Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Eki Baihaki
Dosen

Doktor Komunikasi Universitas Padjadjaran (Unpad); Dosen Pascasarjana Universitas Pasundan (Unpas). Ketua Citarum Institute; Pengurus ICMI Orwil Jawa Barat, Perhumas Bandung, ISKI Jabar, dan Aspikom Jabar.

Citarum dan "World Water Forum"

Kompas.com - 21/03/2024, 16:32 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Permasalahan di Citarum membutuhkan pendekatan, pola dan strategi baru dalam penyelesaian permasalahan konservasi sungai.

Sinergi Pentahelix sebagai formula strategi suksesnya Citarum Harum secara mendasar telah mampu menghadirkan energi besar komponen strategis bangsa dari berbagai kalangan untuk terlibat aktif tidak hanya unsur Pemerintah, juga unsur Akademisi, Komunitas, Bisnis dan Media dalam menghijrahkan dan menjaga Citarum tetap harum.

Namun sinergi antarunsur Pentahelix saat ini dirasakan mulai memudar dan belum berjalan efektif, karena masih kuatnya ego sektoral antarunsur yang ada, spirit pentahelix perlu direvitalisasi kembali untuk hadirkan inovasi dan kolaborasi.

Kedepan Citarum tidak hanya sekadar proyek fisik semata, namun dapat dikembangkan menjadi filosofi nilai dan kearifan lokal dalam merawat alam. Termasuk menjadi laboratium alam, objek pengabdian civitas akademika perguruan tinggi.

Diperlukan komitmen dan aksi nyata signifikan, mengingat masih ada beragam masalah yang menyertai agar terwujud kesinambungan program pemeliharaan.

Komitmen dan keberperanan unsur pentahelix (Akademisi, Pemerintah, Komunitas, Media dan unsur Bisnis) masih bersifat fluktuatif, baru sebagian kecil unsur yang berperan signifikan.

Pemerintah sebagai pemangku utama konservasi Sungai Citarum, harus mau dan mampu mengajak secara signifikan unsur potensi bangsa lainnya.

Keterlibatan unsur lainnya di luar pemerintah harus diberi ruang, bahkan turut difasilitasi untuk terlibat signifikan dalam merawat Citarum tetap harum. Kalau hanya proyek “pemerintah semata” dipastikan tidak akan berjalan optimal.

Pertemuan World Water Forum yang ke-10, diharapkan menyediakan platform penting bagi semua pemangku kepentingan di sektor air dalam skala global, yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan.

Hal ini merupakan tonggak besar kontribusi Indonesia terhadap upaya masyarakat global dalam mengelola sumber daya air secara berkelanjutan.

"Water Forum" ke-10 diharapkan dapat mendorong peningkatan kualitas kebijakan nasional dalam pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya air.

Forum tersebut diharapkan menghasilkan konsep kerja kolaboratif terkait sumber daya air yang efektif, serta prinsip-prinsip tata kelola yang dapat menjadi acuan global.

World Water Forum 2024 harus menjadi momentum bangsa Indonesia dan masyarakat global untuk meningkatkan kesadaran akan hadirnya krisis air dan merumuskan solusi dan komitmen bersama bagi kesejahteraan masyarakat, sebagai perwujudan air untuk kemakmuran bersama dan pertumbuhan bersama. Semoga!

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau