Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
360info

360info adalah layanan informasi publik nirlaba independen yang berkantor pusat di Monash University, Melbourne. 360info berkolaborasi dengan banyak pakar, peneliti, jurnalis, dan akademisi dengan beragam keahlian yang relevan.

AI Bantu Ilmuwan Pahami Kecepatan Mutasi Covid-19

Kompas.com - 02/12/2023, 19:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

MUTASI Covid-19 terus mewabah di dunia. Bagi para ilmuwan medis, mengetahui sedini mungkin waktu dan cara virus ini berubah sangatlah penting.

Hal ini memberi mereka awal yang baik dalam mengembangkan vaksin dan obat-obatan terbaru dan terkuat, serta waktu yang tepat untuk mempertimbangkan arahan kesehatan yang perlu dikeluarkan.

Ketika kecepatan dan akurasi menjadi sangat penting, pembelajaran mesin dan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) terus mengemuka.

AI dapat menganalisis data dengan kecepatan dan ketepatan yang tak tertandingi oleh manusia. Dan hal ini dapat membantu dalam memerangi Covid-19, Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS) dan Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS), trio infeksi virus yang dapat berakibat fatal.

Analisis DNA virus telah lama digunakan untuk mengungkap kesamaan di antara penyakit-penyakit tersebut, dan membantu menarik hubungan yang membuka pengetahuan yang lebih besar tentang masing-masing penyakit.

Baca juga: Muhadjir Effendy: Urusan Kesehatan Bukan Hanya Tanggung Jawab Pusat

Covid-19, SARS, dan MERS memiliki urutan nukleotida yang sangat mirip, sehingga menjadikannya kandidat utama untuk referensi silang dan dipelajari bersama. Secara efektif, mereka berasal dari keluarga yang sama.

Namun, penelitian yang dilakukan tanpa pembelajaran mesin atau AI tidak dapat membuat terobosan yang diperlukan untuk memecahkan kode dan memahami bagaimana Covid-19 dapat bermutasi.

Dalam uji coba, para peneliti mempelajari 30 sampel DNA masing-masing dari Covid-19, MERS, dan SARS, yang dibandingkan dengan 'primer' Covid-19.

Primer adalah sekuens DNA yang digunakan untuk menguji apakah sampel DNA positif mengandung virus atau bakteri tertentu dengan menganalisis kemiripan antara sampel dan primer.

Pengujian reaksi berantai polimerase (PCR) memperjelas perbedaan antara struktur nukleotida dari ketiga virus tersebut, tetapi hasilnya tidak dapat secara pasti membedakan antara Covid-19 dan dua virus lainnya.

Menambahkan pembelajaran mesin ke dalam persamaan tersebut meningkatkan laju keberhasilan secara drastis.

Hal ini memungkinkan para peneliti untuk mempelajari pola jarak dari setiap sampel DNA, sehingga lokasi yang tepat dari DNA yang terinfeksi Covid-19 dapat diketahui dan diperkirakan.

Para peneliti menggunakan empat metode pembelajaran mesin, masing-masing dioptimalkan dengan kombinasi pengaturan parameter yang berbeda. Diversifikasi ini memungkinkan para peneliti untuk fokus pada hasil prediksi terbaik untuk setiap studi kasus.

Baca juga: AI Janjikan Obat yang Lebih Murah, Cepat, dan Baik di Industri Farmasi

Kemiripan struktur DNA Covid-19, MERS dan SARS menjadi salah satu kendala dalam memperkirakan sampel yang benar-benar terinfeksi Covid-19.

Metode penyelarasan DNA dengan sampel primer Covid-19 menghasilkan nilai positif pada semua sampel, termasuk MERS dan SARS.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Rentokil Initial Indonesia dan IPB Berkolaborasi, Cetak Generasi Siap Bersaing

Rentokil Initial Indonesia dan IPB Berkolaborasi, Cetak Generasi Siap Bersaing

Swasta
Pengetahuan Masyarakat Adat Perlu Diarusutamakan untuk Restorasi Lahan

Pengetahuan Masyarakat Adat Perlu Diarusutamakan untuk Restorasi Lahan

LSM/Figur
HUT Ke-18 Paramount Enterprise, Rangkul Komunitas untuk Masa Depan Berkelanjutan

HUT Ke-18 Paramount Enterprise, Rangkul Komunitas untuk Masa Depan Berkelanjutan

Swasta
COP16 Riyadh: Masyarakat Adat Desak Pengakuan hingga Pembiayaan Langsung

COP16 Riyadh: Masyarakat Adat Desak Pengakuan hingga Pembiayaan Langsung

LSM/Figur
Menteri Lingkungan Hidup Berencana Rehabilitasi 600.000 Hektar Habitat Mangrove

Menteri Lingkungan Hidup Berencana Rehabilitasi 600.000 Hektar Habitat Mangrove

Pemerintah
Aktivitas Manusia Harus Berkelanjutan untuk Lawan Degradasi Lahan

Aktivitas Manusia Harus Berkelanjutan untuk Lawan Degradasi Lahan

LSM/Figur
Perubahan Iklim Ancam Pasokan Pangan Global

Perubahan Iklim Ancam Pasokan Pangan Global

LSM/Figur
China Bikin Pembangkit Listrik Tenaga Surya Lepas Pantai Terbesar di Dunia

China Bikin Pembangkit Listrik Tenaga Surya Lepas Pantai Terbesar di Dunia

Pemerintah
Tunda Atasi Perubahan Iklim Butuh Biaya 4 Kali Lebih Banyak

Tunda Atasi Perubahan Iklim Butuh Biaya 4 Kali Lebih Banyak

Pemerintah
Para Pemuda Gaungkan Pertanian Berkelanjutan dalam COP16 Riyadh

Para Pemuda Gaungkan Pertanian Berkelanjutan dalam COP16 Riyadh

LSM/Figur
Pemerintah Upayakan Cegah Kepunahan Kura-kura Leher Ular Rote

Pemerintah Upayakan Cegah Kepunahan Kura-kura Leher Ular Rote

Pemerintah
Mengengok Upaya Pemimpin Daerah Melawan Degradasi Lahan dan Penggurunan

Mengengok Upaya Pemimpin Daerah Melawan Degradasi Lahan dan Penggurunan

Pemerintah
Peneliti dari Ocean Gardener Temukan Koloni Karang Raksasa di Nusa Penida

Peneliti dari Ocean Gardener Temukan Koloni Karang Raksasa di Nusa Penida

LSM/Figur
WWF Indonesia Bikin Kampanye untuk Ajak Masyarakat Jaga Warisan Alam Tanah Air

WWF Indonesia Bikin Kampanye untuk Ajak Masyarakat Jaga Warisan Alam Tanah Air

LSM/Figur
Komisi UE Investasikan 4,6 Miliar Euro untuk Proyek Teknologi Bersih

Komisi UE Investasikan 4,6 Miliar Euro untuk Proyek Teknologi Bersih

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau