Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/04/2024, 14:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Semakin maju dan modern sebuah peradaban, semakin mudah pula kehidupan manusia.

Kemudahan tersebut didapatkan dari berbagai produk. Akan tetapi, produk-produk tersebut juga bisa menjadi buah simalakama bagi kehidupan.

Berbagai produk yang memudahkan justru menjadi ancaman lingkungan yang serius apabila dikonsumsi secara berlebihan.

Pilihan produk yang kita beli dalam kehidupan sehari-hari dapat membantu upaya pelestarian alam.

Dilansir dari berbagai sumber, berikut contoh tujuh produk yang perlu dihindari untuk ikut serta menjaga lingkungan.

Baca juga: 4 Kabar Baik soal Lingkungan Sepanjang April

1. Air minum dalam botol

Air minum dalam botol sekarang ini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia modern karena kepraktisannya, apalagi ketika bepergian.

Biasanya, botol tersebut terbuat dari plastik. Rutin membeli air minum dalam botol berpotensi meningkatkan sampah plastik.

Sekitar 500 miliar botol plastik digunakan di seluruh dunia setiap tahunnya. Hanya 12 persen dari botol-botol tersebut yang didaur ulang,.

Untuk itu, bawalah botol air minum sendiri sebagai wadah air minum ketika bepergian.

Baca juga: Dijual, Patung Messi Berbahan Plastik Daur Ulang Rumah Lingkungan

2. Kantong plastik

Ilustrasi kantong plastik. Ilustrasi kantong plastik.

Kantong sekali platik sekali pakai merupakan ancaman bagi lingkungan. Ada lebih dari 5 triliun kantong plastik digunakan di seluruh dunia setiap tahunnya.

Kantong plastik membutuhkan waktu berabad-abad untuk terurai dan seringkali berakhir di lautan, sehingga membahayakan kehidupan laut dan mencemari sumber air.

Untuk itu, kita perlu menghindari konsumsi sampah plastik dan menggunakan kantong yang bisa dipakai berulangkali.

3. Sedotan Plastik

Sedotan mungkin terlihat kecil, namun dampak negatifnya terhadap lingkungan sangat besar.

Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, sampah sedotan plastik dari Indonesia mencapai 93 juta ton per tahun.

Walaupun kelihatannya kecil, dampak buruknya terhadap lingkungan sangatlah besar bila semua digabungkan.

Ada alternatif pengganti sedotan plastik yang dapat digunakan kembali dan ramah lingkungan seperti sedotan logam atau bambu.

Baca juga: 4 Dampak Buruk PLTU Batu Bara terhadap Lingkungan

4. Paper towel

Paper towel atau tisu cuci tangan terbuat dari pohon, dan produksinya berkontribusi terhadap deforestasi dan emisi gas rumah kaca.

Sebagai gantinya, kita bisa menggunakan handuk kain atau pilih alternatif kertas ramah lingkungan yang terbuat dari bahan daur ulang.

5. Fast fashion

Fast fashion adalah industri yang merusak lingkungan karena produksinya yang masif.Freepik/lookstudio Fast fashion adalah industri yang merusak lingkungan karena produksinya yang masif.

Industri fast fashion merupakan salah satu pencemar terbesar di dunia karena jejak karbonnya yang sangat besar dan mencemari air.

Hal ini karena fast fashion mendorong produksi pakaian sekali pakai dengan kualitas rendah yang berakhir di tempat pembuangan akhir setelah beberapa kali digunakan.

Salah satu upaya yang bisa kita lakukan adalah menerapkan gaya hidup yang berkebalikan, yaitu slow fashion.

Slow fashion adalah gerakan dan pendekatan yang mengedepankan kualitas, keberlanjutan, dan usia pakai yang panjang dari sebuah produk fesyen.

Baca juga: Rayakan Lebaran Ramah Lingkungan, Berikut 7 Tip yang Bisa Kita Lakukan

6. Wadah styrofoam

Styrofoam tidak pernah terurai sempurna. Bahan ini berubah menjadi potongan-potongan kecil dan melepaskan bahan kimia beracun ke lingkungan.

Lebih baik hindari penggunaan styrofoam dan ganti dengan wadah yang bisa digunakan kembali atau wadah yang dapat terurai secara sempurna.

7. Alat makan sekali pakai

Penggunan sendok plastik masif di sistem delivery order makanan sehingga berdampak buruk pada lingkunganPexels/ Min An Penggunan sendok plastik masif di sistem delivery order makanan sehingga berdampak buruk pada lingkungan

Saat berkemah atau mengadakan acara di rumah, terkadang kita membeli peralatan makan dan piring sekali pakai karena mudah dan murah.

Akan tetapi, peralatan makan dan piring sekali pakai berpotensi menjadi sampah yang mencemari lingkungan.

Selain menghasilkan sampah, produksi barang-barang ini memerlukan sumber daya dan energi yang besar.

Jadi, sebisa mungkin hindari eralatan makan dan piring sekali pakai dan memakai peralatan makan yang dapat digunakan kembali.

Baca juga: 5 Dampak Buruk Petasan Terhadap Lingkungan dan Kesehatan

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau