KOMPAS.com - Industri pangan didorong mencapai netral karbon atau net zero emission (NZE) yang menjadi salah satu program pembangunan.
Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika mengatakan, kementerian menargetkan sektor industri capai NZE 10 tahun lebih cepat dari target nasional pada 2060.
Putu menuturkan, Kementerian Perindustrian memiliki empat strategi dalam mencapai NZE, sebagaimana dilansir Antara, Kamis (31/1/2024).
Baca juga: Garuda Indonesia Beli Sertifikat Perdana di Bursa Karbon
Keempat strategi tersebut adalah transisi ke energi baru terbarukan, manajemen dan efisiensi energi, elektrifikasi dalam proses produksi, serta pemanfaatan teknologi penangkap karbon atau carbon capture, utilization, and storage (CCUS).
"Industri makanan dan minuman merupakan salah satu industri yang diharapkan berperan aktif dalam mencapai NZE ini," ujar Putu.
Putu menyambut baik inisiatif perusahaan makanan dalam upaya dekarbonisasi dan transformasi digitalnya menjadi industri hijau atau green industry.
Selain itu, diharapkan ada semakin banyak industri lain dalam implementasi industri 4.0 dan green industry.
Baca juga: Jejak Karbon dan Pola Makan
"Kami berharap akan tumbuh lebih banyak lagi inisiatif seperti ini, agar daya saing sektor industri kita semakin meningkat di dunia internasional," katanya.
Sementara itu BOD PT Niramas Utama Adhi Lukman menyebutkan, pabrik perusahaan di Bekasi menjadi proyek pertama digitalisasi sistem manajemen informasi produksi dan monitoring energi.
Tujuan utamanya untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi, optimalisasi proses bisnis, dan pengembangan kompetensi sumber daya manusia (SDM).
Selain itu, teknologi yang dipakai juga merupakan tanggung jawab perusahaan terhadap penghematan energi dan pengurangan emisi karbon untuk mendukung tercapainya target Sustainable Development Goals (SDGs).
Baca juga: 85 Desa Energi Berdikari Pertamina Sukses Tekan 729.000 Ton Emisi Karbon
Untuk mendukung transformasi digital perusahaan menuju green industry, PT Niramas Utama menggandeng Schneider Electric dan PT JETEC Indonesia dalam melakukan implementasi solusi dan teknologi.
Menurut Cluster President Schneider Electric Indonesia & Timor Leste Roberto Rossi solusi EcoStruxure for Industry, teknologi yang diimplementasikan ditahap awal ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi energi dan mengurangi biaya perawatan aset hingga 20 persen per tahun.
Kemudian, 99 persen meningkatkan efisiensi waktu pengumpulan data, mengurangi potensi produk gagal hingga 10 persen, dengan return of investment (RoI) dalam dua tahun.
Baca juga: Blue Bird Pangkas 27.000 Ton Emisi Karbon Selama Tahun 2023
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya