Bagi negara-negara Kategori 3, 4, dan 5, EPR menegakkan tanggung jawab bersama di sepanjang rantai nilai plastik. Uang yang dikumpulkan dari biaya EPR dapat digunakan untuk meningkatkan solusi pengelolaan sampah dan daur ulang.
Beberapa negara dalam Kategori 5 dan 6 telah maju dalam menciptakan lingkaran lengkap dalam penggunaan plastik, dan mereka dapat memanfaatkan perencanaan kebijakan yang komprehensif untuk mencapai sirkularitas dalam segala jenis sampah.
Negara-negara ini dapat mendorong inovasi seperti penyortiran dan pelacakan sampah plastik yang sangat detail untuk menyediakan pasokan yang efisien bagi ekonomi daur ulang.
Dalam konteks ini, skema EPR harus mendorong penggunaan prinsip desain yang mendukung sirkularitas.
Studi ini menyoroti keragaman kondisi nasional dan sub-nasional di berbagai negara, dengan tingkat pengelolaan sampah dan kemampuan teknis yang berbeda-beda.
Oleh karena itu, prioritas kebijakan dan infrastruktur harus mempertimbangkan keragaman ini dan ketersediaan sumber daya untuk membawa perubahan dalam sistem.
Baca juga: Potret Sampah 6 Kota, Ini Paparan Litbang Kompas dan Net Zero Waste Management Consortium
Presiden dan CEO Alliance to End Plastic Waste Jacob Duer menjelaskan, selama dekade terakhir, penggunaan plastik terus meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi global.
Meskipun demikian, 70 persen dari seluruh sampah plastik masih dibuang dengan sia-sia, mencemari lingkungan, berakhir di tempat pembuangan sampah, atau dibakar.
Namun demikian, setiap negara memiliki peluang untuk memperbaiki situasi ini dengan menetapkan prioritas dan menemukan solusi sesuai dengan tingkat kematangan mereka dalam pengelolaan sampah, sejalan dengan visi ekonomi yang berkelanjutan.
“Resolusi Majelis Lingkungan Hidup Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam mengembangkan instrumen hukum internasional mengenai polusi plastik dapat menjadi kontributor utama dalam menetapkan prioritas ini," ujar Duer.
Sebagaimana diungkapkan dalam kerangka kematangan pengelolaan sampah yang dipublikasikan oleh the Alliance, tidak ada solusi baku yang cocok untuk semua, namun terdapat kebijakan yang dapat digunakan di berbagai tingkat untuk mendorong perubahan cepat menuju pola pikir yang berkelanjutan terhadap penggunaan plastik.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya