KOMPAS.com - Perubahan iklim memiliki dampak yang besar terhadap kehidupan makhluk hidup di Bumi, terutama spesies yang hidup di perairan.
Peneliti Ahli Utama dari Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Amir Hamidy mengatakan, spesies yang hidup di perairan menjadi salah satu yang pertama merasakan dampak dari perubahan iklim.
Salah satu spesies terdampak perubahan iklim yang parah adalah katak. Untuk diketahui, katak adalah bioindikator yang sangat baik untuk ketersediaan air.
Baca juga: Beruang Kutub Terancam Kelaparan akibat Perubahan Iklim
Amir mencontohkan katak merah (Leptophryne cruentata) yang hanya ditemukan di daerah Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat.
Melalui pemantauan selama 40 tahun yang dilakukan oleh para peneliti dari Institut Pertanian Bogor (IPB) dan lembaga terkait, distribusi katak merah mengalami penurunan, menjauhi ketinggian yang biasanya mereka tempati.
Hal ini dikaitkan dengan perubahan suhu yang terjadi di daerah tersebut, serta perubahan siklus reproduksi yang berdampak pada waktu berkembang biaknya katak merah.
"Imbasnya bagaimana? Ada spesies yang bisa bertahan ada spesies yang tidak bisa survive," kata Amir dalam acara Media Lounge Discussion di Gedung BJ Habibie, Jakarta, Rabu (28/2).
Baca juga: Perubahan Iklim, Fisika, dan Darurat Fikih Lingkungan
"Yang khawatir itu adalah ketika spesies-spesies ini tidak bisa survive (bertahan hidup) dengan perubahan iklim yang sangat ekstrem," sambungnya, dikutip dari situs web BRIN.
Amir menjelaskan, imbas dari perubahan yang terjadi adalah adanya spesies-spesies yang mampu bertahan dan beradaptasi dengan perubahan iklim.
Akan tetapi, ada juga yang tidak mampu bertahan, terutama saat terjadi perubahan iklim secara ekstrem.
Sebagai contoh, perubahan siklus air akan berdampak langsung pada perilaku reproduksi spesies-spesies tersebut.
Baca juga: Cegah Dampak Buruk Perubahan Iklim, Rehabilitasi Hutan Diperlukan
Contoh nyata dari dampak perubahan iklim terhadap spesies adalah penurunan populasi katak Panama di berbagai belahan dunia akibat kenaikan suhu dan perubahan lingkungan lainnya.
Amir juga mengamati secara langsung perubahan perilaku katak ketika suhu turun secara signifikan, yang menunjukkan perbedaan metabolisme yang signifikan antara spesies yang berdarah panas dan berdarah dingin.
Oleh karena itu, pemahaman akan dampak perubahan iklim terhadap spesies-spesies ini sangat penting untuk upaya konservasi dan perlindungan biodiversitas.
Langkah-langkah mitigasi yang tepat perlu dilakukan untuk meminimalkan dampak negatifnya terhadap ekosistem dan kehidupan berbagai spesies di bumi ini.
Baca juga: AS Ajak Presiden Terpilih RI Atasi Perubahan Iklim
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya