JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam usianya ke-46, PT Jasa Marga (Persero) Tbk, tampil sebagai satu-satunya pengembang dan operator jalan tol di Indonesia dengan risiko Environment, Social, and Governance (ESG) rendah.
Tak main-main, perusahaan pelat merah ini mencatat nilai ESG 12,9. Skor Ini merupakan sebuah pencapaian, karena dari total 79 perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang memiliki nilai ESG, Jasa Marga berada di peringkat kedua.
Penilaian risiko ESG yang diinisiasi oleh BEI dan Morningstar Sustainalytics ini menggunakan konsep dekomposisi risiko di mana perusahaan dihadapkan pada dua dimensi isu ESG yaitu eksposur dan manajemen.
Baca juga: Jasa Marga Salurkan 2.000 Paket Sembako di Wilayah Jawa Barat
Eksposur merupakan risiko material ESG yang dihadapi oleh perusahaan dan memengaruhi penilaian risiko ESG.
Sementara manajemen merupakan komitmen dan tindakan nyata dalam menangani isu ESG melalui berbagai kebijakan dan program kerja perusahaan.
Berdasarkan penilaian skor ESG, perusahaan tercatat dikelompokkan pada salah satu dari 5 kategori, yakni negligible 0-10 yang dianggap memiliki risiko ESG yang dapat diabaikan.
Kemudian kategori 10-20 low yang dianggap memiliki risiko ESG rendah. Berikutnya kategori 20-30 medium yang dianggap memiliki risiko ESG sedang.
Selanjutnya kategori 30-40 high yang dianggap memiliki risiko ESG tinggi, serta kategori lebih dari 40 severe yang dianggap memiliki risiko ESG berat.
Semakin rendah skor risiko ESG yang ditorehkan, kian baik eksposur dan manajemen perusahaan tersebut.
Baca juga: Susun Laporan Keberlanjutan, Jasa Marga Cari Topik Sesuai Standar GRI
Nah, pendekatan BEI dan Morningstar Sustainalytics dalam menghitung peringkat risiko ESG Jasa Marga adalah dengan mengukur eksposur perusahaan terhadap risiko-risiko ESG berupa material dan spesifik pada bisnis dan industri jalan tol serta seberapa baik perusahaan mengelola risiko-risiko tersebut.
Skor eksposur ini mempertimbangkan subindustri dan faktor spesifik perusahaan seperti model bisnisnya.
Penilaian BEI dan Morningstar Sustainalytics terhadap aspek eksposur PT Jasa Marga (Persero) Tbk adalah rendah.
Baca juga: Komitmen Jasa Marga Setarakan Gender, Dua Posisi Puncak Ditempati Perempuan
Sedangkan pada aspek manajemen alias pengelolaan, dua institusi ini mengacu pada seberapa baik Jasa Marga mengelola isu-isu ESG yang relevan. Skor manajemen berdasarkan pada ketangguhan program, praktik, dan kebijakan ESG yang diimplementasikan Jasa Marga.
Penilaian terhadap pengelolaan risiko material ESG BUMN ini adalah rata-rata alias average.
Secara keseluruhan, dengan skor 12,9, Jasa Marga menjadi satu-satunya pemain jalan tol di Indonesia yang memiliki eksposur dan manajemen baik.
Sementara untuk perbandingan dengan perusahaan sejenis lainnya di dunia, Jasa Marga menempati posisi ke-45 dari total 189 perusahaan.
Bagaimana perusahaan mampu mencatat kinerja demikian?
Direktur Utama Jasa Marga Subakti Syukur punya jawabannya. Secara lugas, dia menjelaskan sejumlah kinerja positif merupakan hasil dari realisasi strategi bisnis yang mencerminkan fokus Jasa Marga dalam membangun perusahaan berkelanjutan atau sustainable corporation.
“Tidak hanya mengejar return bagi pemegang saham, namun Jasa Marga juga memperhatikan dampak lingkungan dan dampak sosial bagi para pemangku kepentingannya,” ujar Subakti, dikutip Kompas.com, Kamis (22/3/2024).
Asal tahu saja, dividen untuk pemegang saham dari core profit tahun buku 2023 adalah sebesar 20 persen.
Sementara kinerja sepanjang tahun 2023 tak kalah moncer. Jasa Marga mencatatkan laba bersih Rp 6,79 triliun. Raihan itu meroket 147,3 persen dari realisasi laba bersih tahun 2022 yang hanya Rp 2,74 triliun.
Baca juga: Jasa Marga Sabet Sekaligus Pertahankan Predikat Gold Tol Hijau Indonesia
Dengan strategi bisnis berkelanjutan demikian, mafhum jika Jasa Marga hingga saat ini tampil sebagai raja jalan tol di Indonesia.
Tak tanggung-tanggung, pangsa pasar yang dikempit sebesar 48 persen untuk panjang jalan tol komersial yang telah beroperasi atau 1.260 kilometer, dan 36 konsesi jalan tol dengan total panjang jalan 1.736 kilometer.
Dengan komitmen penerapan aspek ESG di lingkungan Jasa Marga Group, Perseroan optimistis dapat semakin memikat para calon investor, terutama melalui skema green financing.
Jasa Marga juga terus berupaya untuk mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).
Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan ESG di seluruh lini bisnis dan operasi Perusahaan.
Pada tahun 2023 lalu, Jasa Marga punya tiga ruas tol tersertifikasi GTRI dengan predikat Gold yaitu Jalan Tol Gempol-Pandaan, Jalan Tol Pandaan-Malang dan Jalan Tol Bali Mandara.
Selain itu, melalui PT Jasamarga Related Business (JMRB) beserta kelompok usahanya mendukung program percepatan penggunaan kendaraan listrik berbasis baterai dengan menyediakan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di 15 titik di rest area Jalan Tol Jasa Marga Group bekerja sama dengan PLN.
Perseroan juga menjalin aliansi strategis dengan PT Bukit Asam Tbk melalui Nota Kesepahaman untuk mengembangkan potensi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di jalan tol Jasa Marga Group.
Baca juga: Dorong Inovasi Teknologi, Jasa Marga-Unpar Sepakat Berkolaborasi
Saat ini, sudah terdapat PLTS di Jalan Tol Bali Mandara memiliki kapasitas total sebesar 400 kWp. Dengan adanya PLTS ini, dapat meningkatkan efisiensi penggunaan energi yang ramah lingkungan.
Tak puas hanya sampai di situ, Perseroan juga menerapkan prinsip Creating Shared Value (CSV) dengan memberikan bantuan pembayaran sewa tenant, pinjaman pendanaan hingga bantuan sarana dan prasarana di rest area untuk meringankan pelaku Usaha Mikro Kecil (UMK).
Manfaat ini juga dirasakan oleh pengguna jalan karena para tenant UMK tetap dapat melayani pengguna jalan yang singgah di rest area dengan berbagai pilihan makanan dan minuman hingga oleh-oleh.
Hal ini selaras dengan komitmen Perseroan untuk meningkatkan rasio jumlah UMK di rest area yang dikelola oleh Jasa Marga Group.
Saat ini jumlah UMK tersebut telah mencapai sekitar 50 persen, melebihi alokasi yang diwajibkan oleh Presiden RI Joko Widodo sebesar 30 perse.
"Inilah wujud nyata komitmen Jasa Marga Group dalam membina dan mengembangkan pemangku kepentingan serta ekosistemnya, untuk mendapatkan dukungan mewujudkan visi Jasa Marga Group sebagai Perusahaan yang berkelanjutan," tuntas Subakti.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya