KOMPAS.com - Perempuan perlu dilibatkan lebih dalam upaya peringatan dini bencana guna meminimalisasi dampak kerusakan di tengah parahnya perubahan iklim.
Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, sebagaimana dilansir Antara, Selasa (12/3/2024).
Dwikorita mengatakan, perempuan memiliki kemampuan dan perspektif unik yang dapat menjangkau kelompok-kelompok rentan seperti anak-anak, penyandang disabilitas, dan lanjut usia secara efektif.
Baca juga: Kepala BNPB Sebut RI Hadapi Anomali Bencana, Ada Karhutla dan Banjir
Berbagai aspek tersebut menjadi alasan utama mengapa peran perempuan perlu ditingkatkan dalam upaya peringatan dini.
Dia menyampaikan, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan untuk meningkatkan keterlibatan perempuan.
Contohnya adalah memperbanyak pelibatan perempuan dalam kajian mitigasi, risiko bencana, penyusunan rencana pemulihan darurat, dan rehabilitasi.
Baca juga: HK Gerak Cepat Turunkan Bantuan Alat Berat Atas Bencana Pariaman
"Demikian dimaksud dengan strategi manajemen bencana yang proaktif, untuk mereduksi potensi dampak bencana akibat perubahan iklim," kata Dwikorita.
Selain itu, tambah Dwikorita, sumber daya, dan kontrol informasi, ketangguhan masyarakat juga tidak boleh dipinggirkan.
Meski belum sempurna, Dwikorita memastikan bahwa Indonesia cukup konsisten menerapkan keseimbangan dan inklusivitas gender.
Baca juga: Studi HCC: 48 Persen Warga Tidak Siap Hadapi Bencana Banjir
“Intinya harus memasukkan pengarusutamaan gender dalam semua aspek strategi, inisiatif, dan kegiatan WMO (World Meteorological Organization), terutama yang berkaitan dengan layanan dan infrastruktur, pada tingkat implementasi global, regional, dan nasional," ucap Dwikorita.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal WMO Celeste Saulo menyampaikan minimnya dukungan partisipasi penuh dan kepemimpinan yang diberikan kepada perempuan jadi tantangan tersendiri.
Padahal perempuan sangat efektif dalam memobilisasi masyarakat saat terjadi bencana. Dan mereka juga berada di garis depan pemulihan.
Baca juga: Masyarakat Perlu Hati-hati soal Informasi Bencana
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya