Meskipun metana di atmosfer menghilang lebih cepat daripada karbon dioksida, gas ini merupakan emisi gas rumah kaca yang jauh lebih kuat dalam jangka waktu pendek.
Oleh karena itu, mengurangi emisi metana adalah salah satu cara terbaik untuk membatasi pemanasan global dan meningkatkan kualitas udara dalam jangka pendek.
Baca juga: Google Segera Luncurkan Satelit Pemantau Metana, Lacak Kebocoran dari Migas
Menurut analisis baru IEA, sekitar 40 persen emisi metana dari operasional bahan bakar fosil pada 2023 sebenarnya dapat dihindari tanpa biaya yang mahal.
Mengurangi emisi metana dari bahan bakar fosil sebesar 75 persen pada 2030 akan membutuhkan pengeluaran sebesar 170 miliar dollar AS, kurang dari 5 persen pendapatan yang dihasilkan oleh industri bahan bakar fosil pada tahun 2023.
Sementara itu, semakin banyak satelit canggih yang memantau kebocoran metana, seperti MethaneSAT yang baru-baru ini diluncurkan oleh Environmental Defense Fund, sehingga mempermudah identifikasi dan penanganannya.
Satelit-satelit ini dapat mengatasi kesenjangan dan ketidakpastian pendataan selama ini dengan memberikan informasi tepat waktu yang mungkin belum terungkap.
Baca juga: Gas Metana dari Sisa Makanan Bisa Sebabkan Pemanasan Global
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya