Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendekati Debat Cawapres, Para Kandidat Diminta Terbuka Soal Hilirisasi Nikel

Kompas.com - 18/01/2024, 09:30 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

Menurut Prabowo, hilirisasi menjadi modal penting untuk mencapai kesejahteraan negara. Sebab, dengan konsep tersebut, Indonesia mampu meningkatkan nilai ekonomi yang berlipat karena bisa mengekspor barang jadi.

“Kita harus kembangkan konsep hilirisasi dan industrialisasi. Kita harus kembangkan yang sudah dirintis Pak Jokowi," ujar Prabowo, dikutip dari Antara (3/12/2023). 

Baca juga: Nikel Sulteng dan Maluku Terbesar di Dunia, RI Belum Bisa Produksi Sendiri

Senada dengan Prabowo-Gibran, pasangan capres-cawapres no 03 Ganjar Pranowo-Mahfud Md akan melakukan hal serupa. Bahkan, Ganjar menyebut pihaknya tidak hanya akan berfokus pada nikel, melainkan sejumlah sektor potensial lainnya. 

Tim pemenangan sekaligus Deputi Politik 5.0 TPN Ganjar-Mahfud, Andi Widjajanto mengatakan, hilirisasi dan investor dalam visi misi Ganjar-Mahfud merupakan sesuatu yang akan dipercepat dengan kompleksitas yang lebih dalam.

"Kami memikirkan hilirisasi harus merupakan satu kesatuan ekosistem dari yang pertama konektivitas global dan rantai pasok global," kata Andi, dikutip dari Kompas.com. 

Calon presiden Ganjar Pranowo juga memastikan akan menuntaskan program hilirisasi yang digagas Presiden Joko Widodo (Jokowi) jika terpilih di 2024. Menurutnya, industri pertanian, perkebunan hingga kelautan mesti dilakukan hilirisasi.

"Tugas saya adalah menuntaskan hilirisasi sampe end to end. Maka berikutnya adalah industri pertanian, perkebunan, kelautan digital mesti dihilirisasi semuanya," kata Ganjar, dikutip dari Tribunnews.com (23/11/2023).

Baca juga: Walhi: PLTU Captive di Smelter Nikel Jadi Ironi Transisi Energi

Sikap berbeda disampaikan pasangan capres-cawapres nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskanar (Amin).

Wakil Kapten Tim Nasional AMIN, Thomas Lembong, menyebut kebijakan hilirisasi memiliki sejarah yang suram di Indonesia.

Oleh karena itu, ia menyebut Amin bakal membiarkan industri nikel berkembang sesuai tren. Hanya saja, sektor itu tidak perlu lagi diberi subsidi atau perhatian khusus dari pemerintah.

Menurut Thomas, kebijakan pemerintah terlalu sempit. Padahal, ada sektor lain yang bisa dijadikan fokus pemerintah. Misalnya, industri tekstil, meubel, dan sektor jasa. Kebijakan hilirisasi menurutnya dilihat hanya berfokus kepada sektor nikel khususnya sektor baterai.

"Perlu kebijakan pemerintah sektor industri dan tambang yang jauh lebih luas, yang jauh lebih komprehensif daripada hanya nikel saja, baterai saja, dan mobil listrik saja," terang Thomas.

 

 

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com