KOMPAS.com - Luksemburg, sebuah negara kecil di Eropa, telah merayakan tiga tahun skema transportasi umum gratis diberlakukan.
Menurut masyarakat yang tinggal di sana, skema tersebut merupakan keberhasilan yang gemilang.
Lantas, saat negara-negara berupaya mendorong warganya untuk tidak lagi menggunakan mobil demi mengurangi emisi karbon, dapatkah kesuksesan Luksemburg diaplikasikan di negara lainnya?
“Kualitas transportasi umum perlu diubah sepenuhnya,” kata Wakil Perdana Menteri dan Menteri Mobilitas, Pekerjaan Umum, dan Pertahanan Luksemburg, Francois Bausch, dikutip dari Euronews, Jumat (5/1/2024).
Menurut dia, bukan hanya satu moda transportasi yang akan menyelesaikan semua permasalahan, namun harus benar-benar multimoda, negara harus bisa memadukannya.
Baca juga: Di Negara Ini Naik Transportasi Umum Gratis, Apa Dampaknya buat Warga?
Mengapa Luksemburg mengubah jaringan transportasinya? Bausch menjelaskan bahwa negara tersebut memutuskan untuk menggratiskan transportasi umum karena dua alasan.
Pertama, memberikan akses yang adil kepada semua orang dan untuk mendorong kesadaran mengenai perubahan sistem mobilitas selama satu dekade.
Pada tahun 2013 ketika Bausch pertama kali menjabat, kemacetan lalu lintas pada jam sibuk merupakan kejadian sehari-hari di pusat Kota Luksemburg. Kini hal tersebut tidak terjadi lagi, karena meningkatnya penggunaan sistem trem dan reorganisasi sistem perjalanan.
Trem memiliki hak jalan eksklusif dan mendapat prioritas di perlintasan, sehingga tidak pernah terjebak kemacetan. Hal ini dikombinasikan dengan fakta bahwa biayanya gratis, sehingga mendorong lebih banyak orang untuk menggunakannya.
Baca juga:
Kendati demikian, mobil belum sepenuhnya hilang dan negara ini masih memiliki kepemilikan mobil per rumah tangga tertinggi di Eropa.
Sekitar 230.000 orang melintasi perbatasan ke Luksemburg setiap hari untuk bekerja dan 75 persen perjalanan tersebut dilakukan dengan mobil.
Lantas, apakah dengan menjadikan angkutan umum gratis akan mendorong lebih banyak orang untuk menggunakannya?
Menggratiskan angkutan umum juga belum tentu merupakan jawabannya.
Skema ini memang berhasil di negara kaya seperti Luksemburg. Tetapi bagi negara lain, tujuan utamanya lebih kepada menjadikan transportasi umum murah, mudah digunakan, dan mudah diakses.
Laporan Greenpeace baru-baru ini mengenai transportasi umum di seluruh Eropa menyatakan bahwa menurunkan harga adalah salah satu “cara termudah dan tercepat” untuk mendorong masyarakat menggunakan transportasi umum.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya