Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Jadi Tuan Rumah WWF ke 10, Apa Manfaatnya?

Kompas.com - 13/05/2024, 07:00 WIB
Suhaiela Bahfein,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah ajang perhetalatan internasional, World Water Forum (WWF) atau Forum Air Dunia ke-10 di Nusa Dua, Bali, pada 18 Mei 2024-25 Mei 2024.

Selain itu, Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah WWF tahun ini melalui Sidang Umum World Water Council (WWC) di Dakar, Senegal, pada 19 Maret 2022 lalu.

Dari 36 suara, Bali terpilih menjadi tuan rumah WWF ke-10 dengan mendapatkan 30 suara.

Alasan terpilihnya Indonesia karena dinilai telah berpengalaman dan sukses dalam sejumlah gelaran internasional seperti Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) tahun 2022.

Baca juga: Siap Layani Delegasi WWF ke-10, 440 Mobil Listrik Tiba di Pelabuhan Benoa

Lalu, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 tahun 2022, KTT ASEAN tahun 2023, dan KTT AIS Forum tahun 2023.

Indonesia merupakan negara pertama di Asia Tenggara yang menjadi tuan rumah WWF. Hal ini dinilai sebagai bukti kepercayaan masyarakat internasional terhadap komitmen mengenai isu lingkungan.

Selain menjadi tuan rumah, Indonesia berperan aktif memberikan ide perihal pengelolaan sumber daya air (SDA) kepada negara lain yang ikut serta.

Selain itu, Indonesia mengusulkan tiga hal saat Ministerial Declaration yakni pusat keunggulan untuk ketahanan air dan iklim.

Selanjutnya, pengelolaan SDA terpadu untuk pulau-pulau kecil, serta Hari Danau Sedunia sebagai resolusi baru Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).

Lantas, apa manfaat Indonesia dengan menjadi tuan rumah WWF ke-10 di Bali?

Dikutip dari laman Instagram resmi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) @kemenpupr, Senin (13/5/2024) sebagai  berikut:

  1. Dapat meningkatkan citra positif Indonesia di dunia internasional. Sehingga, dapat menguatkan posisi di kancah global.
  2. Adanya peluang bagi masyarakat Indonesia untuk menyuarakan masalah hingga solusi pengelolaan SDA.
  3. Terbukanya peluang kerja sama pengelolaan SDA dengan negara-negara maju.
  4. Wadah untuk memperkenalkan seni, budaya, dan kearifan lokal ke dunia internasional.
  5. Berdampak positif bagi sektor pariwisata nasional dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
SIS Group Kolaborasi dengan Raffles Institution, Kembangkan Pertukaran Pelajar Berkelanjutan di Asia Tenggara
SIS Group Kolaborasi dengan Raffles Institution, Kembangkan Pertukaran Pelajar Berkelanjutan di Asia Tenggara
Swasta
Populasi Burung Dunia Menyusut 61 Persen, Krisis Sudah di Depan Mata
Populasi Burung Dunia Menyusut 61 Persen, Krisis Sudah di Depan Mata
LSM/Figur
Hari-hari Terasa Panas Menyengat, BMKG Ungkap Penyebabnya
Hari-hari Terasa Panas Menyengat, BMKG Ungkap Penyebabnya
Pemerintah
Langkah Maju Konservasi, IUCN Adopsi Resolusi Lawan Kejahatan Lingkungan
Langkah Maju Konservasi, IUCN Adopsi Resolusi Lawan Kejahatan Lingkungan
Pemerintah
Pemerintah Fokus Tangani Karhutla di Luar 6 Wilayah Prioritas
Pemerintah Fokus Tangani Karhutla di Luar 6 Wilayah Prioritas
Pemerintah
Kabar Baik, Populasi Penyu Hijau Dunia Naik 28 Persen
Kabar Baik, Populasi Penyu Hijau Dunia Naik 28 Persen
Pemerintah
Guru Besar ITB: Etanol di BBM Kurangi Impor dan Buka Peluang Kerja Hijau
Guru Besar ITB: Etanol di BBM Kurangi Impor dan Buka Peluang Kerja Hijau
LSM/Figur
BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan Pada Desember, Waspadai Banjir dan Longsor
BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan Pada Desember, Waspadai Banjir dan Longsor
Pemerintah
Laporan IEA: Lebih 100 Negara Kurangi Impor Bahan Bakar Fosil
Laporan IEA: Lebih 100 Negara Kurangi Impor Bahan Bakar Fosil
Pemerintah
Peran Strategis Industri Kertas dalam Menjaga Hutan Lestari
Peran Strategis Industri Kertas dalam Menjaga Hutan Lestari
BrandzView
Setengah Emisi dari Pangan Bisa Dipangkas Lewat Praktik Berkelanjutan
Setengah Emisi dari Pangan Bisa Dipangkas Lewat Praktik Berkelanjutan
LSM/Figur
ESDM : 110 Gedung Menghemat Energi 34 GWh, Turunkan Emisi 24.513 tCO2e
ESDM : 110 Gedung Menghemat Energi 34 GWh, Turunkan Emisi 24.513 tCO2e
Pemerintah
BMKG: Kerugian Ekonomi akibat Karhutla Turun hingga Rp 68 T
BMKG: Kerugian Ekonomi akibat Karhutla Turun hingga Rp 68 T
Pemerintah
Pensiun Dini Batu Bara Ancam Ribuan Pekerja, Menaker Perlu Petakan Green Jobs
Pensiun Dini Batu Bara Ancam Ribuan Pekerja, Menaker Perlu Petakan Green Jobs
LSM/Figur
Menembus Hutan Kalimantan, Perjalanan Mencari Asa di Sekolah Pedalaman
Menembus Hutan Kalimantan, Perjalanan Mencari Asa di Sekolah Pedalaman
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau