Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Kesehatan Sedunia, WHO Kampanyekan Pentingnya Keadilan

Kompas.com - 12/04/2024, 13:22 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

"Konflik meninggalkan jejak kehancuran, tekanan mental dan fisik, serta kematian," ujar Direktur Jenderal WHO

Ia menyampaikan bahwa pembakaran bahan bakar fosil secara bersamaan menjadi pendorong  krisis iklim dan melanggar hak manusia untuk menghirup udara bersih.

Baca juga: Tak Hanya Kesehatan, Puntung Rokok Juga Merusak Lingkungan

"Krisis iklim pada gilirannya menyebabkan kejadian cuaca ekstrem yang mengancam kesehatan dan kesejahteraan di seluruh dunia dan menghambat akses terhadap layanan untuk memenuhi kebutuhan dasar," tutur Tedros.

Oleh karena itu, ia mengungkapkan, tujuan dari kampanye ini adalah untuk membuat layanan kesehatan tersedia, dapat diakses, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat. 

Pada Hari Kesehatan Sedunia ini dan seterusnya, WHO menyerukan agar pemerintah melakukan investasi yang berarti untuk meningkatkan layanan kesehatan primer.

Lalu, agar dapat memastikan transparansi dan akuntabilitas, dan untuk melibatkan individu dan komunitas secara bermakna dalam pengambilan keputusan seputar kesehatan.

Tedros menyebut, WHO mendesak masyarakat untuk mengetahui, melindungi, dan mempromosikan hak-hak kesehatan mereka.

Termasuk hak-hak yang terkait dengan layanan yang aman dan berkualitas, nol diskriminasi, privasi dan kerahasiaan, informasi, otonomi tubuh, dan pengambilan keputusan.

"Menyadari saling ketergantungan antara hak atas kesehatan dan hak-hak dasar lainnya, kampanye ini mencakup seruan untuk mengambil tindakan di bidang keuangan, pertanian, lingkungan hidup, keadilan, transportasi, ketenagakerjaan, dan urusan sosial," pungkasnya.

 

 

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Walhi: Drainase Buruk dan Pembangunan Salah Picu Banjir Jambi

Walhi: Drainase Buruk dan Pembangunan Salah Picu Banjir Jambi

LSM/Figur
Uni Eropa Beri Produsen Mobil Kelonggaran untuk Penuhi Aturan Emisi

Uni Eropa Beri Produsen Mobil Kelonggaran untuk Penuhi Aturan Emisi

Pemerintah
Finlandia Tutup PLTU Batu Bara Terakhirnya

Finlandia Tutup PLTU Batu Bara Terakhirnya

Pemerintah
China Berencana Bangun PLTS di Luar Angkasa, Bisa Terus Panen Energi Matahari

China Berencana Bangun PLTS di Luar Angkasa, Bisa Terus Panen Energi Matahari

Pemerintah
AS Pertimbangkan Tambang Laut Dalam untuk Cari Nikel dan Lawan China

AS Pertimbangkan Tambang Laut Dalam untuk Cari Nikel dan Lawan China

Pemerintah
LPEM UI: Penyitaan dan Penyegelan akan Rusak Tata Kelola Sawit RI

LPEM UI: Penyitaan dan Penyegelan akan Rusak Tata Kelola Sawit RI

Pemerintah
Jaga Iklim Investasi, LPEM FEB UI Tekankan Pentingnya Penataan Sawit yang Baik

Jaga Iklim Investasi, LPEM FEB UI Tekankan Pentingnya Penataan Sawit yang Baik

Pemerintah
Reklamasi: Permintaan Maaf yang Nyata kepada Alam

Reklamasi: Permintaan Maaf yang Nyata kepada Alam

LSM/Figur
Dampak Ekonomi Perubahan Iklim, Dunia Bisa Kehilangan 40 Persen GDP

Dampak Ekonomi Perubahan Iklim, Dunia Bisa Kehilangan 40 Persen GDP

LSM/Figur
Studi: Mikroplastik Ancam Ketahanan Pangan Global

Studi: Mikroplastik Ancam Ketahanan Pangan Global

LSM/Figur
Kebijakan Tak Berwawasan Lingkungan Trump Bisa Bikin AS Kembali ke Era Hujan Asam

Kebijakan Tak Berwawasan Lingkungan Trump Bisa Bikin AS Kembali ke Era Hujan Asam

Pemerintah
Nelayan di Nusa Tenggara Pakai “Cold Storage” Bertenaga Surya

Nelayan di Nusa Tenggara Pakai “Cold Storage” Bertenaga Surya

LSM/Figur
Pakar Pertanian UGM Sebut Pemanasan Global Ancam Ketahanan Pangan Indonesia

Pakar Pertanian UGM Sebut Pemanasan Global Ancam Ketahanan Pangan Indonesia

LSM/Figur
3 Akibat dari Perayaan Lebaran yang Tidak Ramah Lingkungan

3 Akibat dari Perayaan Lebaran yang Tidak Ramah Lingkungan

LSM/Figur
1.620 Km Garis Pantai Greenland Tersingkap karena Perubahan Iklim, Lebih Panjang dari Jalur Pantura

1.620 Km Garis Pantai Greenland Tersingkap karena Perubahan Iklim, Lebih Panjang dari Jalur Pantura

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau