KOMPAS.com - Brasil menghadapi pemutihan terumbu karang terburuk sepanjang sejarah karena naiknya suhu air laut akibat perubahan iklim.
Sejumlah besar terumbu karang di sepanjang garis pantai Atlantik Brasil berubah warna menjadi putih pucat.
Luasan terumbu karang yang mengalami pemutihan tersebut membentang dari Negara Bagian Alagoas di timur laut hingga Rio Grande do Norte, termasuk taman laut Coral Coast.
Baca juga: Krisis Iklim Makin Parah, 53 Negara Alami Pemutihan Terumbu Karang Massal
Empat ilmuwan yang memantau terumbu karang mengatakan kepada Reuters, tahun ini akan terjadi pemutihan terburuk yang pernah terjadi di Coral Coast dan mungkin seluruh negeri.
Selama setahun terakhir, suhu lautan memanas hingga memecahkan rekor akibat perubahan iklim yang diperparah oleh fenomena alami El Nino.
Direktur penelitian di Coral Vivo Institute Miguel Mies mengatakan, hampir semua terumbu karang di beberapa bagian taman laut telah terkena dampaknya, dan beberapa di antaranya mulai mati.
Terumbu karang yang kurang terkenal di ujung Brazil dekat kota Natal terkena dampak yang lebih parah, katanya.
Baca juga: Dunia di Ambang Pemutihan Terumbu Karang Massal Keempat karena Perubahan Iklim
Para penyelam di Coral Coast telah mengukur suhu air mencapai sekitar 33 derajat celsius, sebagaimana dilansir Reuters, Rabu (17/4/2024).
Suhu tersebut terpaut sangat tinggi bila dibandingkan suhu aman bagi terumbu karang yakni sekitar 27 derajat celsius.
Korrdinator Reef Conservation Project Pedro Pereira mengatakan, pemutihan terumbu karang di Brasil sangat parah.
"Kami melihat kepunahan ekosistem yang begitu mengerikan di depan mata kita," ujar Pereira.
Baca juga: PBB Jajaki Mekanisme Asuransi Terumbu Karang di Kepulauan Gili
Masalah pemutihan terumbu karang tidak hanya terjadi di Brasil. Sejak awal 2023, setidaknya 53 negara mengalami pemutihan terumbu karang massal akibat kenaikan suhu laut yang dipicu perubahan iklim.
Laporan tersebut disampaikan badan kelautan dan atmosfer AS yaitu National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) dan koalisi internasional International Coral Reef Initiative (ICRI).
NOAA dan ICRI menuturkan, dunia sedang mengalami peristiwa pemutihan terumbu karang global yang keempat, yang kedua dalam sepuluh tahun terakhir.
"Dari Februari 2023 hingga April 2024, pemutihan karang yang signifikan telah didokumentasikan di Belahan Bumi Utara dan Selatan di setiap cekungan laut utama," kata Koordinator Coral Reef Watch (CRW) NOAA Derek Manzello, sebagaimana dilansir Earth.org, Senin (15/4/2024).
Pemutihan karang secara massal tersebut terkait langsung dengan kenaikan suhu permukaan laut.
Baca juga: Dua Perusahaan Transplantasi Terumbu Karang di Kepulauan Seribu
Bulan lalu, suhu permukaan laut rata-rata mencapai rekor tertinggi yakni 21,07 derajat celsius, suhu bulanan tertinggi sejak pencatatan dimulai.
Pada 2023, suhu laut naik karena fenomena alami El Nino yaitu siklus menghangatnya suhu permukaan air di Samudra Pasifik bagian tengah.
Akan tetapi, meski El Nino mulai melemah pada 2024, suhu permukaan laut tetap mengalami tren kenaikan.
Direktur Potsdam Institute for Climate Impact Research Profesor Johan Rockstrom mengatakan, apa yang terjadi pada 2023 tidak jauh berbeda dengan tahun 2016, tahun terpanas kedua yang pernah tercatat.
"Dan kemudian tahun 2024 dimulai, dan cuaca menjadi lebih hangat. Kami belum dapat menjelaskan (tren) ini dan hal ini membuat para ilmuwan yang berfokus tentang Bumi seperti saya menjadi sangat gugup," kata Rockstrom kepada Earth.org.
Baca juga: BRI Insurance Manado Gelar Transplantasi Terumbu Karang di Taman Nasional Bunaken
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya