KOMPAS.com - Deputi Advokasi, Penggerakan, dan Informasi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sukaryo Teguh Santoso mengatakan, partisipasi masyarakat di pos pelayanan terpadu (posyandu) menjadi kunci penurunan stunting.
Menurut Teguh, setiap jadwal posyandu perlu dihadiri dan didukung oleh keluarga agar upaya penurunan stunting bisa berjalan, sebagaimana dilansir Antara, Senin (29/4/2024).
Teguh menyampaikan hal tersebut dalam rangkaian memperingati Hari Posyandu Nasional yang jatuh setiap 29 April.
Baca juga: Jumlah Keluarga Berisiko Stunting Menurun 1,2 Juta
Menurutnya, partisipasi ibu hamil perlu ditingkatkan apabila ingin menyukseskan program-program di posyandu.
"Artinya, ibu hamil harus datang. Ibu dengan bayi di bawah dua tahun (baduta) harus hadir, untuk diperiksa berat, tinggi badan, lingkar kepala, dan aspek-aspek lainnya. Jadi kuncinya ayolah datang ke posyandu untuk mewujudkan kesehatan ibu dan anak, termasuk mencegah stunting," ujar dia.
Teguh menambahkan, dalam upaya penurunan stunting, posyandu juga mesti mampu meningkatkan cakupan partisipasi masyarakat.
Baca juga: Hasilkan Data Stunting Sesuai, Pengukuran Balita di Posyandu Harus Seragam
"Jadikan posyandu sebagai pusat pelayanan dasar keluarga atau masyarakat yang berbasis di masyarakat paling bawah, gotong royong itulah posyandu," tuturnya.
Menurutnya, apabila kegiatan posyandu dijalankan dengan baik dan benar, maka stunting dapat dikelola dengan baik, karena termasuk salah satu bagian pencegahan.
"Contoh, posyandu itu kan sasaran utamanya ibu hamil. Standar operasional prosedurnya disarankan untuk percepatan penurunan stunting, paling tidak enam kali untuk pemeriksaan ibu hamil yang sebelumnya empat kali. Ini kan dilakukan di posyandu," kata dia.
Baca juga: Turunkan Stunting, Banjar Jadi Percontohan Kampung KB 2024
Ia juga menjelaskan bahwa program-program BKKBN telah terintegrasi dengan posyandu sejak tahun 1988.
"Sejak awal, tahun 1988 sebenarnya sudah ada integrasi itu, melalui program keluarga berencana, karena posyandu itu kan programnya kesehatan ibu, anak, termasuk bayi, balita, imunisasi, ada keluarga berencana. Artinya, integrasi BKKBN dengan posyandu sudah sejak awal dilakukan," ucap Teguh.
Ia menambahkan sejak tahun 1985, tanggal 29 April sudah dicanangkan sebagai Hari Posyandu Nasional, sekaligus menandai peresmian pembentukan posyandu oleh Presiden Soeharto.
Baca juga: Ini 3 Langkah Kenali Stunting Menurut Dokter Anak
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya