Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buntut Desakan Fans K-Pop, Hyundai Batal Beli Aluminium dari Proyek Adaro

Kompas.com - 03/04/2024, 07:00 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

"Menghentikan penggunaan batu bara dan beralih ke energi terbarukan, terutama surya dan angin, adalah satu-satunya pilihan untuk tetap memperoleh konsumen di masa mendatang,” tegas Nurul.

Pakai petisi dan surat terbuka

Ketua Komunitas BTS ARMY Indonesia Amino, Shifra Lushka, mengapresiasi solidaritas para fans BTS (ARMY) dalam mendukung masyarakat Indonesia, terutama warga Kalimantan Utara, dengan mendukung Kampanye “Hyundai, Drop Coal”.

Menurutnya, ARMY bekerja sama untuk menciptakan perubahan yang berarti dan dapat memastikan keberlanjutan dari planet ini.

“Kami berharap Hyundai akan melanjutkan kolaborasinya dengan BTS, mendorong kendaraan listrik yang benar-benar berkelanjutan yang tidak menggunakan bahan bakar fosil yang membahayakan bumi kita dalam produksinya,” tutur Shifra.

Baca juga: Hyundai Engineering Dukung Pendidikan Digital Balikpapan lewat Hello, E-Dream Project

Fans BTS berkolaborasi dengan Kpop4Planet untuk mengumpulkan lebih dari 11.000 tanda tangan dari penggemar K-pop di lebih dari 68 negara.

Dalam aksi di Hyundai Motorstudio Jakarta tahun lalu, kelompok tersebut mengirimkan petisi dan surat terbuka dari penggemar ke Kantor Pusat Hyundai di Korea Selatan.

Menurut Campaigner Market Forces Nabilla Gunawan, mundurnya Hyundai menyusul bank-bank internasional dari Proyek Adaro, merupakan peringatan yang jelas bahwa batu bara tidak memiliki tempat dalam transisi energi. 

“Kelanjutan smelter yang dilistriki PLTU ini sudah kacau. Semua bank yang masih mempertimbangkan mendanai Adaro harus mengkaji ulang risiko iklim dan finansialnya yang semakin tinggi,” tegas Nabilla.

Tak berlanjut

Sejatinya, Hyundai Motor Company dan PT Adaro Minerals Indonesia Tbk telah mengakhiri perjanjian pembelian aluminium.

Hyundai mengonfirmasi bahwa perusahaan telah memutuskan untuk mengeksplorasi peluang lain secara mandiri.

Direktur PT Adaro Minerals Indonesia Wito Krisnahadi juga membenarkan perusahaan telah memutuskan untuk tidak memperbarui perjanjian setelah habis masa berlaku.

"Hyundai Motor Company dan PT Adaro Minerals Indonesia Tbk menandatangani nota kesepakatan (MoU) yang tidak mengikat pada 13 November 2022 yang berlaku selama 12 bulan seiring dengan upaya Hyundai untuk menjajaki peluang pengadaan aluminium rendah karbon menggunakan PLTA yang ramah lingkungan," ujar Wito kepada Kompas.com, Senin (8/4/2024).

"Setelah MoU berakhir pada bulan November tahun 2023, kedua belah pihak memutuskan untuk tidak melanjutkan dan/atau memperbarui MoU tersebut," imbuhnya.

  

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com