"Konflik meninggalkan jejak kehancuran, tekanan mental dan fisik, serta kematian," ujar Direktur Jenderal WHO.
Ia menyampaikan bahwa pembakaran bahan bakar fosil secara bersamaan menjadi pendorong krisis iklim dan melanggar hak manusia untuk menghirup udara bersih.
Baca juga: Tak Hanya Kesehatan, Puntung Rokok Juga Merusak Lingkungan
"Krisis iklim pada gilirannya menyebabkan kejadian cuaca ekstrem yang mengancam kesehatan dan kesejahteraan di seluruh dunia dan menghambat akses terhadap layanan untuk memenuhi kebutuhan dasar," tutur Tedros.
Oleh karena itu, ia mengungkapkan, tujuan dari kampanye ini adalah untuk membuat layanan kesehatan tersedia, dapat diakses, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
Pada Hari Kesehatan Sedunia ini dan seterusnya, WHO menyerukan agar pemerintah melakukan investasi yang berarti untuk meningkatkan layanan kesehatan primer.
Lalu, agar dapat memastikan transparansi dan akuntabilitas, dan untuk melibatkan individu dan komunitas secara bermakna dalam pengambilan keputusan seputar kesehatan.
Tedros menyebut, WHO mendesak masyarakat untuk mengetahui, melindungi, dan mempromosikan hak-hak kesehatan mereka.
Termasuk hak-hak yang terkait dengan layanan yang aman dan berkualitas, nol diskriminasi, privasi dan kerahasiaan, informasi, otonomi tubuh, dan pengambilan keputusan.
"Menyadari saling ketergantungan antara hak atas kesehatan dan hak-hak dasar lainnya, kampanye ini mencakup seruan untuk mengambil tindakan di bidang keuangan, pertanian, lingkungan hidup, keadilan, transportasi, ketenagakerjaan, dan urusan sosial," pungkasnya.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya