Luas wilayah ini kemungkinan lebih besar, sebagaimana tersirat oleh Area of Interest yang totalnya mencapai 3,2 juta hektare yang tersebar di tiga kabupaten di Papua bagian selatan.
Greenpeace Indonesia mencatat, diperkirakan sekitar 3 juta hutan berpotensi hilang jika proyek food estate terus dilanjutkan.
Salah satu yang disorot Greenpeace Indonesia adalah proyek food estate garapan Kementerian Pertahanan di Gunung Mas.
Baca juga: Saat Muhaimin dan Mahfud MD Kompak Soroti Kegagalan Food Estate...
Perkebunan singkong di Gunung Mas dikonversi menjadi area pertanian skala besar oleh pemerintah melalui program food estate.
Juru Kampanye Hutan Senior Greenpeace Indonesia Syahrul Fitra mengatakan, sistem monokultur singkong yang diterapkan di Gunung Mas justru meminggirkan kearifan dan pengetahuan masyarakat lokal
"Ada cara yang lebih baik dengan pertanian ekologis dan agroforestri tradisional, sehingga kita mempunyai solusi untuk krisis pangan sekaligus krisis iklim," kata Syahrul Fitra.
Di sisi lain, Direktur LBH Palangkaraya Aryo Nugroho berpendapat, proyek food estate mengabaikan hak atas lingkungan hidup yang baik dan pemenuhan hak atas pangan.
Baca juga: Muhaimin Kritik Food Estate dan Tanggul Laut Raksasa
Dia mencatat, terjadi perluasan wilayah banjir di Kalimantan Tengah dalam beberapa tahun terakhir.
Aryo menambahkan, pembukaan hutan untuk proyek food estate berpotensi memperluas risiko banjir bandang.
"Pemerintah harus menghentikan proyek lumbung pangan di Kalimantan Tengah, dan memulihkan kerusakan lingkungan akibat pembukaan hutan untuk garapan tersebut," kata Aryo, dikutip dari situs Greenpeace Indonesia.
Baca juga: Muhaimin Sebut Program Food Estate Picu Konflik Agraria di Indonesia
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya