Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Syarifah Syaukat
Mahasiswa CEP Doktoral Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia

Mahasiswa CEP Doktoral Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, ini juga seorang peneliti senior sejak 2009 hingga saat ini pada Pusat Penelitian Geografi Terapan FMIPA UI.

Sejak 2020, Syarifah menempati posisi sebagai Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia.

Jelang 2023 Berakhir, Bagaimana Perspektif ESG di Sektor Properti?

Kompas.com - 11/12/2023, 09:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Flight to quality yang menjadi fenomena di sektor properti perkantoran diartikan oleh CRE sebagai flight to accredited solutions, artinya pengelola properti akan menyusun upaya mencapai sertifikasi hijau pada aset-aset yang dimiliki menjadi hal yang akan dicapai ke depan. Hal ini disampaikan oleh 51 persen responden.

Lalu bagaimana dengan kondisi di Indonesia?

Sejak tahun 2022, Bursa Efek Indonesia (BEI) memperkenalkan Indeks ESG yang dilabelkan pada perusahaan-perusahaan yang dinilai memerhatikan pilar keberlanjutan, sosial dan tata kelola dalam operasionalnya.

Indeks ESG menyiratkan prestige pada perusahaan-perusahaan yang telah mengantonginya, karena dianggap mampu bertahan dan beradaptasi terhadap kebutuhan perubahan.

Mereka dinilai memiliki risiko yang rendah untuk dikeluarkan dari bursa, dan perusahaan dengan prinsip ESG umumnya memiliki nilai saham yang tinggi.

Baca juga: Skor Masih Medium 28,4, BTN Siapkan Metodologi Penyusunan Laporan ESG

Ukuran Indeks ESG saat ini menjadi salah satu perhatian yang dipertimbangkan oleh investor, meski belum semua perusahaan yang terdaftar di pasar bursa telah memiliki ukuran ini.

Beberapa perusahaan di sektor properti yang terdaftar di pasar bursa, saat ini tercatat telah mengantongi indeks ESG.

Sementara itu, properti berbasis ESG, saat ini masih diwarnai dengan refleksi implementasi bangunan hijau, atau green building (atau perspektif environment dari ESG).

Meskipun beberapa bangunan properti baru telah menjadikan aspek sosial dan tata kelola sebagai salah satu elemen dalam operasional pengelolaan bangunannya.

Terkait green building, pada sektor properti komersial, khususnya sektor perkantoran di CBD Jakarta. Pada paruh pertama tahun ini, setidaknya terdapat peningkatan stok gedung kantor hijau atau green office sekitar 15 persen dibandingkan dengan semester satu tahun lalu.

Peningkatan stok tersebut menunjukkan hal yang signifikan, mengingat dalam 3 tahun terakhir rerata peningkatan ruang kantor berbasis hijau tidak lebih dari 10 persen dari populasi gedung hijau yang ada saat ini di CBD Jakarta.

Sementara itu, keterisian ruang pada ruang kantor berbasis hijau relatif stabil di angka 74 persen dalam 3 tahun terakhir.

Baca juga: Risiko Bisnis BSDE Paling Rendah di Antara Emiten Properti

Berdasarkan informasi dari para pelaku pasar properti terungkap bahwa bangunan hijau saat ini memang menjadi pembicaraan dan diperhitungkan oleh para penyewa.

Namun, sepertinya baru penyewa global yang serius mempertimbangkan portofolio aset hijau. Sementara itu, occupier lokal masih fokus pada keterjangkauan dan keberlanjutan bisnis.

ESG memang menjadi perhatian global saat ini, perlahan mulai terlihat indikasi kesadaran yang di pasar properti lokal, khususnya di pasar properti komersial.

Indeks ESG setidaknya menjadi salah satu ukuran yang dapat digunakan bahwa, upaya mencapai net zero emissions pada sektor properti di Indonesia juga diperhitungkan oleh investor dalam upaya pengembangan bisnisnya ke depan.

Pengujung tahun 2023, di tengah kondisi konflik global menyiratkan perspektif lokal yang terus bergerak dan optimis terkait investasi properti berbasis pembangunan berkelanjutan.

Kesadaran kolektif memang membutuhkan waktu yang tidak singkat, terutama untuk mencapai pergeseran paradigma pada seluruh lini kegiatan pembangunan, sehingga memiliki derap yang sama mencapai pembangunan berkelanjutan.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

COP16 Riyadh: Perusahaan Didesak Perkuat Investasi Kesehatan Lahan

COP16 Riyadh: Perusahaan Didesak Perkuat Investasi Kesehatan Lahan

Swasta
Pertanian Tak Berkelanjutan Sebabkan Degradasi Lahan, Arab Saudi Luncurkan Agenda Aksi Riyadh

Pertanian Tak Berkelanjutan Sebabkan Degradasi Lahan, Arab Saudi Luncurkan Agenda Aksi Riyadh

Pemerintah
Desa Sejahtera Astra Boja Farm Berhasil Ekspor Hasil Pertanian Organik

Desa Sejahtera Astra Boja Farm Berhasil Ekspor Hasil Pertanian Organik

Pemerintah
Desa Sejahtera Astra, Dukung Ekonomi Masyarakat yang Ramah Lingkungan

Desa Sejahtera Astra, Dukung Ekonomi Masyarakat yang Ramah Lingkungan

Swasta
Australia Berpotensi Jadi Pemimpin Dunia dalam Industri Besi Hijau

Australia Berpotensi Jadi Pemimpin Dunia dalam Industri Besi Hijau

Pemerintah
COP16 Riyadh: Kesehatan Tanah Jadi Cermin Kualitas Makanan

COP16 Riyadh: Kesehatan Tanah Jadi Cermin Kualitas Makanan

LSM/Figur
Di Forum Dunia, Petani Gurem Dapat Perhatian Serius

Di Forum Dunia, Petani Gurem Dapat Perhatian Serius

LSM/Figur
Hampir Semua Es Laut Arktik Diperkirakan Bisa Mencair pada Musim Panas 2027

Hampir Semua Es Laut Arktik Diperkirakan Bisa Mencair pada Musim Panas 2027

LSM/Figur
Bisakah Serangga Jadi Solusi Limbah Plastik Dunia?

Bisakah Serangga Jadi Solusi Limbah Plastik Dunia?

Pemerintah
Pegiat Lingkungan Raih Penghargaan Kehati Award 2024

Pegiat Lingkungan Raih Penghargaan Kehati Award 2024

LSM/Figur
Perubahan Iklim Bisa Rugikan Stadion FIFA hingga 800 Juta Dollar AS

Perubahan Iklim Bisa Rugikan Stadion FIFA hingga 800 Juta Dollar AS

Pemerintah
Pengelolaan Lahan dan Air Berkelanjutan Perlu Investasi Rp 4,8 Kuadriliun Per Tahun

Pengelolaan Lahan dan Air Berkelanjutan Perlu Investasi Rp 4,8 Kuadriliun Per Tahun

LSM/Figur
Tantangan Konservasi di Indonesia, Mulai dari Pendanaan hingga Kebakaran

Tantangan Konservasi di Indonesia, Mulai dari Pendanaan hingga Kebakaran

Pemerintah
42 Perusahaan Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2024

42 Perusahaan Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2024

Pemerintah
Anggaran Konservasi Turun Rp 300 Miliar dalam APBN 2025

Anggaran Konservasi Turun Rp 300 Miliar dalam APBN 2025

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau