Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perusahaan Asuransi yang Danai Shell, dan BP Bakal Jadi Sasaran Tembak Aktivis Iklim

Kompas.com - 24/02/2024, 16:48 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

Sumber Euronews

KOMPAS.com - Sudah bukan rahasia lagi, perusahaan asuransi ikut berkontribusi dalam peningkatan risiko iklim.

Mereka berpraktik selama puluhan tahun menginvestasikan ratusan miliar dollar AS membiayai perusahaan yang memproduksi bahan bakar fosil seperti British Petroleum (BP), dan Shell.

Extinction Rebellion menganggap, tanpa perlindungan asuransi, pengeboran minyak dan gas akan sulit dilanjutkan.

Hal inilah yang akan dibidik oleh Extinction Rebellion, sebuah gerakan aktivis lingkungan melalui sejumlah kampanye selama sepekan mulai Senin (26/2/2024).

Baca juga: Tantangan Asia Hadapi Krisis Iklim: Greenwashing hingga Inkonsistensi Kebijakan

Mereka mengincar industri asuransi global, dan memperingatkan perusahaan-perusahaan asuransi bahwa jika mereka tidak berkomitmen untuk menghentikan penggunaan bahan bakar fosil, mereka akan menjadi sasaran protes.

Setiap tahun, kampanye Asuransikan Masa Depan Kita, yang terdiri dari 24 LSM, mengeluarkan ‘kartu skor’ mengenai 30 perusahaan asuransi besar dan keterlibatan mereka dalam industri minyak dan gas.

Lebih dari dua pertiga perusahaan asuransi AS yang disurvei memiliki aset terkait bahan bakar fosil senilai 536 miliar dolar AS pada tahun 2019.

Menurut Konsultan Keberlanjutan Environment Resources Management (ERM), Kelompok Investasi Ceres, dan Firma Akuntansi Karbon Persefoni, angka tersebut kemungkinan besar akan sama pada tahun-tahun berikutnya.

Para aktivis pun semakin menyerukan peran fundamental perusahaan asuransi dalam menopang industri bahan bakar fosil.

Baca juga: Mencari Gagasan Memperkuat Ketahanan Pangan di Tengah Krisis Iklim

Survei tahun 2023 menemukan bahwa perusahaan asuransi yang beroperasi di pasar Lloyd’s of London adalah penjamin emisi proyek bahan bakar fosil terbesar di dunia.

Secara kolektif, mereka diperkirakan memiliki premi tahunan sebesar 1,5 miliar Euro hingga 2 miliar Euro.

“Jika perusahaan bahan bakar fosil tidak memiliki asuransi untuk proyek-proyek besar mereka, maka seluruh risiko keuangan akan ditanggung oleh mereka. Jadi jika terjadi kesalahan, mereka bertanggung jawab atas apa pun yang terjadi,” kata anggota Extinction Rebellion Steve Tooze, dilansir dari euronews, Sabtu (24/2/2024).

Perusahaan mengasuransikan semua jenis infrastruktur termasuk anjungan minyak dan jaringan pipa.

"Namun, yang benar-benar mengkhawatirkan adalah mereka juga mengasuransikan proyek-proyek baru yang disebut sebagai bom karbon seperti Pipa Minyak Mentah Afrika Timur,” lajut Tooze.

Semua proyek ini jika dibiarkan akan menghasilkan begitu banyak CO2 sehingga akan mempersulit negara-negara untuk memenuhi perjanjian yang mengikat secara hukum untuk menjaga kenaikan suhu global di bawah 1,5 celcius.

Baca juga: Krisis Iklim Picu Kepunahan Kera Besar Lebih dari 200.000 Tahun Lalu

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Dukung Dunia Pendidikan, BRI Peduli Salurkan Bantuan Rp 500 Juta kepada SDN di Bogor
Dukung Dunia Pendidikan, BRI Peduli Salurkan Bantuan Rp 500 Juta kepada SDN di Bogor
BUMN
Riset: Tips Jitu Percepat Transisi Energi adalah Kolab dengan China
Riset: Tips Jitu Percepat Transisi Energi adalah Kolab dengan China
LSM/Figur
Lewat Label 'Kota Kotor', KLH Dorong Perbaikan Pengelolaan Sampah
Lewat Label "Kota Kotor", KLH Dorong Perbaikan Pengelolaan Sampah
Pemerintah
Pertamina Port Logistik Gelar Aksi Transplantasi Terumbu Karang dan Pembersihan Sampah di Kepulauan Seribu
Pertamina Port Logistik Gelar Aksi Transplantasi Terumbu Karang dan Pembersihan Sampah di Kepulauan Seribu
BUMN
Bank Lokal Ternyata Lebih Tangguh dan Bermanfaat dalam Krisis Iklim
Bank Lokal Ternyata Lebih Tangguh dan Bermanfaat dalam Krisis Iklim
Swasta
Konsep Baru Adipura: Yang Gagal Kelola Sampah Bakal Dapat Predikat Kota Kotor
Konsep Baru Adipura: Yang Gagal Kelola Sampah Bakal Dapat Predikat Kota Kotor
Pemerintah
Transparansi ESG Jadi Sorotan Baru Dunia Usaha, Bagaimana di Tanah Air?
Transparansi ESG Jadi Sorotan Baru Dunia Usaha, Bagaimana di Tanah Air?
Swasta
Pantau Konsumsi Energi AI, IEA Resmikan Observatorium Khusus
Pantau Konsumsi Energi AI, IEA Resmikan Observatorium Khusus
Pemerintah
KKP Minta Komdigi 'Take Down' Situs Jual Beli Pulau Indonesia
KKP Minta Komdigi "Take Down" Situs Jual Beli Pulau Indonesia
Pemerintah
Dorong Logistik Berkelanjutan, KAI Logistik Tanam 500 Mangrove
Dorong Logistik Berkelanjutan, KAI Logistik Tanam 500 Mangrove
BUMN
KKP Bantah Isu 4 Pulau di Anambas Dijual di Situs Internasional
KKP Bantah Isu 4 Pulau di Anambas Dijual di Situs Internasional
Pemerintah
Studi Baru Sebut Larangan Kantong Plastik Ampuh Kurangi Penggunaan
Studi Baru Sebut Larangan Kantong Plastik Ampuh Kurangi Penggunaan
LSM/Figur
Kompleksitas Sawit di Tesso Nilo adalah Buah Ketidaktegasan Pemerintah
Kompleksitas Sawit di Tesso Nilo adalah Buah Ketidaktegasan Pemerintah
Pemerintah
Komisi Eropa Berencana Batalkan Penyusunan Regulasi Anti-Greenwashing
Komisi Eropa Berencana Batalkan Penyusunan Regulasi Anti-Greenwashing
Pemerintah
Lawan Krisis Iklim, BRIN Genjot Pemuliaan Tanaman Buah Pakai Speed Breeding
Lawan Krisis Iklim, BRIN Genjot Pemuliaan Tanaman Buah Pakai Speed Breeding
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau