KOMPAS.com - Saat pemanasan global semakin parah dan menyebabkan perubahan iklim, dunia terus didesak untuk mencapai kondisi net zero emission (NZE).
NZE menjadi istilah yang semakin populer dan diperbincangkan setelah Perjanjian Paris pada 2015.
Sejumlah negara, tak terkecuali Indonesia, menetapkan tujuan untuk mencapainya. Pemerintah Indonesia sendiri menargetkan dapat mencapai NZE pada 2060 atau lebih awal.
Lantas, apa yang dimaksud dengan NZE dan apa pentingnya?
Baca juga: Menyongsong Bali NZE 2045 Mulai dari Nusa Penida
Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) NZE adalah pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) mendekati nol, dengan sisa emisinya dapat diserap kembali dari atmosfer, misalnya oleh lautan dan hutan.
Dengan kata lain, NZE adalah kondisi di mana emisi GRK yang dihasilkan manusia tidak lebih besar daripada jumlah yang dapat diserap oleh Bumi.
Bumi menyerap emisi karbon dari berbagai ekosistem dari mulai hutan di daratan hingga lautan.
Untuk diketahui, emisi GRK adalah penyebab utama efek rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim.
Berbagai pihak mulai dari individu, perusahaan, dan pemerintah di seluruh dunia kini dituntut untuk menghasilkan emisi sesedikit mungkin sekaligus mengompensasinya dengan pelestarian alam.
Baca juga: Konsisten Dukung Indonesia NZE 2060, MMSGI Raih CNBC Awards 2023
Menurut konsensus global dalam Perjanjian Paris, untuk mencegah dampak terburuk perubahan iklim, kenaikan suhu Bumi perlu dibatasi tidak lebih dari 1,5 derajat celsius di atas tingkat pra-industri.
Saat ini, suhu Bumi sudah menghangat sekitar 1,1 derajat celsius dibandingkan pada akhir tahun 1800-an, dan emisi terus meningkat.
Untuk menjaga pemanasan global tidak lebih dari 1,5 persen, NZE merupakan upaya yang harus dicapai.
Dalam Perjanjian Paris, emisi GRK harus dikurangi sebesar 45 persen pada 2030 dan mencapai NZE pada 2050 untuk mencegah suhu Bumi naik 1,5 derajat celsius.
Terlepas dari negara mana yang mengeluarkan emisi GRK, gas tersebut akan menyebar secara merata ke seluruh dunia di atmosfer dan dampaknya tidak akan merugikan siapa pun.
Karena perubahan kecil saja pada suhu global dapat menimbulkan dampak buruk, semua negara perlu terlibat dalam mengurangi emisi GRK, sebagaimana dilansir Earth.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya