon: Cara Kerja serta Pro-Kontranya

Faktanya, mayoritas proyek penangkap karbon dipakai sebagai metode untuk meningkatkan produksi minyak bumi.

Dilansir dari Euronews, Sabtu (25/11/2023), sejauh ini ada 42 proyek CCS dan CCUS komersial yang beroperasi di seluruh dunia.

Menurut lembaga pemantau industri penangkap karbon, Global CCS Institute, 42 proyek tersebut memiliki kapasitas untuk menyimpan 49 juta ton karbon dioksida setiap tahunnya.

Jumlah tersebut setara dengan 0,13 persen dari sekitar 37 miliar ton emisi tahunan energi dan karbon dioksida terkait industri di dunia.

Baca juga: Perdagangan Karbon Bukan Solusi Dekarbonisasi, Awasi Ketat Cegah Greenwashing

Dari total proyek, sekitar 78 persen atau 30 proyek, karbon yang ditangkap dimanfaatkan untuk peningkatan produksi minyak bumi alias enhanced oil recovery (EOR).

Metode EOR menyuntikkan karbon ke dalam sumur minyak untuk bisa membebaskan minyak-minyak bumi yang terperangkap.

Para pengebor mengatakan, EOR dapat membuat minyak bumi lebih ramah iklim. Namun, para aktivis lingkungan mengatakan praktik tersebut kontra-produktif.

Sisanya, 12 persen atau 12 proyek secara permanen menyimpan karbon di dalam tanah dimanfaatkan untuk meningkatkan produksi minyak.

Baca juga: Nilai Ekonomi Karbon Diusulkan Masuk RUU EBET

Ke-12 proyek ini berada di AS, Norwegia, Islandia, China, Kanada, Qatar, dan Australia, menurut Global CCS Institute.

Tidak jelas berapa banyak dari proyek-proyek ini yang menghasilkan keuntungan.

Sampai saat ini, ada sekitar 130 fasilitas CAD yang direncanakan dibangun di seluruh dunia, menurut International Energy Agency (IEA).

Dari jumlah tersebut, baru 27 fasilitas yang telah dioperasikan dan hanya menangkap 10.000 ton karbon dioksida setiap tahunnya.

Baca juga: Membiarkan Hutan Tumbuh Cegah Lepasnya 226 Miliar Ton Karbon ke Atmosfer

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Teknologi Pendinginan Bisa Cegah 2 Miliar Ton Emisi Akibat Food Loss

Teknologi Pendinginan Bisa Cegah 2 Miliar Ton Emisi Akibat Food Loss

LSM/Figur
Kemenko Marves dan IGCN Kolaborasi Pusat Unggulan Rumput Laut

Kemenko Marves dan IGCN Kolaborasi Pusat Unggulan Rumput Laut

Pemerintah
Studi: Industri Peternakan Sapi Dapat Kurangi Emisi Hingga 30 Persen

Studi: Industri Peternakan Sapi Dapat Kurangi Emisi Hingga 30 Persen

Pemerintah
RGE Komitmen Dukung Transisi Energi Hijau, Targetkan 90 Persen Energi Bersih pada 2030

RGE Komitmen Dukung Transisi Energi Hijau, Targetkan 90 Persen Energi Bersih pada 2030

Swasta
Berkat Program CSR Vinilon Group dan Solar Chapter, Warga Desa Banuan Kini Merdeka Air Bersih

Berkat Program CSR Vinilon Group dan Solar Chapter, Warga Desa Banuan Kini Merdeka Air Bersih

Swasta
Kelola Limbah Plastik, Amandina Raih Penghargaan 'ESG Tech Environmental Services'

Kelola Limbah Plastik, Amandina Raih Penghargaan "ESG Tech Environmental Services"

Swasta
PBB: Planet yang Sehat  Disumbang dari Laut yang Juga Sehat

PBB: Planet yang Sehat Disumbang dari Laut yang Juga Sehat

LSM/Figur
Perlindungan Terhadap Biodiversitas Tingkatkan Perekonomian Bangsa

Perlindungan Terhadap Biodiversitas Tingkatkan Perekonomian Bangsa

Pemerintah
Pemerintah Ungkap Indonesia Punya Potensi Energi Surya 3.300 GW

Pemerintah Ungkap Indonesia Punya Potensi Energi Surya 3.300 GW

Pemerintah
Mengintip Strategi Efisiensi Energi Sido Muncul hingga Raih Lestari Awards 2024

Mengintip Strategi Efisiensi Energi Sido Muncul hingga Raih Lestari Awards 2024

Swasta
HUT Ke-70 SGM, Beri Dukungan Gizi dan Pendidikan untuk Generasi Indonesia

HUT Ke-70 SGM, Beri Dukungan Gizi dan Pendidikan untuk Generasi Indonesia

Swasta
Potensi Laut RI Melimpah, Tapi Baru Sumbang 7,9 Persen PDB

Potensi Laut RI Melimpah, Tapi Baru Sumbang 7,9 Persen PDB

Pemerintah
Standar Penegakan Hukum Jadi Katalis Investasi Keuangan Berkelanjutan

Standar Penegakan Hukum Jadi Katalis Investasi Keuangan Berkelanjutan

LSM/Figur
Sri Mulyani Serukan Sinyaling Harga Karbon Internasional

Sri Mulyani Serukan Sinyaling Harga Karbon Internasional

Pemerintah
China Berkomitmen Terapkan Tata Kelola Keanekaragaman Hayati

China Berkomitmen Terapkan Tata Kelola Keanekaragaman Hayati

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau