Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/01/2024, 12:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Rencana penurunan target energi baru terbarukan (EBT) dalam bauran energi nasional dinilai tidak tepat.

Sebelumnya, Dewan Energi Nasional (DEN) tengah menyusun pembaruan atau revisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional (KEN).

Dalam revisi PP KEN tersebut, target bauran energi terbarukan memang diturunkan, dari 23 persen menjadi antara 17 sampai 19 persen pada 2025.

Baca juga: PLTU Pensiun Dini, EBT Digenjot Ciptakan 600.000 Green Jobs

Manajer Program Transformasi Energi Institute for Essential Services Reform (IESR) Deon Arinaldo menyayangkan rencana penurunan target EBT.

Dia menambahkan, evaluasi yang menyangkut EBT seharusnya dilakukan pada strategi peningkatannya, bukan malah dikurangi.

"Dan kira-kira strategi dan kebijakan apa lagi yang bisa diterapkan (untuk meningkatkan bauran EBT)," kata Deon kepada Kompas.com, Jumat (26/1/2024).

Dia menuturkan, faktor melesetnya pertumbuhan ekonomi nasional seharusnya bukan menjadi alasan utama diturunkannya target EBT.

Sebab, alasan tersebut memengaruhi keberlanjutan proyek 35 gigawatt (GW) yang didominasi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara.

Baca juga: Investasi EBT Tahun 2023 Menurun, Migas dan Minerba Naik

Deon menuturkan, proyek 35 GW seharusnya sudah dievaluasi dari beberapa tahun lalu dan dicek dampaknya pada kebijakan yang sudah ditetapkan, seperti bauran EBT.

"Di sisi lain, kebijakan yang seharusnya bisa menaikkan energi terbarukan justru malah terhambat," ucap Deon.

Strategi pengembangan EBT seyogyanya diperkuat atau dibuat inovasi, termasuk membuat ruang baru bila diperlukan.

"Kalau ruang untuk integrasi energi terbarukan di sistem kelistrikan PLN tidak banyak, maka ruang itu perlu dbuat. IESR sendiri mengidentifikasi hampir 3 GW PLTU yang ada di perencanaan RUPTL (Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik) 2021-2030 bisa dinegosiasikan untuk dibatalkan saja," tuturnya.

Di satu sisi, realisasi bauran EBT selalu meleset dari target setiap tahunnya. Menurut catatan DEN, pada 2021 realisasi bauran EBT hanya 12,32 persen dari target 14,52 persen.

Baca juga: Cak Imin Sebut Target Bauran EBT Diturunkan, Ini Faktanya

Sedangkan pada 2022, realisasi bauran EBT malah turun dari tahun sebelumnya yakni 12,30 persen. Sementara target bauran EBT pada 2022 adalah 15,69 persen.

Pada 2023, realisasi bauran EBT baru mencapai 13,1 persen dari target 17,87 persen.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau