Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melebihi Angka Nasional, Pengobatan TBRO di DIY Capai 92 Persen

Kompas.com, 24 Maret 2024, 13:31 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Angka pengobatan kasus tuberkulosis resisten obat (TBRO) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada 2023 mencapai 92 persen, melebihi rata-rata nasional sebesar 73 persen.

Hal ini seperti disampaikan oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan Imran Pambudi. 

"Untuk TBRO, target enrollmentnya adalah 90 persen dan hanya satu provinsi yang bisa mencapai yaitu Daerah Istimewa Yogyakarta," kata Imran dalam Press Briefing Hari Tuberkulosis Sedunia (HTBS) 2024 yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan di Jakarta, Jumat.

Baca juga: Waspadai TBC Laten, Ini Kelompok yang Rentan Tertular

Menurutnya, capaian keberhasilan pengobatan TBRO secara nasional pada 2023 sebesar 55 persen dari target 80 persen.

Lima provinsi dengan capaian tertinggi adalah Nusa Tenggara Timur dengan 76 persen, Sulawesi Tengah 66 persen, Jambi 66 persen, dan Bengkulu 63 persen.

Tuberkulosis resisten obat

Ia menjelaskan, TBRO adalah keadaan saat seseorang terinfeksi oleh jenis bakteri TBC yang sama tetapi sudah kebal terhadap obat TBC lini 1, sehingga perlu pengobatan yang disebut obat TBC lini 2.

TBRO disebabkan oleh pengobatan yang tidak adekuat serta infeksi oleh penderita TBRO lainnya.

"Angka keberhasilan yang di bawah 80 persen tersebut karena pengobatan TBRO yang cukup panjang, yang bahkan sampai dua tahun," tuturnya.

Baca juga: Waspadai TBC Laten, Ini Kelompok yang Rentan Tertular

Sementara itu, untuk angka pengobatan kasus tuberkulosis sensitif obat (TBSO) pada 2023 secara nasional tercatat 88 persen dari target 100 persen.

Adapun target capaian keberhasilan pengobatan TBSO, kata dia, adalah 90 persen, dengan rata-rata nasional 86 persen. Ada lima provinsi yang berhasil mencapai target itu, yakni Lampung, Gorontalo, Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Barat, dan Banten.

Cara kurangi tuberkulosis

Imran mengatakan, Indonesia melakukan beberapa hal guna mencapai eliminasi tuberkulosis pada 2030. Terdapat tiga indikator yang perlu diperhatikan dalam mencapai target itu.

Pertama adalah treatment coverage, yakni penemuan kasusnya. Kedua adalah success rate, yaitu seberapa banyak yang pengobatannya selesai, dan ketiga adalah seberapa banyak cakupan orang yang diberi terapi pencegahan tuberkulosis.

Baca juga:

Pada tahun 2023, ia menambahkan, telah ditemukan sebanyak 820.000 penderita TB. 

Menurutnya, semakin banyak penderita TB ditemukan, maka semakin bagus, karena mereka dapat diobati segera agar tidak menularkan ke orang lain.

Sejumlah strategi yang diambil pemerintah, antara lain penguatan komitmen pemerintah pusat dan daerah, peningkatan akses layanan yang bermutu, optimalisasi promosi dan pencegahan, dan pemanfaatan hasil riset dan teknologi.

"Selain itu, peningkatan peran seluruh pihak serta penguatan manajemen program," ujar Imran..

Selain itu, menurutnya, pengobatan bagi penderita TBRO perlu dibuat lebih ringkas, lebih aman, dan lebih baik, guna mencegah silent pandemic akibat penyakit itu.

Menurut Imran, hal tersebut dapat terjadi karena pengobatan TBRO yang begitu rumit. Apalagi, ada puluhan obat yang perlu dikonsumsi sehingga orang menjadi enggan untuk berobat.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
KLH: Indonesia Darurat Sampah, Tiap Tahun Ciptakan Bantar Gebang Baru
KLH: Indonesia Darurat Sampah, Tiap Tahun Ciptakan Bantar Gebang Baru
Pemerintah
Ecoground 2025: Blibli Tiket Action Tunjukkan Cara Seru Hidup Ramah Lingkungan
Ecoground 2025: Blibli Tiket Action Tunjukkan Cara Seru Hidup Ramah Lingkungan
Swasta
BBM E10 Persen Dinilai Aman untuk Mesin dan Lebih Ramah Lingkungan
BBM E10 Persen Dinilai Aman untuk Mesin dan Lebih Ramah Lingkungan
Pemerintah
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
LSM/Figur
Tak Niat Atasi Krisis Iklim, Pemerintah Bahas Perdagangan Karbon untuk Cari Cuan
Tak Niat Atasi Krisis Iklim, Pemerintah Bahas Perdagangan Karbon untuk Cari Cuan
Pemerintah
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Blibli Tiket Action Gelar 'Langkah Membumi Ecoground 2025'
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Blibli Tiket Action Gelar "Langkah Membumi Ecoground 2025"
Swasta
PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Keringkan Kopi hingga Budi Daya Ikan di Gunung
PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Keringkan Kopi hingga Budi Daya Ikan di Gunung
BUMN
PBB Ungkap 2025 Jadi Salah Satu dari Tiga Tahun Terpanas Global
PBB Ungkap 2025 Jadi Salah Satu dari Tiga Tahun Terpanas Global
Pemerintah
Celios: RI Harus Tuntut Utang Pendanaan Iklim Dalam COP30 ke Negara Maju
Celios: RI Harus Tuntut Utang Pendanaan Iklim Dalam COP30 ke Negara Maju
LSM/Figur
Kapasitas Tanah Serap Karbon Turun Drastis di 2024
Kapasitas Tanah Serap Karbon Turun Drastis di 2024
Pemerintah
TFFF Resmi Diluncurkan di COP30, Bisakah Lindungi Hutan Tropis Dunia?
TFFF Resmi Diluncurkan di COP30, Bisakah Lindungi Hutan Tropis Dunia?
Pemerintah
COP30: Target Iklim 1,5 Derajat C yang Tak Tercapai adalah Kegagalan Moral
COP30: Target Iklim 1,5 Derajat C yang Tak Tercapai adalah Kegagalan Moral
Pemerintah
Trend Asia Nilai PLTSa Bukan EBT, Bukan Opsi Tepat Transisi Energi
Trend Asia Nilai PLTSa Bukan EBT, Bukan Opsi Tepat Transisi Energi
LSM/Figur
4.000 Hektare Lahan di TN Kerinci Seblat Dirambah, Sebagiannya untuk Sawit
4.000 Hektare Lahan di TN Kerinci Seblat Dirambah, Sebagiannya untuk Sawit
Pemerintah
Muara Laboh Diperluas, Australia Suntik Rp 240 Miliar untuk Geothermal
Muara Laboh Diperluas, Australia Suntik Rp 240 Miliar untuk Geothermal
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau