KOMPAS.com - Calon presiden (capres) nomor urut 1 Anies Baswedan menyebut ada 3,2 juta kasus kekerasan terhadap perempuan dalam delapan tahun terakhir.
Hal tersebut disampaikan Anies dalam debat kelima Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Minggu (4/2/2024).
Tema debat terakhir ini adalah kesejahteraan sosial, kebudayaan, pendidikan, teknologi informasi, kesehatan, ketenagakerjaan, sumber daya manusia, dan inklusi.
Baca juga: Pemilu 2024 Jadi Momentum Tingkatkan Keterwakilan Perempuan
"Kita menyaksikan jumlah kekerasan pada perempuan luar biasa banyak, tinggi, catatannya ada 3,2 juta kasus selama 8 tahun terakhir ini," kata Anies.
Dia menambahkan, data tersebut mencakup kasus-kasus kekerasan yang tercatat dan terlaporkan.
Anies menegaskan, perempuan harus dimuliakan dan dilindungi, kekerasan terhadap perempuan pun tidak boleh dianggap remeh atau dianggap isu kecil.
"Dari mulai cat calling sampai kekerasan fisik, itu semua harus ditindak tegas dan kami akan tindak tegas," kata Anies.
Baca juga: Gelar Pelatihan Nutrisi, Musim Mas Jangkau Lebih Banyak Perempuan di Perkebunan
Menurut Catatan Tahunan Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) sejak 2013 hingga 2022 ada 2,452 juta kasus kekerasan berbasis gender terhadap perempuan.
Sedangkan selama delapan tahun, dari 2015 sampai 2022, ada 2,086 juta kasus kekerasan berbasis gender terhadap perempuan.
Catatan Tahunan Komnas Perempuan tersebut memverifikasi data kekerasan umum dari tiga sumber.
Ketiga sumber tersebut adalah Data Komnas Perempuan, Lembaga Pengadaan Layanan, dan Badan Peradilan Agama (Badilag).
Baca juga: Meiline Tenardi, Pengusaha yang Giat Berdayakan Perempuan dan Kesetaraan
Sejak 2013 tren kenaikan KBG terhadap perempuan lebih sering daripada tren penurunan.
Tahun 2022 merupakan tahun tertinggi jumlah kasusnya sepanjang 10 tahun terakhir.
Berikut data KGB terhadap perempuan menurut Catatan Tahunan Komnas Perempuan mulai 2013 sampai 2022.
Baca juga: Ketiga Cawapres Belum Bahas Perempuan dalam Pembangunan Berkelanjutan
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya