Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Food Estate" Dianggap Tidak Menjamin Tercapainya Ketahanan Pangan

Kompas.com - 10/01/2024, 15:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ekstensifikasi atau perluasan lahan tidak menjamin tercapainya ketahanan pangan. Ekstensifikasi lahan hanya akan merusak ekosistem lingkungan serta berkontribusi pada krisis iklim.

Proyek food estate yang merupakan bentuk dari ekstensifikasi lahan, malah mengambil 900.000 hektar di kawasan eks-pengembangan lahan gambut di Kalimantan Tengah.

Padahal, menurut Head of Research Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Aditya Alta alih guna lahan, terutama lahan gambut merupakan salah satu penyumbang terbesar emisi gas rumah kaca Indonesia.

"Food estatesudah sering dikritik karena dianggap membahayakan kelestarian lingkungan. Program ini juga disebut tidak mampu berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan pangan nasional," kata Aditya, di Jakarta, Selasa (9/1/2023).

Program yang juga mendapatkan kritikan dari beberapa calon Presiden ini digarap oleh Kementerian Pertahanan dan Kementerian Pertanian. Lahannya tersebar di Sumatera, Kalimantan, Nusa Tenggara Timur dan Papua.

Baca juga: Food Estate di Antara Pusaran Pilpres 2024

Program ini belum terbukti mampu memenuhi kebutuhan pangan nasional. Kementerian Pertanian pertama kali mengembangkan food estate di Kalimantan Tengah sekitar 60.000 hektar lahan dengan pembagian tahun 2020 seluas 30.000 hektar, tahun 2021 sebesar 14.000 hektar, dan ekstensifikasi seluas 16.000 hektar.

Kenyataannya, pada tahun 2022, Green Peace Indonesia menemukan bahwa lahan tersebut justru terbelangkai dan menyebabkan perubahan iklim di lokasi sekitar.

Food estate yang juga disebut lumbung pangan ini dibuat untuk meningkatkan produksi domestik. Namun pengembangannya terbatas pada beberapa komoditas tertentu, seperti beras, singkong untuk tepung mocaf, kentang bahan baku industri, serta bawang merah dan bawang putih.

Aditya melanjutkan, jika meninjau permasalahan ketahanan pangan yang dijadikan justifikasi kedua program tersebut, maka keterjangkauan dan keragamanlah yang selama ini menjadi permasalahan, bukan ketersediaan.

Indonesia sebetulnya sudah mencapai swasembada dalam pengadaan beras dengan memenuhi sebagian besar kebutuhannya dari produksi dalam negeri.

Baca juga: Food Estate Gagal, Pemerintah Diminta Belajar ke Rutan Tanjungpinang

Dibutuhkan upaya kolektif dari hulu ke hilir untuk mewujudkan ketahanan pangan. Beberapa hal direkomendasikan CIPS antara lain adalah dengan mengedepankan dan mendukung investasi pertanian.

Investasi pertanian juga sangat dibutuhkan untuk meningkatkan adopsi mekanisasi dan teknologi pertanian, teknik budidaya yang baik, perluasan jaringan irigasi, serta mitigasi perubahan iklim dengan modifikasi cuaca.

Pemerintah juga perlu memberikan dukungan untuk riset dan inovasi, serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia sektor pertanian agar lebih produktif, termasuk melakukan kerja sama pihak swasta.

Reformasi sistem pertanian juga perlu masuk ke dalam program kerja prioritas Presiden yang akan terpilih pada masa depan.

Presiden terpilih perlu mengevaluasi prosedur investasi di sektor pertanian untuk menarik minat investor dalam menanamkan uangnya di sub sektor pertanian.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Studi: 2024 Jadi Era Transisi Energi Betulan, Emisi Segera Capai Puncak

Studi: 2024 Jadi Era Transisi Energi Betulan, Emisi Segera Capai Puncak

LSM/Figur
Bisakah Negara-negara di Asia Hentikan Penggunaan Batu Bara?

Bisakah Negara-negara di Asia Hentikan Penggunaan Batu Bara?

Pemerintah
Harga PLTS dan PLTB Turun Drastis, ASEAN Harus Ambil Kesempatan

Harga PLTS dan PLTB Turun Drastis, ASEAN Harus Ambil Kesempatan

LSM/Figur
“Social Enterprise” yang Ramah Lingkungan Masih Hadapi Stigma Negatif

“Social Enterprise” yang Ramah Lingkungan Masih Hadapi Stigma Negatif

Swasta
Singapura Putuskan Ikut Danai Studi Kelayakan CCS di Negaranya

Singapura Putuskan Ikut Danai Studi Kelayakan CCS di Negaranya

Pemerintah
Perluasan Hutan Tanaman Energi Dinilai Percepat Deforestasi di Kalimantan Barat

Perluasan Hutan Tanaman Energi Dinilai Percepat Deforestasi di Kalimantan Barat

LSM/Figur
Penegakan Hukum dan Rendahnya Kesadaran Masyarakat jadi Tantangan Kelola Sampah

Penegakan Hukum dan Rendahnya Kesadaran Masyarakat jadi Tantangan Kelola Sampah

LSM/Figur
Pengajar dan Praktisi Minta Prabowo Revolusi Ketenagakerjaan ke Arah Berkelanjutan

Pengajar dan Praktisi Minta Prabowo Revolusi Ketenagakerjaan ke Arah Berkelanjutan

LSM/Figur
Seruan Pendanaan Pelestarian Alam Menggema dalam KTT Keanekaragaman Hayati COP16

Seruan Pendanaan Pelestarian Alam Menggema dalam KTT Keanekaragaman Hayati COP16

Pemerintah
79 Persen Eksekutif Agrifood Laporkan Pertumbuhan Pendapatan dari Investasi Keberlanjutan

79 Persen Eksekutif Agrifood Laporkan Pertumbuhan Pendapatan dari Investasi Keberlanjutan

Pemerintah
 Bank Belum Siap Hadapi Perubahan Iklim

Bank Belum Siap Hadapi Perubahan Iklim

Pemerintah
Emisi CO2 Global dari Kebakaran Hutan meningkat 60 Persen Sejak 2001

Emisi CO2 Global dari Kebakaran Hutan meningkat 60 Persen Sejak 2001

LSM/Figur
Tolak PLTU Captive, Koalisi Sulawesi Tanpa Polusi Minta Prabowo Revisi Perpres 112/2022

Tolak PLTU Captive, Koalisi Sulawesi Tanpa Polusi Minta Prabowo Revisi Perpres 112/2022

LSM/Figur
Google Bakal Manfaatkan Nuklir untuk Pasok Listrik Data Center

Google Bakal Manfaatkan Nuklir untuk Pasok Listrik Data Center

Swasta
Ilmuwan Eksplorasi Rumput Laut Jadi Sumber Energi dan Pakan Ternak

Ilmuwan Eksplorasi Rumput Laut Jadi Sumber Energi dan Pakan Ternak

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau