Pasalnya, TotalEnergies disebut sebagai salah satu dari 20 perusahaan penghasil emisi karbon dioksida terbesar di dunia
Selasa 2016 hingga 2022, badai ekstrem dan kekeringan berturut-turut mengurangi hasil panen dan padang rumput milik Falys.
Baca juga: Paus Abu-abu Muncul di Perairan Bukan Habitatnya, Tanda Perubahan Iklim Makin Parah
Kondisi tersebut memaksa Falys membeli pakan ternak dan pada akhirnya mengurangi jumlah ternaknya.
"Kegiatan kami sepenuhnya bergantung pada iklim," kata Falys kepada Reuters.
Falys berargumen, TotalEnergies tidak mematuhi hukum di Belgia yang menyatakan siapa pun yang menyebabkan kerusakan harus melakukan perbaikan.
"Kasus ini memperkuat pesan bahwa para pencemar besar mempunyai tugas dan tanggung jawab di mana pun mereka melakukan bisnis, mengarahkan produk mereka, dan menyebabkan kerugian," kata Nikki Reisch, direktur Pusat Hukum Lingkungan Internasional.
Baca juga: Pengelolaan Produksi Pangan Berkelanjutan Kunci Antisipasi Dampak Krisis Iklim
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya