KOMPAS.com - Bagi Anda yang sedang hamil atau yang memiliki anak baru lahir, Makanana Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) menjadi topik yang paling sering dicari di internet.
Pasalnya, ketika sudah berusia 6 bulan, bayi perlu penunjang nutrisi lain selain Air Susu Ibu (ASI), yang tersedia pada beberapa jenis MPASI.
Perlu diingat bahwa huruf P pada MPASI adalah pendamping bukan pengganti. Artinya, makanan ini perlu dikonsumsi berdampingan dengan pemberian ASI eksklusif, bukan berhenti lalu menggantinya dengan MPASI.
MPASI sendiri merupakan hal penting dan perlu diperhatikan orangtua, karena salah satu unsur yang dapat memengaruhi stunting anak melalui pemberian makanan yang kurang bergizi atau kurang tepat.
MPASI yang diberikan pada bayi memasuki usia 6 bulan adalah bagian dari pemenuhan gizi optimal pada masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan Anak.
Baca juga: Rendahnya Asupan Protein Hewani Sebabkan Anak Stunting
Jika pemberiannya tepat, MPASI dapat mendukung tumbuh-kembang lebih optimal. Sebaliknya, pemberian yang kurang tepat bisa menyebabkan stunting. Oleh karena itu, ada berbagai hal yang harus diketahui orangtua saat mengenalkan MPASI pada anak.
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (FK Unusa) dr. Merry Susanti, S.PA. mengungkapkan, stunting pada anak harus menjadi perhatian dan diwaspadai. Stunting menandakan bahwa nutrisi anak tidak terpenuhi dengan baik.
Jika dibiarkan tanpa penanganan, stunting bisa menimbulkan dampak jangka panjang kepada anak. Anak tak hanya mengalami hambatan pertumbuhan fisik, tapi nutrisi yang tidak mencukupi juga memengaruhi kekuatan daya tahan tubuh hingga perkembangan otak anak.
Oleh karena itu, MPASI harus diberikan tepat waktu, yakni ketika bayi sudah siap menerima makanan padat pertamanya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan MPASI diberikan saat bayi memasuki usia 6 bulan.
Sesuai saran ikatan dokter anak Indonesia (IDAI), pemberian MPASI harus dilakukan dengan adekuat. Maksudnya, di dalam kandungan MPASI harus bisa menyediakan energi, protein, dan mikronutrien yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi si kecil yang sedang tumbuh.
Baca juga: Stunting Dapat Terjadi Sejak Awal Masa Kehamilan
"Oleh karena itu, generasi bersih dan sehat (Genbest) jangan ragu untuk memberikan menu lengkap pada MPASI anak meskipun usianya baru 6 bulan,” ungkap dr. Merry Susanti dikutip dari laman Unusa, Jumat (26/1/2024).
Berikut jenis MPASI yang cocok untuk usia anak ini yang direkomendasikan Titipku yakni berbentuk puree/bubur/makanan yang dihaluskan.
Rekomendasi MPASI bayi usia 6-9 Bulan
MPASI 6 Bulan
Bayi disarankan untuk mengonsumsi MPASI sejak 6 bulan. Namun, sebagai orang tua kita tidak bisa memaksakan begitu saja. Kita perlu mengenali tanda-tanda alami anak sudah siap mengonsumsi MPASI.
Beberapa tanda si kecil siap mengonsumsi MPASI adalah bayi membuka mulut ketika disodori makanan. Bayi memasukkan makanan ke mulut/memasukkan tangan ke mulut.
Jika tanda-tanda ini sudah muncul, maka kita coba siapkan MPASI yang dicampur dengan ASI. Misalnya, siapkan bubur bayi yang dilumerkan dengan ASI. Coba berikan satu sampai dua sendok ke bayi.
Baca juga: Deteksi Stunting, Alat Ukur Tubuh Perlu Dioptimalkan Puskesmas
Jika bayi lahap mengonsumsi, maka mereka siap untuk secara reguler diberi MPASI.
Menu MPASI yang cocok untuk anak usia 6 bulan antara lain:
MPASI 7 Bulan
Saat bayi memasuki usia 7 bulan, anak sudah mulai bisa dikenalkan dengan berbagai sumber protein hewani.
Berikut ini beberapa menu MPASI yang cocok untuk anak usia 7 bulan:
MPASI 8 Bulan
Pada usia 8 bulan, anak sudah bisa dikenalkan dengan makanan padat namun teksturnya masih lembut, misalnya kentang dan wortel yang direbus lama.
Berikut ini adalah rekomendasi menu MPASI untuk anak usia 8 bulan:
MPASI 9 Bulan
Pada usia 9 bulan, bayi sudah bisa diberikan aneka camilan sehat yang teksturnya padat.
Berikut adalah rekomendasi MPASI untuk anak usia 9 bulan:
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya