Analisis terbaru IEA menunjukkan, penerapan teknologi energi terbarukan dalam lima tahun terakhir telah secara signifikan membatasi peningkatan permintaan bahan bakar fosil.
Baca juga: Reko WS Hadir di 40 Lokasi, Tekan 12.000 Ton Emisi Karbon Setahun
Sehingga hal tersebut memberikan peluang untuk mempercepat transisi dari penggunaan bahan bakar fosil pada dekade ini.
Pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) di seluruh dunia sejak 2019 sudah cukup untuk menghindari jumlah konsumsi batu bara tahunan yang setara dengan gabungan sektor ketenagalistrikan India dan Indonesia.
Pengembangan dua energi terbarukan tersebut juga mengurangi permintaan gas alam tahunan sebesar jumlah yang setara dengan ekspor gas Rusia ke Uni Eropa sebelum perang di Ukraina pecah.
Meningkatnya jumlah mobil listrik di jalan raya juga berperan penting dalam menjaga permintaan minyak agar tidak meningkat melebihi tingkat sebelum pandemi.
Baca juga: Kejar Target Pengurangan Emisi, KLHK Dorong Penyelenggaraan NEK
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya