KOMPAS.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan, green jobs atau pekerjaan hijau dalam model pembangunan ekonomi hijau menjadi peluang bagi para lulusan sekolah-sekolah vokasi di Indonesia.
Peneliti Kebijakan Publik BRIN Renny Savitri mengatakan, pekerjaan hijau membutuhkan keterampilan-keterampilan baru untuk mencegah peningkatan emisi gas rumah kaca dan perubahan iklim.
Dia menambahkan, keahlian dasar yang dibutuhkan untuk masuk pekerjaan hijau meliputi analisa data dan informasi, berpikir kreatif, menginterpretasikan informasi untuk orang lain, dan kapabilitas interpersonal.
Baca juga: Pembangunan Rendah Karbon Bisa Ciptakan 15,3 Juta Pekerjaan Hijau
"Serta melatih dan mendampingi orang lain yang dikombinasikan dengan pengetahuan khusus mengenai keberlanjutan, dan life-cycle analysis," ujar Renny sebagaimana dilansir Antara, Kamis (7/3/3034).
Renny menuturkan, orang-orang yang melakukan pekerjaan hijau harus punya keterampilan untuk mendukung operasi bisnis yang berkelanjutan dan hemat sumber daya.
Hal itu karena perusahaan fokus terhadap pengurangan jejak karbon atau gas emisi yang mereka hasilkan.
Melalui riset tentang pendidikan vokasi dan pengembangan keahlian untuk ekonomi biru, ekonomi hijau, dan ekonomi digital pada 2023, BRIN meneliti beberapa sekolah vokasi di Indonesia yang menyiapkan siswa-siswi mereka untuk masuk ke pekerjaan hijau.
Baca juga: Mayoritas Mahasiswa Kurang Familiar Dampak Pekerjaan Hijau, Butuh Sosialisasi Masif
Beberapa sekolah itu antara lain SMK Negeri 2 Banjarbaru, SMK Negeri 3 Mataram, SMK Negeri 1 Salam di Magelang, SMK Negeri Pertanian Pacet di Cianjur, dan SMK Negeri Pertanian Terpadu Riau.
Penguatan pendidikan vokasi bertujuan untuk menjawab momentum bonus demografi. Apalagi, sebagian besar peminat SMK berasal dari kelas ekonomi bawah hingga menengah.
Renny menuturkan, model ekonomi hijau berperan untuk menggantikan model ekonomi hitam yang boros konsumsi bahan bakar fosil, batu bara, serta gas alam.
Intervensi pembangunan ekonomi hijau berfokus kepada tiga hal yakni mitigasi perubahan iklim, penghematan energi fosil, dan penciptaan lapangan kerja berbasis pekerjaan hijau.
Baca juga: Gibran: Pengembangan Hilirisasi Bisa Buka 5 Juta Lapangan Kerja Green Job
"Dengan lahirnya pendekatan ekonomi hijau pasti nanti akan muncul pekerjaan-pekerjaan baru yakni pekerjaan hijau," ujar Renny.
Menurutnya, pekerjaan hijau memiliki prospek yang cukup cerah karena berbagai pekerjaan baru muncul akibat krisis iklim.
Beberapa pekerjaan hijau antara lain spesialis energi baru terbarukan (EBT), teknisi EBT, hingga manajer keberlanjutan.
Baca juga: PLTU Pensiun Dini, EBT Digenjot Ciptakan 600.000 Green Jobs
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya